Lonely Girl in Party

406 48 3
                                    

>>Ellen<<
Fina seperti biasa sehabis dari kantin langsung menghampiriku dan memberi beberapa makanan ringannya kepadaku.

"Len, lo diundang gak ke Sweet Seventeennya Kathryn?" tanya Fina.

"Nggak" jawabku.

"Serius, Len? Masa sih lo gak dikasih undangannya? jahat banget tuh anak. Semua orang di kelas dikasih loh" kata Fina.

Aku tersenyum mendengar perkataannya, "Gak apa-apa, Fin. Lagian kalau gue diundang, gue nggak tahu mau pake baju apa"

"Gue gak mau datang deh kalau kaya gitu" kata Fina.

"Fin, kalau lo diundang, lo harus datang. Gak boleh gak datang cuma gara-gara gue" kataku sambil memegang tangan Fina.

"Pasti ini ulah si Gina yang nyuruh Kathryn supaya gak ngundang lo" kata Fina kesal.

"Daripada lo fitnah Gina, mending lo temanin gue nemuin Miss Sherly" kataku sambil menarik lengan Fina.

"Buat apa?" tanya Fina.

"Mau ngumpulin tugas Math Club" jawabku.

Aku mengumpul tugas Math Club dengan ditemani oleh Fina. Di koridor aku mendengar beberapa orang membicarakan pesta Sweet Seventeen Kathryn yang akan diadakan nanti malam di sebuah hotel. Aku merasa beruntung tidak diundang mengingat betapa mewah dan indahnya pesta Kathryn. Bajuku tidak akan cocok untuk berada disana bersama orang-orang yang high class.

***

Aku menonton film kesukaanku di laptop. Aku bisa mendengar dari kamarku, Gina dan teman-temannya sedang asyik berdandan dan menyiapkan dress terbaiknya untuk menghadiri pesta Sweet Seventeen Kathryn.

"Ellen, tolong fotoin kami dong" teriak Gina dari luar. Aku keluar dari kamar dan mengambil kamera dari tangan Gina. Aku mengambil gambar Gina dan teman-temannya yang aku tidak tahu siapa.

"Ellen, kamu nggak ikut?" tanya Om Randi kepadaku yang sedang sibuk memotret Gina dan kawan-kawannya.

"Nggak Om" jawabku.

"Ellen, kamu harus ikut. Kathryn kan teman sekelas kamu. Masa sih kamu nggak mau datang ke pestanya?" kata Om Randi.

"Gina, kamu harus ajak Ellen. Kalian harus pergi barengan" lanjut Om Randi.

"Nggak mau Pa, Kathryn aja nggak ada ngundang dia. Nggak mungkin Ellen datang kalau ngga diundang" kata Gina.

"Iya Om. Aku emang nggak diundang" kata Ellen.

"Ah, Om nggak percaya. Masa teman sekelas nggak diundang. Nggak mungkin banget. Ellen, kamu siap-siap sana, nanti terlambat" kata Om Randi bersikeras.

"Tapi Om," kataku.

"Udah, biar Gina ada teman" kata Om Randi.

Kulihat Gina memberikan tatapan sinisnya itu kepadaku. Aku sungguh tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Aku takut Gina akan membentakku. Di sisi lain, aku sungguh tidak bisa menolak paksaan Om Randi. Aku mengambil short dress biru tua yang tergantung di lemari. Bagiku, bersiap-siap untuk ke pesta tidak memerlukan waktu yang lama. Aku cukup cepat dalam hal berdandan, walaupun dandananku bisa dibilang alakadarnya.

Aku pun berangkat bersama Gina dan teman-temannya yang aku tidak kenal. Gina hanya terdiam di sepanjang perjalanan. Tatapan mengerikan itu kembali lagi diberikannya kepadaku. Teman-teman high class Gina hanya sibuk membicarakan hal-hal yang tidak kuketahui. Aku sungguh tidak betah dengan keadaan ini. Akhirnya kami sampai di lokasi pesta. Pesta ini berlokasi di salah satu hotel bintang lima. Bisa kubayangkan betapa mewahnya hotel itu. Di lobby hotel, aku merasa bajuku lah yang paling sederhana bahkan bisa dibilang paling jelek.

A Letter To Prince [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang