SEE YOU AGAIN. Inspirasi by : See You Again (Wiz Khalifa feat Charlie Puth

63 3 3
                                    


Duar...
Sial ban motorku kempes, aku tertinggal jauh dengan rombongan. Handphone mereka tak satupun yang aktif. Entah apa yang harus ku lakukan. Pemukiman masih jauh belum terlihat mata. Aspal mulus yang membelah terasering persawahan menjadi tempatku menggantungkan nasib. Senja semakin menurun, sekian lama aku menunggu dengan si David yang rodanya sedang bermasalah. Ya, aku bersama si David, harley tersayang dengan suara knalpotnya yang menggelegar. Aku hanya mengutak-ngatik Handphone berharap ada yang bisa membantuku. Tapi sayang, sinyal tidak mengizinkanku untuk berinteraksi dengan siapapun. Aku tidak mungkin mendorong si David dengan beratnya yang sekian kilo. Harapanku hanyalah Tuhan. Tapi, mungkinkah tuhan mendengar keluhku?, sementara aku jarang mendekat?. Tapi aku yakin Tuhanku Maha Mendengar. Entahlah.
Mudah-mudahan malam ini singkat. Mentari sesegera mungkin menaiki singgasananya. Orion indah yang tersebar di langit tidak mengindahkan perasaanku yang sedang kacau. Aku berusaha memejamkan mataku agar malam ini terasa singkat. Namun cahaya dewi malam menyelinap dikelopak mataku.  Seandainya aku tidak memaksakan diri untuk sendiri, pasti aku tidak kesepian. Ah dasar goblok.
“Mas.. mas.. Bangun mas..!”
Seorang gadis membangunkanku yang sedang terkapar diatas rumput. Rambutnya tergerai halus. Aura anindyanya terpancar jelas. Kaget bukan kepalang. Langit belum berubah warna, hanya ufuk timur yang terlihat sedikit oranye. Jam tanganku menunjukkan setengah enam pagi.
“Maaf mas... mas enggak kenapa-napa ?” Tanya si gadis
“Ya.. aku baik-baik saja, tapi motorku sedang bermasalah.” Aku tergagap ketika melihat matanya. Ia berdiri dan mendekati lelaki yang tengah duduk diatas motornya. Entah apa yang mereka bincangkan.
Tak lama kemudian, lelaki itu memutar balik setang motornya dan meninggalkan kami. Gadis itu kembali mendekatiku.
“Dia mau kemana ?” Tanyaku
“Tenang saja, kami akan membantumu ?”jawabnya santai
Aku tercengang, siapakah orang ini ?. Kok mereka baik sekali dengan orang yang tidak mereka kenal ?.
“Oh ya, kenalkan aku Gita !” Gadis itu menjulurkan tangannya.
Aku sedikit berfikir dan menjabat tangannya. “Aku Andra”.
“Kamu sudah lama disini ?”
“Ya aku sudah cukup lama disini, dari kemarin sore” Aku sedikit kaku. “Yang tadi siapa ?, itu pacar kamu ?” Tanyaku
Ia tertawa “Dia Haikal sahabatku, dan kami tidak akan mungkin pacaran”
“Kenapa bisa begitu ?” tanyaku balik.
“Yaa.. kami menjalin persahabatan cukup lama, pernah ada perasaan satu sama lain, tapi dengan bijaknya Haikal, ia memutuskan perjanjian diantara kami kalau kami menjalin hubungan selain persahabatan kami tidak akan saling bertemu dan berinteraksi, meskipun itu secara tidak lansung”  Jelas Gita.
Aku kagum dengan prinsip persahabatan mereka. Sahabat seperti ini yang aku butuhkan.
Sekian lama kami berbincang. Lelaki tadi datang dan sebuah mobil pick up mengikutinya. Tanpa pikir panjang seorang montir dibantu dengan temannya mengatasi ban motorku yang pecah. Sambil menunggu, kami berbincang-bincang. Mereka orangnya ramah dan mudah bergaul. Perkenalan kami diselingi canda tawa dan indahnya Matahari yang sedang berarunika
“Bang.. motornya udah normal bang.” Montir itu memotong hangatnya pembicaraan kami.
“Sebelum kita kerumah, kita mampir dulu di lesehan ya..!” Kami sepakat sebelum mereka balik ke penginapan, mereka harus mampir dulu dirumahku.
Haikal dan Gita berasal dari Bandung. Mereka datang ke Lombok untuk mengisi  liburnya yang panjang. Umurku setahun lebih muda dengan mereka. Aku berencana akan melanjutkan studiku ke kota mereka. Mereka sangat senang mendengar hal itu dan bersedia membantuku. Aku berharap bisa menjadi bagian dari mereka.
“Andra.. Rumah kamu masih jauh dari sini ?” Tanya Haikal sambil lahapnya menyantap beberok makanan khas lombok.
“Yaa.. lumayan, sekarang kita berada di Lombok Timur bagian utara, sedangkan rumahku di Lombok Timur bagian Selatan” Gita menganga mendengar ucapanku.
“Waduuh.. berarti masih jauh lagi dong” Keluh Gita.
“Emang, penginapan kalian dimana ?” Tanyaku.
“Di Penginapan Nuansa Rinjani di Sembalun” Jawab Haikal.
“Oalah berarti deket dong dari sini” Kataku.
“Aku nggak tau jauh deketnya” Ucap Haikal.
Kami terasa semakin dekat, layaknya sudah saling kenal sejak lama. Mereka masih tinggal dua minggu menetap di Lombok. Aku menawarkan mereka agar menginap di rumahku, hitung-hitung menghemat pengeluaran. Mereka menerima baik tawaranku. Jadi, Pagi ini kami ke penginapan dulu mengambil barang dan meluncur kerumahku.
Selama mereka di Lombok, aku siap menjadi relawan guide mereka. Dan berencana ikut dengan mereka ke Bandung untuk survey tempat kehidupanku untuk tahun depan dan seterusnya.
Mereka sudah menjadi bagian penting dikehidupanku. Mereka pun begitu, Setahun sudah persahabatanku dengan mereka. Kehidupanku dibebani dengan tugas kuliah yang selalu menggentayangiku. Tapi kakak senior sekaligus sahabatku, setia membantuku kapanpun itu.
Libur semester datang, 3 bulan lamanya. Kami berencana mengisi libur dengan liburan. Benar kata orang, makna libur ya liburan kalau tidak liburan apa yang terkenang ketika libur ?. Hahaha sebuah prinsip yang istimewa.
Gita mengusulkan kita menghabiskan libur di Lombok lagi. Haikal juga sependapat dengannya. Mereka tak puas-puas dengan Lombok. Okelah kali ini aku yang mengalah. Aku ingin menapaki pulau Indonesia bagian lain. Tapi mereka cinta dengan pulauku. Okelah kalau begitu.
Keluargaku sangat senang mendengar berita itu. Mereka meyiapkannya dari jauh hari sebelum kedatangan kami. Aku juga sudah membuat list perjalanan wisata selama kami di Lombok.
Mentari pagi tersenyum menambah semangat kami melangkah menuju Bandara Halim Perdana Kusuma. Lombok we are coming...
Moleknya pramugari mondar-mandir memastikan penumpang aman dengan sabuk pengaman yang sudah terpasang. Tak sabar rasanya menginjak tanah kelahiran yang sudah lama ku tinggalkan. 
Selama di pesawat aku selalu menghayalkan liburanku yang akan sangat mengesankan. Namun tiba-tiba pesawat sedikit bergetar memecah lamunanku. Hanya sekedar awan kecil.
Tak lama kemudian pesawat kembali bergetar tidak sebentar. Kami semakin khawatir. Pramugari berusaha menenangkan para penumpang, karena kita hanya melalui awan cumolonimbus yang tidak besar. Senyuman pramugari sedikit menenangkanku. Tapi, pesawat semakin terasa tak bersahabat. Kilatan petir tak jarang meneror kami. Aku melihat Gita dan Haikal, mereka juga terlihat ketakutan. Pesawat semakin bergoyang. Para penumpang berteriak memenuhi telingaku. Suasana tegang tak karuan, peasaanku kacau. Corong oksigen yang kuhirup semakin tak bisa menenangkanku.  Seketika mesin pesawat mati. Suara teriakan semakin berusaha membelah gendang telingaku. Gravitasi bumi dengan kuat menarik pesawat. Untung saja sabuk pengaman menahanku untuk tetap duduk di kursi pesawat. Jantungku terasa masih berada di udara. Kapal yang terapung perlahan-lahan ditelan lautan. Guyuran hujan mempersulit untuk keluar dari pesawat. Dari jendela pesawat aku melihat Haikal dan Gita sudah berada diatas perahu karet. Aku masih terperangkap didalam pesawat. Haikal segera meloncat ketika melihatku masih berada didalam. Aku berusaha mencari jalan keluar. Tapi, pintu yang terbuka sudah tertelan lautan. Tiba-tiba Haikal menarik kakiku dari bawah dan mendorongku agar keluar dari pintu itu. Tepat di mulut pintu aku tak bisa menahan napas lagi. Haikal dengan cepat memelukku dan membantuku naik ke permukaan laut dalam keadaan tak sadarkan diri. Tapi, Haikal juga kehabisan napas. Seluruh badan pesawat tertelan lautan. Jasadku dan jasad Haikal terapung saling berpelukan. Entah bagaimana dengan cerita Gita.
Gita.. Kami akan menunggumu di tempat yang istimewa. Kematian kami adalah perpisahan yang indah. Kita dipertemukan karena Tuhan, dan dipisahkan karena Tuhan. Bibir kami tersungging dalam pelukan sahabat. Sebuah tragedi yang memisahkan alam antar sahabat. Walaupun berbeda, kami terasa masih menyatu dan pasti akan bersatu.

It's been a long day without you my friend
And I'll tell you all about it when I see you again
We've come a long way from where we began
Oh I'll tell you all about it when I see you again
When I see you again
Hari-hari terasa lama tanpamu, teman
Dan kan kuceritakan semua ini padamu saat aku bertemu denganmu lagi
Kita sudah sejauh ini sejak pertama bertemu
Oh kan kuceritakan semua ini padamu saat aku bertemu denganmu lagi
Saat aku bertemu denganmu lagi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

See You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang