DINY
"Aku beneran masih enggak percaya kamu lakuin itu kemarin! Waaaaa!! It's huge!!" seru Diny sambil melihat video kejadian Deny dan Karina kemarin yang going viral di seluruh grup WA kantor dalam hanya beberapa menit.
"Diny, seriously... You have to stop it! Kamu udah ngomongin soal itu sejak semalam..." ucap Deny dengan jengah sambil menyeruput kopinya lalu menggigit roti bakarnya. Saat itu sekitar pukul 9 pagi dan mereka berdua sedang menikmati sarapan.
Bibir Diny menyunggingkan senyum lebar, "Aku bener-bener gak tau kalau kamu bisa lakuin hal seberani ini! I'm proud of you, brotha'!" seru Diny lagi sambil menepuk-nepuk punggung saudara kembarnya itu.
"Yeah, although I'm a dead man when Dad sees that vid..." Deny memutar bola mata-nya.
"He won't kill you. I bet Bunda will shield you with all her mights!" balas Diny yakin. "Ngomong-ngomong weekend pagi gini kamu udah rapih mau ke kantor? Lembur lagi?" tanya Diny, kemudian menyuap sesendok besar Coco Crunch ke dalam mulutnya.
"Ada rapat direksi hari ini karena minggu depan mau rapat finalisasi produk baru," jawabnya lalu mengelap mulutnya dengan tissue, "Rancangan botol dari Nicky keren, loh..." tambah Deny memberi seringai jahil kepada Diny.
"It's his job, Den dan enggak usah nyengir kuda ke aku!" Diny memukul lengan saudara kembarnya itu sambil tertawa-tawa. "Sibuk banget pasti sampe minggu depan. Terus ngajak Karina makan malam-nya kapan?"
"Dia kan bilang kalau aku punya waktu..." ucap Deny santai sambil menuangkan kopi ke termos Game of Thrones kesayangannya.
Rasa-rasanya rahang Diny terjatuh ketika mendengarnya, "Ya, enggak gitu juga, Deny. Kalau kamu terus-terusan enggak punya waktu memangnya kamu kira dia akan dengan tenangnya nungguin kamu? Keburu kesambet orang gimana?"
Mata mereka bertatapan, Diny bisa melihat Deny tampak clueless. Saudara kembar-nya ini otak cerdasnya beneran enggak jalan kalau sudah urusan begini. Kemudian, ia melihat Deny tersenyum lebar dengan menenteng tas-nya, "Aku akan anggap ucapan kamu yang barusan tadi hanya angin lalu. I need my mood before that to enjoy today..."
Kemudian, Deny cepat-cepat melipir, berjalan gegas ke arah pintu, meninggalkan Diny yang masih ternganga.
Sekarang Diny kembali bertanya-tanya, apakah ia perlu sedikit intervensi? Just to ensure Karina will not going anywhere?
***
Nila memberikan Diny deskripsi jelas tentang baju yang harus ia pakai ke pesta pernikahannya malam ini: 20's era inspired dress and if the color can be blue it would be better. Kebetulan, ia punya baju seperti itu dan lengkap dengan detail art deco khas era yang disebutkan Nila. Ditambah dengan soft finger waves hair yang dihiasi dengan bandana kecil keperakan. She's so ready to go. Tidak sia-sia ia menyiapkan dirinya seharian ini.
Tepat jam 6, orang yang ditunggu-tunggu olehnya datang. Ia cepat-cepat mengaitkan tali flapper high heels-nya dan membukakan pintu.
"Kamu beneran, deh ke kondangan doang minta aku pake jas..." Dan, tiba-tiba Nicky terdiam ketika mata mereka bertemu. Pria berkacamata itu langsung melihat Diny dari atas ke bawah dan Diny yakin ia bisa melihat wajah Nicky yang memerah.
"Ngeliat cewek dari atas ke bawah itu enggak sopan, tahu!" sentak Diny.
"Karena aku enggak mau melewatkan betapa cantiknya kamu malam ini," ucap Nicky, lembut, hampir seperti berbisik.
Sekarang wajah Diny yang memerah apalagi hari ini Nicky tercium wangi, jas hitamnya yang pas badan membingkai sempurna tubuhnya yang kurus namun berbentuk itu. Rambutnya yang biasanya berantakan dan mencuat kemana-mana kali ini disisir dengan rapih. Tidak hanya membuat pipi Diny menjadi pink tapi juga jantungnya yang berdetak-detak lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Come True
Romance[COMPLETED] Dua cerita cinta... Ada yang gila kerja dan penuh penyangkalan jika sudah menyangkut soal cinta. Ada yang menganggap cinta adalah petualangan hingga menyakiti dirinya sendiri. Kenapa emosi yang bernama cinta harus serumit ini?