Insane

602 63 4
                                    

Rintikan air jatuh ke bumi dengan begitu derasnya, guntur menyambar di langit yang gelap gulita.

Jauh di daerah Frost, Amerika Serikat bagian Utara. Seorang pria tengah gelisah dalam tidurnya. Kancing kemeja yang terlepas satu demi satu seiring bagian depan tubuhnya menonjolkan otot bisep, menggeliat, pria itu tengah memimpikan sesuatu. Embusan angin lembut, dingin membuat aliran darahnya memanas dan menyeruak dalam sekujur tubuhnya.

"Hhhhhh ... Hhhhh ... Hhhhh ... hhhh ...."

peluhnya mulai terlihat disekitar pelipis dan dada bidangnya yang naik turun mengatur napas mulai menggebu.

Seakan dituntun menggila di bawah alam bawah sadar, Pria itu mulai menggerayangi tubuhnya sendiri, jemari-jemari kekarnya menarik paksa kancing yang belum terlepas, seakan tidak rela membiarkan sesuatu yang membangkitkan gairahnya hilang.

Sensasi sentuhan-sentuhan tak kasat mata, menahan kelopak mata yang ingin terbuka. Tetiba bagian punggungnya merasakan perih, membuat dadanya membusung hingga tubuh itu kini melengkung ke atas lalu membalik.

"Chen Yu, ahh ... Chen Yu ...."

Semilir angin membisikkan namanya, dituntun untuk terus bercinta bersama mengukung hasrat. suara dari kain kemeja yang robek tidak mengganggu, malah menambah seksi tubuh yang kini sudah setengah telanjang, diterangi cahaya bulan yang menyusup dengan temaramnya.

Pria itu sedang menciumi. Kepalanya bergerak seakan menyusuri harum dan lembut ribuan kelopak mawar, menyamankan setiap indra miliknya. Urat nadi terlihat tegang bias dari kulit putihnya bersama jari-jari yang meremas kain putih di bawahnya.

Mimpi dan nyata menyatu malam itu. dalam alam pikiran, Chen Yu dibawa telanjang melayang dalam sebuah tempat yang dipenuhi kain sutra merah.

Chen Yu terlalu larut dalam kenikmatan, yang dia tahu kini hanya sedang menyesap tonjolan kecil berwarna kecoklatan dan memilin sisi lainnya. Hasrat buas sebagai dominan dalam dirinya bangkit pada sosok yang memiliki kulit seputih susu.

Siapa yang rela melepaskan, jika disuguhkan tentu akan menerima.

Sekali pun kalau memang ini hanya mimpi. Dia akan membiarkan, merasakan bagian kejantanannya siap menunjukkan kebolehan.

Kini sosok yang bersama Chen Yu tengah berada terbalik menghadap pada benda tumpul yang mengacung tegak lurus, tidak menunggu, diraih---mencoba dimasukkan seluruhnya.

"Ah ...."

Chen Yu yang sudah sedari tadi melakukan hal sama, tidak bisa menyembunyikan sensasi hangat dan menggelenyar dari miliknya yang mulai termanjakan. Keduanya saling mengimbangi, atau sosok itulah yang mencoba.

Bibir merah merekah tidak luput mengerang ketika Chen Yu berhasil membuatnya sampai pada pelepasan pertama.

Merasa takut mimpinya akan usai, Chen Yu bangkit, berlutut di antara kedua kaki jenjang yang ditekuk dan terbuka melebar menantangnya. Dia mengurut kejantanannya beberapa saat, pandangannya tidak lepas pada lubang merah berkerut diapit bongkahan kenyal putih yang menurut proporsi sangat pas untuk diremas dua telapak tangan besarnya.

Kepala rudalnya sudah berada menggesek tepat di permukaan lubang merah kecil berkerut, sampai baru terbesit dalam pikiran ingin melihat siapa yang dia impikan.

Dooset Daram [Yizhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang