Hay, ini aku. Sengaja menulis cerita ini. Mudah-mudahan dia baca. Hobyku menulis dan berkhayal. Paling suka makan pisang. Aku akan bercerita mengenai dia. Si laki-laki pemilik senyum manis. Ah! Aku malu sebenarnya menceritakan kisahku kepada kalian. Tapi mau bagaimana lagi.
Oh iya, aku belum memperkenalkan secara lengkap mengenai diriku. Aku anak kedua dari satu sodara. Aku punya abang yang sekarang sedang kuliah di Bandung. Ibuku sudah meninggal saat aku sekolah menengah pertama. Ayah memutuskan untuk tidak menikah lagi. Ia ingin fokus mengurusku dan abang. Kedua laki-laki itu sangat aku cintai setelah dia. Mereka begitu menyayangi aku. Aku bersyukur terlahir di dalam keluarga yang harmonis, walau tanpa ibu.
Sekarang ini aku sudah masuk kelas 11-IPA 5. Aku juga mempunyai sahabat, Amel dan Raina. Mereka berdua adalah sahabatku saat sekolah menengah pertama. Susah dan senang sudah dilewati bersama. Alhamdulillah, sampai sekarang persahabatan kita masih utuh.
Aku juga akan sedikit bercerita tentang kedua sahabatku. Amel itu anaknya cerewet sekali, dia paling heboh diantara aku dan Raina. Sedangkan Raina, sahabatku yang paling peka dan paling mengerti.
Ah! Mengapa jadi membahas mereka. Tapi mereka berdua harus ada diceritaku ini. Mereka berdua juga terlibat di dalamnya.
Amel dan Raina tau semuanya tentang dia. Itu makannya aku harus dan wajib membawa mereka berdua diceritaku ini. Sebagai bentuk apresiasi dariku untuk kedua sahabatku. Uh! Maniskan aku.
Sudahlah, aku ingin mulai bercerita tentang dia. Tanganku pegal mengetik ( bercanda). Aku sudah tidak tahan ingin menceritakan tentang dia kepada kalian.
Mari, kita mulai bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU DAN KAU
Teen FictionMencintai dia tanpa suara. Bisa memilikinya hanya di dunia mimpi. Bersamanya hanya sebuah ilusi. Dia, bayangan yang tidak mampu aku sentuh. Dia, layangan yang tidak bisa aku raih. Dan dia, sebuah rembulan yang tidak bisa aku miliki. ...