Peka

Permulaan

"LAMA, LAMA, LAMA"
Bentakan dari kakak kelas pun memekikkan telinga. Ya, memang mpls (masa pengenalan lingkungan sekolah). Siapa sih kakel yang gak songong? Gak ada. Aku paling benci kalau sudah kayak gini. Rasanya mau pulang cepat. Kami, eh bukan angkatanku pun sudah berbaris rapi di aula. Seraya mengikuti intruksi yang diberikan. Ya kami pun hanya bisa pasrah.
"Eh, liat kakaknya yang itu ganteng ya" Bisik seorang siswa perempuan di belakangku kepada teman sebelahnya. Siapa? Batinku sambil menengoknya. Benar, dia memang ganteng dari segi fisik pun fisiknya juga bagus. Tapi firasatku kok aneh.
"Pimpinan saya ambil alih, siap grak! Semua sudah jelaskan untuk tugasnya?" Tanya kakak kelas itu dengan tatapan tajam.
"Siap, sudah" Jawab angkatan kami serentak.
"Baiklah kalian sudah diperbolehkan pulang, silahkan pulang ke rumah kalian masing-masing dan jangan mampir-mampir, langsung pulang, mengerti!"
"Siap mengerti"
Kami pun segera pulang ke rumah kami masing-masing. Tapi karena barangnya Putri ketinggalan, jadi aku harus menemaninya mengambil barang. Malesin.
"Makasih ya Ay udah nganterin"
"Oke, barangmu mana udah ketemu?"
"Belum tadi seingatku ada disini, tapi mana ya kok ga ada"
"Kenapa belum pulang? " Ucap seseorang. Itu kakak kelas yang tadi kan.
"Maaf kak, barang saya ada yang tertinggal" Jawab Putri dengan sopan.
"Ini barangmu kan? " Ucapnya sambil menyodorkan buku.
"Ah makasih kak, kalo begitu saya akan pulang sekarang, sekali lagi makasih kak"
"Oke hati-hati"
"Ayo Aya kita pulang" Ucap putri dengan nada kegirangan.
Aku pun hanya membalas dengan anggukan. Saat aku melangkah keluar, aku dan kakak kelas tersebut saling melirik. Tajam. Itulah kesan pertama saat kutatap matanya. Tapi aku juga merasa aneh dengan mata tersebut. Kenapa? Kenapa dia bisa tau kalau barang putri yang hilang itu buku? Padahal dia belum bertanya barang yang hilang itu apa. Aneh. Sorot matanya juga tidak biasa. Tapi masa bodohlah toh bukan urusanku.