Seoul National University
Seoul, Korea Selatan
14:30pm KSTLangit di ujung danau itu menampakan panorama yang cukup indah untuk dipandang, di mana saat matahari setengah berhasrat turun ke peraduan, di remangnya langit, ia tinggalkan begitu banyak pesan diantara rasa enggan dan sebuah keharusan.
Bahkan udara yang berhembus pun turut andil memberi suasana dingin menembus kulit, hingga mengharuskan Jaejong untuk berkata, "Nona, tolong eratkan lagi jaketmu." pada Vaya yang kini masih sibuk mengusap air mata. Hidung gadis itu terlihat memerah, entah karena cuaca atau karena ia sedang menahan emosi yang berkecamuk di dalam dirinya.
Tepat 1 jam yang lalu, Haeun bercerita mengenai banyak hal tentang kasus Jisoo yang melibatkan Hyemi. Ia juga memberikan seberkas bukti yang akan membantu Vaya guna menuntut Jisoo dalam pengadilan nanti.
Ah, Vaya emosi sekali.
"Pelajari dan buat salinan yang cukup banyak. Berikan pada Jaksa Lee yang asli sedangkan yang lainnya bisa kau simpan. Kita tidak boleh kehilangan berkas sepenting ini."
Gadis itu memberi perintah kepada Jaejong dengan nada tegas seraya menyodorkan semua lembaran kertas yang tadi Haeun berikan.
Jika kalian bertanya apa saja isinya, disana ada biodata Minjoo--korban pembunuhan Jisoo sekaligus sahabat baik Haeun dan Hyemi semasa SMA tingkat akhir. Terdapat juga kronologi kejadiaan berdasarkan sudut pandang Haeun dan Hyemi, bukti panggilan dan beberapa foto percakapan Minjoo dan Jisoo sebelum malam mengenaskan itu terjadi pun turut hadir dalam berkas yang Haeun lampirkan.
Lengkap memang, karena Haeun sendiri sudah menyimpan semua itu sedari lama. Hanya saja keberanian yang tidak ada, takut? Jelas. Dia sangat takut jika keluarganya akan bernasib sama dengan Hyemi.
"Vaya, aku harap kau akan baik-baik saja. Tetaplah kuat apapun yang akan terjadi kedepannya. Aku benar-benar berterima kasih padamu, keluarga Minjoo pasti akan senang jika kau melakukan semua ini."
Bayang-bayang Haeun saat mengatakan itu terputar lagi dalam benak Vaya. Bahkan genggaman itu kembali terasa dalam kedua tangannya.
Haeun begitu tulus mencintai kedua sahabatnya. Mungkin memang benar hanya dia yang memiliki nasib bagus karena Jisoo tidak terlalu mengusik kehidupannya. Ya karena memang selama ini Haeun sendiri tak pernah mengusik apapun dari wanita berhati iblis itu.
"Pengawal Lee?"
Jaejong menoleh setelah selesai melihat berkas itu. "Ya, Nona? Mau pulang sekarang?"
Vaya menggeleng, "aku ingin berjalan-jalan di sekitar sini. Apa bisa?"
"Nona ... " Jaejong menunjukan ekspresi yang tidak Vaya inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Season in Seoul
FanficMenjadi pasangan hidup idola mungkin adalah impian yang lumrah dikalangan penggemar. Namun nampaknya hal itu sudah tidak berlaku lagi bagi ARMY (Sebutan penggemar boygrup BTS), bagi mereka mengikuti dan terlibat langsung dalam sebuah project bersama...