"CIUM aku di sini," bisikku dengan suara serak. Membawa kepala Myungsoo menunduk, mengarahkannya ke dadaku. Wajahku benar-benar panas sekarang, pandanganku nanar menatap kulkas, sementara dua tungkaiku yang menggantung ke bawah—aku sedang duduk di atas meja bar mini di dapurku—mulai seperti mati rasa. Kugigit bibir bawahku pelan saat merasakan lidah Myungsoo bermain-main dengan satu dadaku. Sialan, aku benar-benar ingin. "Aku ingin menciummu," rengekku padanya. Menarik rambut Myungsoo agak mendapat perhatiannya.
"Apa?"
Aku tersentak.
Sial, apa aku sedang melamun kotor?
Kupukul kepalaku pelan sambil menggerutu, kemudian menemukan tumpukan piring dan teflon kotor di wastafel. Dengan sedikit menggeser pandangan, aku juga bisa menemukan dua cangkir coklat hangat yang uapnya masih mengepul.
"Kau bilang apa tadi?" suara Myungsoo semakin jelas.
Kudongakkan kepala lantas berpaling menghadapnya. Satu senyuman kuberikan seraya mengambil mug berisi coklat panas dari atas meja. "Aku bertanya kau ingin pakai toping apa."
"Tidak usah," katanya, mengambil satu coklat panas dariku dan perasaan tersengat itu hadir lagi.
Astaga! Ini sebenarnya ada apa ya? Aku benar-benar heran dengan diriku sendiri.
Tidak ingin Myungsoo mengetahui kalau aku sedang terintimidasi—sampai melamun kotor—aku berusaha mengambil alih kembali pikiranku (aku masih yakin kalau aku seperti ini karena sudah lama tidak di grepe-grepe saja) dan melangkah mengikutinya menuju ruang televisi.
Setelah membuatkan Myungsoo makanan singkat yang bahannya tak kurang dari dua, aku menawarkan segelas coklat hangat padanya. Sepertinya malam ini kami akan menghabiskan waktu berdua dengan menonton netflix.
"Kau suka ini?" tanyaku menunjukan satu judul film yang mungkin bisa kami tonton.
"Aku kurang suka romance. Bagaimana kalau horror?" kata Myungsoo.
Kutatap Myungsoo sambil menyipitkan mata. "Kau ada modus ya?"
"Apa?"
"Menonton film horor agar bisa kupeluk-peluk?" kataku sambil lalu. Kemudian mulai mencari genre film horor. "Tapi tenang saja, aku memang takut zombie namun tidak takut hantu."
"Kau selalu percaya diri seperti ini ya?"
Kutatap Myungsoo dengan pandangan jumawa. "Aku Suzy."
Kukira ia akan mendengus atau berkomentar kasar, alih-alih ia hanya mengangguk setuju. "Ya, tentu saja."
Dia jadi penurut dan tidak mudah berkata kasar setelah makan masakanku. Hmm...
"Bagaimana kau bisa masak?" suara Myungsoo mengalun. Aku melirik sekilas, ia sedang menyesap coklat hangatnya sambil bersandar pada sofa. Kedua matanya menatap lurus pada layar televisi yang belum memutar apapun. "Maksudku—ya, kukira kau bukan seorang yang punya hobi memasak. Makananmu sangat enak."
"Dulu aku pernah mengalami masa sulit, dan menjadi pekerja paruh waktu di sebuah restoran." Kataku. Aku tidak tahu kenapa aku menceritakan kisah ini pada orang asing—iya, Myungsoo masih orang asing bagiku—tapi sebelum aku sempat mencernanya, yang kutahu ceritaku itu sudah mengalir. "Aku hidup bukan di keluarga barbie. Ayah meninggalkan ibu, dan ibu selalu berkata kalau dia benci punya anak. Dia terus marah, namun tetap melakukan tugasnya menyekolahkanku. Karena aku ingin punya uang jajan lebih, akhirnya aku memutuskan mengambil pekerjaan paruh waktu. Go ahjumma adalah wanita yang mengajariku caranya memasak dengan cinta, menurutnya rasa yang dikeluarkan dari masakan itu akan terasa berbeda jika kita memasak dengan cinta." aku ingat dengan jelas saat bibi itu mengatakan resep rahasia dari makanan enak, aku tersenyum kecil dan kembali melanjutkan, "Padahal aku sama sekali tidak mengetahui bagaimana bentuk cinta. Go ahjumma memberikan gambaran cinta seperti keluarga, tapi aku bahkan tidak bisa membayangkan itu. Aku tidak pernah mendapatkan itu. Kau pasti akan mengangkat alis saat kukatakan kalau akhirnya aku bisa memasak dengan "resep rahasia" itu ketika merasakan memiliki sosok ibu. Sosok keluarga. Ya meskipun sosok itu harus lebih dulu menghadap ke—oh yaampun, Kim Myungsoo, kau kenapa?!" tanyaku cepat saat mendengar suara gelas dan lantai beradu. Coklat panas itu sudah banjir di lantai, namun yang menjadi fokusku adalah Myungsoo yang wajahnya sudah seperti mumi!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Celebrity And Her Perfect Match | MYUNGZY COUPLE
FanficDISCLAIMER: Cerita ini hanya fiksi belaka. Author hanya meminjam nama tokoh, tempat, dan merek untuk kebutuhan cerita. Cerita milik author, sedangkan Idol milik orang tua dan agensinya.🧡 Judul sebelumnya: Hello, "Bagaimana kalau kita berkencan?" "A...