" Siapa Itu? "
Aku berdecak pelan. "Biasa, pengganggu." Lirihku lalu meringis pelan sambil menekan luka lebar di perutku, bermaksud setidaknya menghentikan pendarahannya walaupun sebentar.
"Sialan! Luka ini sakit sekali!"
Kulihat sosok dengan jubah bersimbol elang, tengah berdiri di atas tebing.
Yuno Izumi dan Izumi Nase, kakak beradik bangsawan dari Klan Izumi.
Yuno melompat, memutar tubuhnya di udara, dan berakhir dengan menapakkan kakinya di atas permukaan air. Dia melirikku dengan wajah sok tampan, membuatku ingin menendang kepalanya. Sayang sekali aku tidak dapat melakukannya, berkat pendarahan di perutku ini.
" Sialan! Berhenti melirikku seperti itu dan sembuhkan luka ku dulu! " Batinku, kesal.
Sementara Yuno menghadang Archer, Nase melompat ke hadapanku. Kurasakan wajahku mulai memanas, akibat menahan malu karena gadis itu berada dekat sekali denganku. "Sialan, gadis ini kawaii! " Pikirku.
"Hei, siapa kau? Kenapa kau terluka? Seharusnya Pendekar Pedang tidak melawan Iblis sendirian karena itu adalah tugas kami, para Ninja."
Nase menarik tanganku yang sebelumnya menekan luka di perutku. Aku hanya bisa diam saat dia mulai menggunakan sihir penyembuhnya.
"Hei, Nase! Kau lama sekali! Jangan bermesraan, bodoh!" Ucap Yuno dengan wajah konyolnya. Ingin sekali ku tabok wajah sok kerennya itu.
"Apa-apaan kau ini, Kakak! Aku sedang menyembuhkan lukanya, tahu!"
Aku menatap Nase dan terdiam saat melihat wajahnya memerah. Sebisa mungkin aku menahan tawaku agar tidak meledak.
Sial, gadis ini kawaii sekali! Dia pemalu ya? Sempurna!!
Kurasakan tubuhku mulai membaik dan pendarahannya sudah berhenti. Perlahan aku bangkit berdiri dan meregangkan tubuhku. "Sankyuu, Nase!"
"He? T-tapi k-kau belum sembuh sepenuhnya." Cara Nase yang berbicara dengan gugup seperti itu membuatku ingin mencubit pipinya gemas.
"Tak apa, bantu saja kakakmu itu. Aku sangat kesal dengan wajahnya." Ucapku sinis. Kulihat Nase menatapku dengan ekspresi wajah yang tak dapat aku mengerti.
Nase bangkit dan mengeluarkan busurnya, sementara itu Yuno mengeluarkan pedangnya. Angin yang menyelimuti pedangnya seakan siap membelah apapun.
Aku tersenyum remeh. Aku cukup yakin mereka berdua tidak akan bisa mengalahkannya.
Aku menancapkan pedangku ke tanah dan membuka segel dengan tanganku, mengumpulkan Mana Alam dan memasukkannya kedalam pedangku.
" Bodoh! Bodoh! Apa yang kau lakukan?! Kau masih punya aku! Gunakanlah kekuatanku, bodoh!!"
"Berisik, simpan saja Mana-mu."
Butuh waktu lama bagiku untuk mengumpulkan mata. Sementara itu, aku melihat Yuno berlari menuju Archer.
"Apa-apaan kau, Bangsawan?!" Archer menarik busurnya, membidik Yuno dan menembakkan anak panahnya bersamaan dengan Nase yang sedari tadi sudah bersiap hingga kini anak panah milik Archer dan Nase berbenturan, membuat air merombak ke atas yang segera di terobos oleh Yuno.
Yuno mengeluarkan kuda-kuda. "Sihir Angin, Teknik Kedua : Tebasan Bulan Sabit." Tebasan Angin berbentuk bulan milik Yuno meleset mengenai punggung Archer dan memotong salah satu tangannya.
Yuno nampak geram. "Sialan, aku meleset!" Yuno kembali mengeluarkan kuda-kuda.
"Sihir Angin, Teknik Pertama : Tebasan Angin!" Yuno melepaskan tebasan ke arah Archer. Lawannya segera menghindar dengan membungkuk hingga tebasan tersebut lurus menghantam dinding tebing.
Yuno melompat dan Nase menembakkan anak panah lagi. Anak panah dari angin yang dia tembakkan sangat kuat hingga membuat air terbelah.
Archer melompat menghindar hingga anak panah Nase mengenai air, membuat air meledak ke atas.
"Aku tidak boleh kalah!" Aku bangkit berdiri dan mencabut pedangku dengan kuat. "Datanglah, Mana!"
Aku menyelaraskan pedangku dengan pergerakan Yuno. Kunai yang menjadi sumber Mana yang kudapatkan melayang di sekitar tubuhku. "Hei, Yuno!"
"Berisik, sialan! Jangan buang-buang waktu dan bantulah aku, bodoh!" Aku terkekeh melihat wajah kesal Yuno.
"Sudah Kuduga kau tidak Bisa mengalahkannya" Ucapku
Hap aku menancapkan Pedangku di Tanah sembari melemparkan Kunaii Ke Arahnya Kecepatan yang pass dengan teknik pedang Yuno
aku bergerak cepat mengikuti timing pergerakan Iblis itu Saat lengah
namun...
"Sial padahal Udah sangat cepat"
Kami pun bertarung 2 vs 1
Kunaii yang mengelilingku ku lesatkan ke arahnya
Ia tangkiss
dan aku berteleport menebasnya dengan Pedang Ku namun Ia juga menangkisnyaa Seperti menari di Udara aku terus menebasnya bersama Yuno
Suara pedang Mengisi Senja Sore
"Sekarangg!!!"
Kami menemukan Celah
dan Nase menembak Dengan anak panah yang begitu kuatt
air mengikis dan kami.menghindarr
Ibliss itu terkena tepat di perutnya dan menghantam dinding tebing membuat perutnya Bolong dan ia tidak bida bergerak"Yunoo Kombinasii sepertii duluu" Ucapkuu
Iaa tersenyum kecil seperti kesal campur senang
"Setelah 2 tahun kita bertemu lagi yaa Sialann!!" UcapnyaAku menjongkokkan badan dan mengeluarkan Fuma Shurikenn secara perlahan Kedua tangaku Ku rentangkan
Sedangkan Yunoo memajukan Pedangnya
Angin berhembuss mengelilingi pedang Yunoo dan membentuk Sebuah Anak Panah yang terbuat dari Angin yang ia perkuat dengan Mana yang terakhirr"Ini yang terakhirr" ucap Yuno sambil tersenyum
"Kau bercanda Heii Nasee? kauu mau Ikutt?" Ucap YunooNase hnya diam memerhatikan
"Kita lakukan lagii??" Ucapku"Ya" Shutnya Singkat
"Mana Zonee!!!" ucapku yangbersamaan dengan Yuno"Juruss ke 7" Ucap yuno yang bersamaaan
"Sihirr Cahayaa!"Ucap Ku
"Sihir Angin!!" Ucap Yuno"Double Fumaa Shuriken!!" Ucapku
"Panah Dewa Angin" Ucap Yuno
"Rasakan Inii Sialaann!!!" Teriak kamii
Dua Fuma Shuriken dan Panah Dewa Kami lepaskan Bersama Sama~
Yoyoyoyo
Thankss yang Udah Mampirr
Maaf Baru Update(Padahal kagak ada yang Nunggu)
Selamat hari raya idul Fitri
Admin Mohon maaf kalo ada salah kata
#Stay di Home ya gan
#Durumah Saja
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon Slayer
Fantasía[Sedang Perbaikan Tulisan] Demon Slayer Itulah gelar seseorang yang berada di puncak tertinggi/orang yang paling Hebat yang berhasil menghentikan peristiwa Red Moon terjadi Seorang anak yang terlahir saat Red Moon terjadi yang kehilangan kedua orang...