Setiap orang pasti punya dua sisi.
Yang terlihat dan yang tersembunyi.
Bisa saja yang terlihat adalah yang ingin kau sembunyikan.
Dan yang tersembunyi justru yang paling ingin kau perlihatkan.
-Evelyn-
***Hari ini seperti hari-hari sebelumnya, tidak ada yang spesial. Apalagi dengan Sekolah, sangat membosankan.
Terlebih bagi gadis dengan seragam acak-acakan itu. Sampai di sekolah jam 8, sebelum mengisi apsen di kelas, ia akan terlebih dahulu mengisi apsen diruang BK. Saking seringnya ia datang kesiangan. Sudah hal yang biasa dan yang menjelaskan itu semua adalah kata malas, terlalu malas untuk ke sekolah.
Percayalah, tujuannya sekolah hanya untuk mengisi apsen dan menunggu lulus.
Gadis dengan tubuh tinggi semampai itu baru saja memasuki kelas bersama wajah tanpa ekspresi seperti biasanya. Orang-orang yang dilewatinya tidak ada satupun yang mau menatapnya, bahkan hanya untuk sekedar meliriknya. Ia tidak peduli, sekalipun tatapan sinis yang mereka berikan. Kaki jenjangnya terlihat seperti dipaksakan melangkah, berbelok kekiri menuju singgasananya. Baru saja ia menyampirkan tas di bangku, Nesa temannya datang sambil memukul bahu kanannya.
"Woy!, kesiangan lagi lo?" ucapnya bermaksud mengagetkan.
Tanpa rasa kaget sedikitpun, gadis itu melirik sekilas, "menurut lo?" Balasnya dengan datar dan setelahnya mengambil ancang-ancang untuk tidur, setelah mendudukkan diri dibangku singgasananya.
Nesa menghembuskan nafas, mengangkat bahu sembari menggeleng. Tatapannya masih terpaku pada gadis itu. Teman yang sudah dianggapnya sahabat sekaligus saudara. Sayangnya tidak ada pengakuan balik yang diterimanya dari gadis itu.
Menurutnya, ada banyak yang berubah dari gadis yang seakan ditakdirkan bersamanya sedari dulu itu. Sejak sekolah dasar ia mengenal gadis itu dan saat masuk SMA dia seperti melihat sosok lain. Bukan lagi gadis itu yang dulu.
Namanya Evelyn Bramasta. Orang yang sama dengan sikap yang berbeda.
Apa yang terjadi? itu yang selalu ingin Nesa tanyakan pada Evelyn. Tapi melihat kondisi Evelyn yang saat ini, sangat tidak mungkin untuk mendapatkan jawaban. Yang ada hanya tatapan datar tanpa ekspresi dan berakhir dengan Nesa yang ditinggalkan tanpa sepatah katapun.
"Ibu Fatma kesini!!"
Teriak Andi dari luar kelas yang saat ini terlihat bergegas ke arah bangkunya. Semua seketika ribut dan kocar-kacir menuju bangkunya masing-masing. Hal itu lantas membuat Nesa yang sedari tadi bengong menatap kearah Evelyn yang baru saja tertidur, kaget dan spontan langsung duduk di kursinya. Tepat di samping gadis yang saat ini sedang menikmati tidurnya.
Tak ada yang bisa mengganggu Evelyn.
Setelah kejadian dulu, ketua kelas yang membangunkan Evelyn saat tertidur untuk membersihkan kelas, kerja bakti. Mendapat bogeman mentah dari Evelyn. Bagian bibir kirinya lebam dan sedikit berdarah. Kendati sosok ketua kelas adalah cowok tinggi berisi, tapi itulah Evelyn dia selalu tak terkira. Sehingga, mulai saat itulah tidak ada yang berani mengusik tidurnya....
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Be GoodGirl
ChickLit"Memangnya kenapa jika aku berubah?" "Salah?" "Jangan salahkan aku!" "Salahkan mereka yang tak ingin aku hidup." -Evelyn Bramasta "Apa dengan merubah dirimu akan merubah segalanya?" "Tidak ada yang menyalahkanmu" "Biarkan...