Sebelum baca vote dulu okay?
***
Hari Jumat, 08 Februari 2019
Gue tau, gue tau semuanya. Tapi gue coba buat kuat, gue coba buat menjalani semuanya senormal mungkin. Sampai Tuhan menentukan mana yang baik dan buruk buat gue.
-Kay
***
Berhubung hari ini adalah hari kedua ia berpacaran dengan Junior—lebih tepatnya beberapa jam yang lalu, ia pun memutuskan untuk bersekolah meski berdiri saja kakinya masih lunglai. Wajahnya memang tidak sepucat kemarin, namun lingkaran hitam di kedua matanya masih belum hilang juga. Tak peduli dengan keadaannya, karena saat inilah yang ia idam-idamkan sejak dulu. Gadis itu tak sabar untuk menemui pacarnya hari ini.
"Jun!!" Beringsut Kayanna mendekati Junior di koridor kelas 12 MIPA 5.
"Lo?" Junior yang sedang bersandar pada sebuah pilar depan kelasnya pun menoleh ke arah sumber suara.
"Iya gue, pacar lo sejak kemarin. Kenapa emang? Gue cantikkan ya pagi ini?"
"Muka lo kayak kayak kue mochi."
"Maksud lo?"
"Kenapa sekolah? Gue bilang istirahat di rumah."
"Cie, perhatian. Gue udah sembuh kok,"
"Jalan lo aja kayak siput gitu. Udah sembuh kata lo?"
"Bener, gue udah sembuh Say—"
Junior mengangkat tangannya, menyuruh Kayanna untuk tidak melanjutkan perkataannya.
"Kenapa?"
"Pacaran sama gue ada syaratnya."
Kayanna mulai mencium aroma tidak enak. "Apaan tuh?"
"Satu, gak ada acara ganti bahasa pake aku-kamuan."
"Yaelah cuma segitu? Tambah aja Jun gak apa-apa!"
"Dua, gak boleh panggil sayang-sayangan."
"What? Pacaran macam apa itu hah? Gila aja gue gak mau! Gue maunya romantis, Jun!"
"Tiga, gak boleh telepon-teleponan atau chat berlebihan. Karena itu ngeganggu aktifitas gue."
"Jun? Itu namanya bukan pacaran! Pokoknya gue gak mau! Apaan kayak gitu. Gak ada kesannya banget."
"Ya udah kita putus."
"Ngeselin banget sih lo!"
"Mau putus atau turutin syarat gue?"
"Iya-iya gue turutin semuanya!"
"Bagus."
"Ya udah deh gue ke kelas dulu."
"Jauh-jauh."
"Tapi sebelum ke kelas, gue ada syarat buat lo." Kayanna mengedipkan sebelah matanya.
"Cepet sebutin."
"Lo jangan kangen."
"Iya gak akan."
Kayanna tersenyum lebar, "Happy anniversary 9 jam, pacar!" Teriak Kayanna tak peduli dengan orang-orang yang sedang melintas di kiri dan kanannya.
Beberapa adik kelas yang melewatinya menatapnya dengan heran dan aneh seakan mereka baru saja melihat seorang gadis gila tak tahu malu.
"Apa lo lihat-lihat? Mau gue jambak mata lo? Biar gue jadiin gorengan? Atau telur mata orang?" Hardik Kayanna. Serem amat, Kay.
***
"DORRR!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Verruckte Liebe
Ficção AdolescenteBermula dari seorang cewek yang tergila-gila kepada cowok dingin yang masuk ke sekolah barunya. Junior yang apapun kosakata yang ia keluarkan, nada bicara dan ekspresinya tetap sama. D A T A R.