SAMARA~4

332 36 1
                                    

Deru suara motor memasuki pekarangan rumah yang mewah berlantai dua. Rumah terlihat asri karena di halaman depan rumahnya di pasangi pot-pot bunga yang terlihat terawat. Pasti pemiliknya seseorang yang rajin dan pandai dalam segi estetik.

Samudra sampai di rumahnya hampir maghrib, bukan karena jarak rumahnya yang jauh, tapi karena naik motornya di tempuh dengan kecepatan sedang terkesan santai. Sambil menikmati indahnya pemandangan senja sore hari.

     "Assalamualaikum, Bun",Sam salim pada Nadia Bundanya.

     "Waalaikumsalam Bang, langsung mandi ya bunda sama mbok Asih udah siapin makan malam"

     "Siap bundaku sayang"

Samudra bergegas menaiki tangga menuju kamarnya. Dia melempar tas dan melepas semua atribut sekolahnya (yang melekat hanya sepatu dan celana seragamnya karena kemeja seragamnya sudah berhanti dengan kaos hitam yang tadi dilapisi jaket).

Ritual mandinya tidak terlalu lama hanya dengan waktu 15 menit Sam sudah keluar dari kamar mandi dengan memakai celana pendek selutut dan belum memakai baju. Bisa kalian lihat lah perut nya dengan roti sobeknya, lengan dengan ototnya, tak ketinggalan dengan tangan kanannya yang sedang mengusap-usap rambutnya yang basah dengan handuk kecil. Aura ketampanan Sam terpancarr.

Di buka lemarinya untuk mengambil kaos polos berwarna putih. Sam kembali ke kamar mandi untuk mengambil wudhu dan bersiap melaksanakan sholat maghrib. Sam memakai sarung dan menggelar sajadah juga memakai peci di kepalanya.

'Tok-tok-tok'

    "Abang?",terdengar panggilan dari Alya adiknya Sam, gadis kecil kelas 2 SMP . Pas sekali, Sam baru saja menyelesaikan ibadah, kembali mengemasi sajadah dan dikembalikan ke tempat asalnya.

     "Iya, kenapa",jawabnya menoleh.

     "Bang disuruh bunda turun buat makan, cepetaan",suruhnya cepat-cepat.

     "Iya bentar"

     "Bentarnya lo itu ya bang lama menurut gue, perut gue udah laper"rengeknya.

     "Lah ni bocah, yaudah makan duluan sono",sebal dengan adiknya ini.

     "Tapi bunda nyuruhnya tuh bareng-bareng"

     "Bawel banget lo, yaudah yuk turun".

Samudra dan Alya menuruni tangga untuk ke maja makan. Alya menggandeng tangan kakaknya sayang sambil senyum-senyum.

     "Seneng bunda liatnya, kalo gini kan liatnya jadi adem, damai, tenteram, sentosa gitu",celetuk Nadia.

Sam hanya berekspresi datar, sambil menatap adiknya ini dengan tatapan sulit diartikan. bocah ni kerasukan apaan coba?

     "Iya dong bun, Alya kan adik tersayangnya bang Sam",jawab Alya dengan senyumnya makin lebar.

     "Lo kenapa dah Al?aneh tau ga",tanya Sam.

     "Abaang, kita ini kan adek kakak harus akur dongg",jawabnya menjelaskan.

     "Terserah lo dah",akhir Sam.

Di meja makan hanya ada tiga orang, bunda, Alya dan juga Sam. Kemana Ayah? Ayah masih di London, mengurus pekerjaannya di sana. Ayahnya memiliki perusahaan besar yaitu Gautama Group yang bergerak di bidang properti, restaurant, hotel, dan patiwisata yang sudah memiliki cabang hingga manca negara.

     "Ayah kok nggak pulang-pulang sih bun?",tanya Alya manja.

     "Yee, ayah tuh cari duit kalik bukan liburan",Sam menyaut. Alya langsung menatapnya tak suka.

SAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang