Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Haechan mengerang kesal. Bisa-bisanya ponselnya mati bertepatan dengan Singto mendebat Krist! Masih dengan segala rasa malasnya, lelaki gembul itu menggulingkan badannya ke ujung kasur dan meraih kabel charger untuk kemudian dipasangkan dengan ponselnya. Sembari menunggu ponselnya menyala, Hyuck mencoba untuk membiasakan penglihatannya. Kamarnya gelap hanya bias lampu jalan yang masuk melalui jendelanya dan membuatnya masih bisa melihat jarum jam di tengah dinding. Setengah dua pagi.
Haechan menghela napas. Selama liburan jadwal tidurnya kacau! Bukan liburan aja udah kacau apalagi liburan. Sekarang ini dia lagi marathon SOTUS yang entah untuk berapa kalinya. Lagian si Jeno bilangnya mau ngambil kamera buat besok tapi ngga nyampe-nyampe.
Baru saja Haechan hendak ke toilet ketika ponselnya mengeluarkan dering khas.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Buru-buru, ia membalas pesan Jeno dan menuju lemarinya. Mengeluarkan tas kamera dan mengambil kunci rumah. Ka Johnny pasti lagi cuddling sama ka Ten di atas.
Begitu pintu pagar terbuka, memperlihatkan Jeno dengan jaket parasutnya duduk di atas vespa kesayangan.
"Nih" Haechan mengulurkan tangannya dan memberikan tas kamera kepada lelaki bermata sipit di hadapannya.
"Baterai? Charger? Kabel?"
"Udah semua. Cerewet." gerutu Haechan.
"Okay, thank you. Balik, Chan" pamit Jeno setelah menyilangkan tas kamera di bahunya dan menyalakan mesin motornya. Untungnya, vespa Jeno bukan vespa 2 tak yang berisik kalau tidak, bisa-bisa Haechan ditegur satpam karena membuat gaduh jam dua pagi.
"Yo, tiati, Jen." Balas Haechan, menunggu Jeno menghilang di tikungan lalu mengunci kembali pagar rumahnya.
Besok ... ah tidak, maksudnya nanti pagi akan ada acara demo ekskul di sekolahnya. Berhubung MOS di sekolahnya baru selesai hari Jumat kemarin jadi hari Senin ini direncanakan untuk show off ekskul apa saja yang ada di sekolahnya. Berhubung Haechan tidak tergabung di ekskul manapun, Haechan tau kok itu melanggar peraturan, jadi ia memutuskan untuk di rumah aja.
Sayangnya, bertepatan dengan Singto yang memberikan gear-nya kepada Krist dan azan subuh berkumandang, seseorang mengetuk pintu kamarnya. Haechan hampir saja berteriak kalau tidak ingat jam segini tetangganya masih tidur.