(18) Gelar Pembawa Petaka

267 49 2
                                    

"Nona, habiskan makanmu." ucap Namjoon dengan memberikan satu nampan berisi makanan kepada gadis itu.

Ia dengan lahap menghabiskan semua makanan yang dibawakan Namjoon.

Segera setelah gadis itu menghabiskannya Namjoon bersiap mengajukan beberapa pertanyaan kepada gadis itu prihal kasus yang menimpa dirinya.

"Nona, boleh aku tau siapa namamu? Agar kami tidak harus menyebutmu dengan kata gadis atau si arwah itu." ucap Namjoon

"Namaku Somi." Dengan menundukkan kepala, seolah malu menyebut namanya

"Baiklah Somi, apa boleh aku mengajukan beberapa pertanyaan kepadamu?"
Somi mengangguk

"Begini, mungkin ini akan sedikit menyinggungmu, tapi jika kau merasa tidak nyaman memberitahuku, kau tidak perlu memberitahuku, itu tidak masalah. Tapi, demi memudahkan tugas kami, kami harus tau apa yang menyebabkan dirimu seperti ini." Jelas Namjoon dengan menatap tajam wajah Somi yang sepertinya takut.

"Iya, aku mengerti. Aku akan menceritakan semuanya." Somi beranjak dari tempat duduknya dan menatap kearah jendela. Siluet tubuh Somi membelakangi Namjoon membuatnya siap menceritakan ulang kejadian demi kejadian yang ia alami

"Aku dulunya bukan siapa-siapa, hingga aku bertemu teman-teman yang awalnya kukira mereka baik, bersama mereka yang populer dikampus aku pun menjadi populer. Banyak yang mengenalku, banyak yang menyukaiku. Bahkan aku yang tadinya gadis biasa kini berubah hanya karena berteman dengan mereka, berjalannya waktu mereka sedikit demi sedikit berubah, mereka tak lagi menajakku berkumpul  karena banyak laki-laki di kampus yang menyukaiku, tak jarang saat kami berkumpul laki-laki mengerubungiku dan mendekatiku, terlihat ketiga temanku sangat terganggu dan tidak menyukainya. Mereka yang tadinya teman baikku berubah menjadi monster setelah aku tiba-tiba terpilih menjadi duta kecantikan diseluruh kampus, teman-teman baikku itu seolah tidak terima dan mereka semua menjauhi ku, mereka bahkan menyebutku si centil, ganjen dan banyak kata-kata yang menjijikkan untuk menghujatku, parahnya mereka malah sering menjahiliku dengan sangat keterlaluan. Aku bahkan pernah dijebak dengan tuduhan mencuri bedak di kampus, semua orang percaya karena memang aku tergolong gadis miskin dikampusku, semua orang mulai menjauhiku. Puncaknya saat mereka bertiga masih menyimpan kekesalan dengan ku, mereka mencegatku sepulang kuliah, mereka menyeretku ketoilet yang sudah lama tidak terpakai, mereka mengunciku didalam dan menyiksaku disana, aku dipukuli, dijambak, ditonjok dan bahkan ditelanjangi, mereka tak ragu melukai area intim ku."

"Apa? Kau diperlakukan seperti itu?" Namjoon berusaha meyakinkan bahwa itu benar-benar dialaminya

"Iya, mereka begitu membenciku sangat membenciku. Terutama Lily, karena dia lah yang sebenarnya ingin mendapatkan gelar duta kecantikan itu, dia bahkan selalu mengeluarkan candaan, jika dirinya duta kecantikan saat kami masih berkumpul bersama, Lily memang anak orang kaya, kami populer karena kekayaannya juga. Dia bisa mendapatkan segalanya. Bahkan dengan berbuat sejahat ini kepadaku dia masih bisa tertawa dan bahagia diluar sana tanpa takut hukum." Somi kembali terisak saat mengulang kembali kenangan buruknya.

"Lalu bagaimana kau bisa benar-benar terpisah dari ragamu? Apa mereka membunuhmu ditoilet itu?"

"Tidak, mereka tidak membunuhku, setelah selesai menyiksaku, aku dikunci ditoilet itu, aku hanya bisa menangisi kemalanganku, aku dihina, diinjak-injak, bahkan dipermalukan. Mereka merekam semua perbuatan mereka menggunakan handphone, dan berencana menyebarkan tubuh telanjangku ke internet jika aku berani mengadukan dan melaporkan mereka."

"Lalu apa yang terjadi denganmu setelah mereka melakukan semua itu?"

"Apa yang bisa kulakukan? Tentu saja menunggu seseorang menolongku. Aku terkunci diruangan sempit, gelap dan bau. Mental dan batinku tertekan karena rekaman memalukan tentang diriku ada ditangan mereka. Dan dengan sisa tenaga yang kupunya aku berusaha bangkit, dengan tubuhku yang penuh luka dan memar, aku berusaha menahan rasa sakitnya, aku meraih pakaianku yang berserakan dan mengenakannya, pakaianku yang sudah tak terlihat bersih dan ada noda darah disana. Aku berusaha meninggalkan tempat mengerikan itu, berusaha membuka pintu yang meski aku tau pintu itu terkunci tapk aku tetap berusaha membukanya, berahrap ada seseorang yang mendengar bahwa dibalik pintu itu ada manusia malang yang membutuhkan pertolongan, dan seketika pintu itu tiba-tiba terbuka, namun muncul sesosok lelaki yang  membuka pintu toilet itu, lelaki itu bermata bulat tajam, tanpa basa basi dia menjambak rambutku dan menyeretku keluar menuju ke sebuah mobil, aku merintih kesakitan tapi tak dihiraukan." Jelas Somi dengan wajah tanpa ekspresi

Creazy Kim's Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang