Happy reading ❤️
Enjoyyy
*
*Kembalinya dari mengantarkan dokter Angga hanya bisa berdiam. Menggenggam tangan mungil yang putih bersih itu. Kesalahan yang sama ia perbuat lagi kepada wanitanya.
Angga sadar bahwa ini sepenuhnya bukan salah Zara. Seharusnya ia mengerti istrinya itu sedang hamil dan mungkin tak mampu untuk mengurus semuanya. Termasuk mengurus anak pertamanya yang sedang aktif-aktifnya seperti sekarang.
Dengan perut yang semakin hari semakin besar, yang memasuki usia 7 bulan. Zara sudah tak sebebas dulu untuk melakukan kegiatan apapun. Apalagi dengan tubuh mungilnya ia semakin susah.
"Eehh".
"Zaraa. Ra". Ucap Angga terkejut senang melihat istrinya yang sudah sadar.
"Angga". Ucap Zara menghamburkan pelukannya.
"Hikss.. Aku minta maaf, aku minta maaf, hikis..hiks maaf aku gak tau kalo anak kita kelu...". Ucap Zara menangis.
"Udah ya sayang kamu gak salah. Aku yang salah, aku gak ngerti keadaan kamu. Maafin aku Ra". Ucap Angga memotong ucapan Zara.
"Aku gak pernah bisa ngejaga Rey dengan baik, pap. Aku bukan ibu yang baik untuk anak kita". Ucap Zara.
"Sayang jangan ngomong kayak gitu. Kamu bukan nya gak bisa jaga Rey, mungkin karena kamu lagi hamil jadi kamu kurang fokus aja. Maafin aku karena udah ngediemin kamu kemarin ya". Ucap Angga menangkup kedua pipi Zara dan mengecup bibir Zara lama.
"Jangan nangis lagi dong".
"Kamu juga jangan nangis. Masak udah bapak bapak nangis". Ucap Zara tersenyum mengusap air mata Angga di sudut matanya.
"Heh siapa bilang aku nangis. Aku gak nangis kok". Mengusap air matanya, seolah tak terjadi apa-apa.
"Sayang aku mau peluk. Kangen, kemarin kan kamu tidurnya di bawah saking marah sama istrinya". Ucap Zara menyindir angga, yang hanya tersenyum kikuk.
"Hehe sayang, aku kan gak marah cuma mau nenangin diri aja, aku masih syok lihat Rey yang jatuh". Ucap Angga membela.
"Em iya deh percaya. Tapi malam ini tidur disini kan sama aku?". Tanya Zara penuh harap.
"Tidur disini gak ya". Ucap Angga sambil berpikir.
"Aaahk, kenapa? Udah gak mau tidur bareng aku lagi? Yaudah kalo gitu kamu gak akan pernah dapet jatah ranjang dari aku. Kalo kamu mau, kamu bisa cari jalang di luaran sana aku mah ikhlas". Ancam Zara.
Angga menatap Zara khawatir, apa apaan istrinya bicara seperti itu. Gini nih kalo main main sama ibu hamil, sensian orangnya gak bisa di ajak bercanda. Maunya serius mulu.
"Eit jangan gitu dong mam, papap tidur disini kok malam ini. Kasih papap jatah ya mam". Ucap Angga Merayu Zara.
"Hemm".
Dengan gerak cepat Angga menindih tubuh Zara, sekuat tenaga Angga menahan berat badan nya, takut anaknya kejepit.
Mencium bibir ranum Zara dengan penuh cinta tanpa nafsu. Tangan Angga mulai membelai bagian tubuh Zara yang lain. Keringat sudah membasahi tubuh keduanya membuat gelora gairahnya memuncak. Satu persatu helaian benang yang menempel di tubuh Zara menghilang.
Sudah 15 menit ciuman Angga masih saja bertahan. Dengan berat hati Zara harus menghentikan kegiatan suaminya itu. Dengan menundukkan wajahnya ciuman itu terlepas.
"Cuhkup sayang". Ucap Zara ngos-ngosan mengelus dada bidang Angga.
"Pap baju mamam kemana?". Tanya Zara terkejut spontan kedua tangan Zara menyilang menutupi kedua buah dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT LOVE[SELESAI]
Teen FictionDia lelakiku, belahan jiwaku, lelaki yang sangat aku cintai. Aku tak tahu bagaimana diriku tanpanya ~ Adhisty Zara Sundari Kusumawardhani. Dia wanitaku, separuh napasku, wanita yang sangat aku cintai. wanita yang selalu menjadi bahagiaku ~ Angga Ald...