6. Penjelasan Ombrophobia

297 37 10
                                    

Arkan membantingkan tubuhnya keatas tempat tidur. Ia teringat obrolan Kanania dan Bu Laila.

"Ombrophobia," gumam Arkan lalu bangkit dan membuka laptopnya.

Jari jarinya menari lincah diatas keyboard laptop. Matanya fokus pada layar dan mulutnya komat kamit seperti merapalkan do'a. Dramatis banget.

"Nah ada, ombrophobia."

Tangannya menggulir laman artikel itu.

Ombrophobia merupakan suatu kelainan psikologi yang takut akan hujan. Orang yang mengidap ombrophobia akan menghindari hujan dan mengunci dirinya di dalam ruangan. Pengidap ombrophobia dapat mengalami gejala seperti kekhawatiran berlebih, ketakutan, berlari mengurung diri, panik, sulit bernapas, jantung berdegup kencang, bahkan berteriak dan menangis.

Arkan mengangguk ngangguk mengerti, "kayak Kanania."

Banyak hal bisa memicu seseorang mengidap ombrophobia seperti adanya pengalaman yang tidak menyenangkan saat hujan atau adanya gambaran hujan yang mengerikan sejak kecil.

Seseorang yang takut hujan bisa juga dikarenakan oleh trauma pernah mengalami banjir hingga membuatnya kehilangan banyak barang di rumahnya. Atau pernah putus dari pacar yang terjadi saat hujan juga bisa menimbulkan ombrophobia.

Arkan terkikik geli.

"Kalo gegara trauma bisa aja. Tapi disini enggak pernah banjir. Eh mana gue tau, bisa aja dulu semasa dia orok pernah keseret banjir.

Arkan menggulir kembali laman itu. Membacanya dengan teliti dan sangat memahami. Tak pernah ia sefokus ini sebelumnya.

Ombrophobia dapat disembuhkan dengan terapi relaksasi, pengobatan, atau cognitive behavioral therapy (CBT). Namun yang tidak kalah penting bagi penderita ombrophobia adalah dia membutuhkan teman untuk membantunya sembuh dan menemaninya saat terjadi hujan.

"Ah kalo gue bawa ke cog..cog.. ah bodo apa namanya gue gatau dimana tempatnya. Kalo yang terakhir gue bisa," katanya bersemangat.

Arkan mematikan laptopnya dan kembali ia simpan ke tempat semula. Arkan mengganti pakaian dan pergi ke meja makan. Setelah selesai menyumpal mulut cacing cacing di perutnya, ia kembali kedalam kamarnya. Menatap foto dirinya dan seorang gadis saat pelantikan. Kanania.

"Ngangin dulu ah, ngehalu enak kali," gumamnya.

Bel pagar berbunyi, "Kanania? Ah bukan dia pasti teriak teriak kalo kesini."

"De, ada Zaki sama Bobby." Teriak Haikal dari ruang tamu.

"Oh, suruh naik aja, Bang."

Kedua buntelan bulu ketek kesayangan Arkan membuka pintu kamarnya.

1

2

3

Arkan menghitung dalam hati.

"HALLO BABON BURIQ APA KABAR?" Teriak Zaki heboh.

"Wah udah lama gue enggak dateng kesini," kata Bobby.

My Ombrophobia Girl [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang