" Assalamu'alaikum..."
Raut wajah ceria dan tawa canda mereka semua mendadak lenyap dalam hitungan detik. Gino bisa merasakan hal itu saat melihat perubahan raut wajah Hiro, Tari, dan yang lainnya. Situasi pun seketika terasa dingin dan menegangkan.
" Wa'alaikumsalam..." jawab mereka semua pelan tanpa semangat.
Selina merasa ada yang aneh dengan sambutan Hiro juga yang lainnya pada dirinya, terlihat malas dan tidak bersemangat.
" Gin, lo penasaran kan dengan orang yang sudah mengaku-ngaku sebagi pendonor ginjal Tari?" tanya Hiro pada sang sahabat.
" Heum. Lo tahu siapa dia?" tanya Gino balik.
" Dia duduk tepat di sebelah lo.."
Gino lantas menoleh dan mendapati seorang perempuan blasteran duduk tepat di sebelahnya. Perempuan yang membuat mood Hiro, Tari, dan yang lainnya berubah drastis.
" Oh... Jadi lo yang ngaku-ngaku sebagai pendonor ginjal itu? Muka lo cantik sih, tapi sayang... perilaku lo busuk!" ucap Gino telak pada Selina.
" Sorry... Lo bilang apa barusan?" tanya Selina tak terima.
" Kenapa? Lo gak suka dengan perkataan gua? Gua gak nyangka kalau perempuan secantik lo ternyata berhati iblis. Demi bisa mendekati dan memiliki Hiro, lo tega berbohong pada Tari dengan mengatakan kalau lo yang sudah mendonorkan ginjal ke dia. Padahal kenyataannya adalah gua yang sudah mendonorkan ginjal pada Tari.." jelas Gino telak pada Selina.
Selina terdiam dan wajahnya seketika berubah menjadi pucat. Apakah semua kebohongannya telah terbongkar? Hiro yang melihat perubahan reaksi wajah Selina pun hanya tersenyum tipis, sementara Tari menatap penuh kecewa pada perempuan blasteran itu.
" Gua kecewa sama lo, Sel. Gua pikir lo udah berubah jadi orang yang baik, tapi ternyata gua salah. Gua udah salah menilai lo..." ucap Hiro telak pada Selina.
Hiro kemudian beranjak pergi seraya menggandeng tangan Tari, diikuti oleh Gino. Selina berusaha mengejar Hiro, namun di tahan oleh Jay dan yang lainnya. Selina menggeram marah dan tak terima dengan apa yang baru saja terjadi.
' Kalian liat aja, gua gak akan biarin Tari hidup dengan tenang!' batin Selina.
Selina menghempas kasar tubuhnya, lalu beranjak masuk ke dalam mobilnya dan membawa mobilnya melaju membelah jalanan.
*****
Hiro bersama Tari dan Gino tiba di rumah panti yang langsung di sambut oleh Babe Rojak, Mama Dedeh, Kong Dhalim, dan Nyak Rohaya.
" Assalamu'alaikum..."
" Wa'alaikumsalam... Tumben lo main ke rumah panti. Ada apaan nih?" tanya Babe Rojak.
" Gimana neng? Neng teh udah tahu siapa pendonor ginjalnya?" tanya Mama Dedeh.
" Alhamdulillah, Tari sudah tahu, Mah. Dan ternyata dia itu sahabat sekaligus calon kakak iparnya Hiro. Dia orangnya..." jelas Tari seraya menunjuk ke arah Gino.
" Assalamu'alaikum, bu. Saya Gino. Saya sahabatnya Hiro..." Gino memperkenalkan dirinya.
" Jadi teh kamu yang sudah mendonorkan ginjal ke Tari? Ya Allah,, ganteng banget. Ujang Gino teh tinggal dimana? Mamah gak pernah liat sebelumnya.."
" Iya, bu. Saya orangnya dan saya tinggal di Singapore untuk mengurus perusahaan milik keluarga William..."
" Tinggal di Singapore? Jauh banget..."
" Iya, mah. Jadi, Gino ini sahabat dekat Hiro sejak kecil dan sekarang dia yang mengurus aset peninggalan almarhum papa.." jelas Hiro.
" Kenapa bukan lo yang ngurus, Ro? Kenapa harus orang lain? Lo gak takut dia korupsi atau bwa kabur duit dari perusahaan lo?" tanya Kong Dhalim frontal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembuktian Cinta (COMPLETED)
AksiSanggupkah Hiro dan Tari mempertahankan hubungan mereka setelah tiga kali putus? Bagaimana reaksi Tari dan Hiro ketika tahu siapa pendonor ginjal yang sesungguhnya? Dan bagaimana cara Hiro meyakinkan keluarga Tari, jika dirinya adalah lelaki yang pa...