"Bosaaaaaaan." Sehun menggerutu sembari kaki nya ia gesek-gesek ke lantai. Sekilas ia seperti bayi yang sedang tantrum, rewel karena keinginannya tidak dipenuhi.
"Maaaa... Adek pengen main ke rumah Jongin." Katanya lagi.
"Belum boleh sayang. Tunggu nanti kalo udah normal lagi kondisinya ya?"
"Kenapa lama banget sih ma? Kenapa virusnya ngga cape ngga pulang-pulang?"
Sehun kesal. Karena virus kecil itu dirinya harus terperangkap didalam rumah sudah sebulan lebih. Sehun ingin sekolah. Sehun rindu main dengan teman-temannya. Sehun rindu main di taman. Pokoknya Sehun rindu udara di luar!
"Maaa... Kenapa ngga ada yang usir virusnya sih?"
"Ya mana bisa dong dek, virus kan bukan benda yang bisa diusir-usir." Sena juga pengennya sih si virus itu segera pergi. Pekerjaannya terbengkalai tak tersentuh karena selama hampir dua pekan berada dirumah saja. Untung saja tidak ada yang memesan gaun pengantin yang harus selesai dalam waktu dekat.
"Lagian kenapa sih virus tuh nakal banget? Bikin orang sakit aja." Sehun masih menggerutu.
"Makanya kan dari dulu mama sama ayah selalu bilang kalo adek harus selalu makan sayur, buah sama makanan yang bergizi biar ngga gampang diserang virus." Jelas Sena panjang lebar. Mulutnya memang bawel selalu mengingatkan Sehun agar tetap menjaga asupan gizinya.
"Bosen tau ma kalo tiap hari makan sayur. Adek kan juga mau makan ayam yang kriuk itu juga."
"Lho, kan bisa buat lauk sambil makan sayur?"
"Ngga enak dong mama. Nanti ayamnya ngga jadi kriuk. Basah kena kuah sayur."
"Kan bisa juga sayurnya dimakan duluan sebelum makan ayam? Atau belakangan habis makan nasi sama ayam?"
Dua ibu dan anak itu terus saja silang pendapat tanpa menyadari sang kepala keluarga duduk manis di sofa dan menonton keduanya.
"Eh.. ada ayah!"
Changmin senyum saja menanggapi Sehun. "Udah debatnya?"
"Debat apa sih ayah lebay ah." Kata Sena. Memang tidak sekali dua kali dia dan Sehun adu mulut baik itu hal sepele yang tidak penting ataupun persoalan manner alias tata krama.
"Tapi bener lho dek yang mama bilang tadi."
"Apa yah?"
"Soal makan sayur. Adek tau om Siwon?"
Sehun mengangguk. "Yang om dokter itu kan yah?"
"Iya. Kata om Siwon, manusia itu harus selalu seimbang gizi nya biar ngga gampang sakit. Jangan mentang-mentang adek suka ayam kriuk trus lupa makan sayur."
"Tuh kan dek." Sena kembali menyahut. Dia gemas ingin menjewer anaknya yang belakangan susah sekali disuruh makan sayur. Ada saja alasannya.
"Iya deh iya deh besok adek makan sayur. Tapi tetep pake ayam kriuk."
"Adek kok ngeselin sih." Sudah hampir memuncak kekesalan Sena, namun Changmin segera menggeleng agar tidak terjadi adu mulut bagian kesekian kalinya hari itu.
"Ya ngga makan ayam terus. Makan ikan juga dong dek."
"Ngga mau ayah. Nanti adek kena duri lagi."
Hii.. Sehun masih ingat betul bagaimana tenggorokannya sakit karena tidak sengaja menelan duri yang ternyata masih ada didalam daging ikan. Perut Sehun sampai kembung gara-gara terlalu banyak minum yang katanya bisa membuat duri hilang dari tenggorokan karena ikut terseret air yang diminumnya.
"Itu kan karena adek kurang hati-hati pas makan ikannya. Lain kali dilihat dulu bener-bener, ngga lihat tv mulu pas makan."
Kebiasaan buruk Sehun kini adalah makan sambil nonton tv. Sudah berulang kali diingatkan tetapi tidak diperhatikan hingga sebulan yang lalu kejadian makan duri ikan terjadi.
"Iya yah, adek makan di meja makan aja ngga sambil nonton tv."
"Makan mah duduk dikursi, bukan di meja dek." Sahut Sena.
"Mama kenapa sih nakalin adek terus daritadi? Ngga suka ah adek ngambek sama mama." Sehun lalu berjalan menghentak menuju kamarnya.
"Kamu kenapa sih yang? Aneh banget kayak bukan Sena?" Tanya Changmin. Heran juga dia karena Sena tidak biasanya seperti ini.
"Kamu hamil yang?" Tanya Changmin lagi tiba-tiba.
"Eh? Tapi aku ngga mual kok yah... Eh, tapi aku juga belum dapet sih bulan kemaren."
Muka Changmin berseri. "Besok cek dokter yuk?"
"Tapi kan katanya ngga boleh ke rumah sakit kalo ngga darurat yah?"
"Oh iya... Yaudah besok cek pake tespack dulu aja."
"Ayah lupa dulu pas hamil Sehun kita ngecek pake tespack hasilnya negatif terus?"
Changmin tepuk jidat. Benar kata Sena, mereka hampir frustasi dulu. Sena memang telat menstruasi, tetapi ketika di cek menggunakan tespack selalu garis 1. Begitu terus hingga 3 bulan mereka akhirnya pergi ke dokter kandungan dan baru diketahui ada Sehun yang masih berusia 10 minggu di dalam rahim Sena.
"Yaudah besok telpon dokter dulu gimana baiknya." Putus Changmin kemudian. "Semoga jadi yaaa..." Katanya sambil mengelus perut Sena.
"Yah..."
"Hmm?"
"Yang kayak gini namanya efek dirumah aja bukan sih?"
"Maksudnya?"
"Negatif corona tapi positif hamil, eh tapi belum tau ding hamil apa engga."
Cklek
Sehun keluar dari dalam kamarnya. Ia menatap ayah dan mama nya yang posisi keduanya sangat tidak baik dipandang mata anak kecil.
"Mama ngga boleh hamil!"
Blam!
Pintu kamar Sehun ditutup dengan keras.
.
.
.
.
.
.
.😌😌😌
semoga pandemi segera berakhir sehingga kita bisa beraktivitas dengan normal kembali.
Aamiin🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
Dedek Sehun
RandomBocah ✔ Manja ✔ Ucul ✔ Ganteng ✔✔✔ 🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼 Cerita ini mengandung alur dan bahasa campur aduk⛔