Gio berjalan memasuki gerbang utama Yardies yang dibikin menyerupai tembok besar yang terbuat dari batu bata, terlihat dua orang tengah berjaga.
Dengan lagak angkuh Gio berjalan mendekat, padahal dari seberang sana dua orang penjaga tampak menodongkan pisau kedepan, namun itu tidak akan membuat Gio takut. Gio meraih pistol dari dalam saku jas yang ia kenaikan.
Dor! Dor!
Pisau di kedua tangan penjaga itu terlepas saat Gio melumpuhkan tangan mereka menggunakan pistol dengan bantuan peluru, Gio berjalan mendekat dengan wajah datar.
Gio berdiri tepat dihadapan dua penjaga yang kini mulai berteriak meminta pertolongan temannya yang ada didalam, namun dengan gerakan cepat Gio meraih pisau tumpul yang berada di lipatan jas hitam selutut.
"Ashhhh!" Mereka meringis kesakitan saat Gio menancapkan kedua pisau itu tepat di atas kepala mereka berdua. Mereka terduduk dengan lutut sebagai tumpuan dan Gio masih dengan posisi berdiri.
Gio tersenyum miring, bahaya jika Gio sudah menunjukan senyuman itu. Senyuman kematian yang siapa pun tak sengaja melihatnya akan bermain dengan Gio.
Gio menarik pisau yang masih tertancap diatas kepala mereka, Gio membungkuk menyetarakan wajahnya agar bisa melihat musuhnya yang sudah lumpuh tak bergerak.
"Tersenyumlah." Gio berbicara, siapapun yang tak sengaja menampakkan senyumnya akan Gio loloskan dari penyiksaan ketiga setelah tembakan lumpuh, dan tancapan pisau dikepala.
Dua penjaga itu enggan tersenyum, mereka bahkan ingin mengumpat, namun sayang balutan peluru yang sudah bersatu dengan darah didalam kulit tangan mereka sudah menyebar membuat seluruh saraf mati tak bisa digunakan. Peluru yang bukan sembarang peluru, lapisan yang dapat melumpuhkan seseorang yang mengenainya.
Gio mendengus sebal, ia tidak suka apa yang akan ia bunuh akan mati dengan ringisan atau tangisan, ia ingin mereka berdua mati dengan tersenyum.
Gio beralih kesalah satu penjaga yang menatapnya dengan tatapan tajam. Hm, ini yang pertama! Temannya nanti dulu.
Gio memasukkan kedua pisau itu kedalam mulut salah satu penjaga. Habisnya Gio sebal, mereka tidak mau tersenyum disaat Gio meminta dengan cara yang baik-baik. Pisau itu Gio posisikan disudut bibir sebelah kanan dan kiri.
Penjaga itu membelalak saat pisau itu dilebarkan secara bersamaan membuat mulutnya robek sampai ke kuping, darah segar mulai bercipratan kearah leher. Kulit diwajah penjaga itu sudah sobek hingga ke kuping membuat Gio bisa melihat senyuman yang Gio hasilkan dengan karyanya. Tau begitu hasilnya se keren ini Gio akan lakukan sejak dulu.
Gio beralih ke penjaga satunya, tampak gemetar dengan tubuh yang mencoba menjauh. Tidak semudah itu, tubuhnya saja bahkan sudah lumpuh. Gio tampak berpikir sejenak, enaknya diapain ya? Jangan menggunakan cara yang sama karena itu akan tidak asik!
Oh iya, bagaimana jika menggunakan alat yang sama tapi beda caranya?
Menusuk hingga menembus kepala belakang. Gio menusuk dengan sangat perlahan, dari mulai lidah yang terbelah, sampai ujung pisau tumpul itu mengenai tenggorokan belakang, dan makin kencang Gio menekan pisau itu, pisau tumpul itu mulai menembus hingga sampai belakang kepala.
Mereka belum mati tentu saja, seorang penjahat tidak akan mudah mati seperti yang kalian bayangkan, untuk itu sisa bekasan permainan Gio.
KAMU SEDANG MEMBACA
しぬ SHINU (COMPLETED)
Mister / Thriller❝Maaf berarti kalah, dan yang kalah harus mati!❞ Semua orang mengenalnya sebagai monster pembunuh. Namun bagiku, dia adalah sosok pelindung. Manusia pencabut nyawa itu terperangkap dalam prinsipnya sendiri. Akankan Adara dapat menaklukkan monster te...