2 | Encounter

1.9K 194 6
                                    


- BOURNE -

▪️▪️▪️

Sinb menatap kedua orang tuanya yang kini sedang menyantap sarapan pagi mereka dengan lahap. Sinb menekuk wajahnya, Tidak ada yang salah, hanya saja Sinb merasa ada yang hilang saat ini. Di meja yang besar, hanya di isi oleh tiga orang. Bukan, harusnya mereka berempat saat ini. Harusnya hyunjae ada di sini. Kakak laki-laki sinb, hwang hyunjae yang tidak tahu keberadaannya dimana hingga detik ini. Kedua orang tua sinb merahasiakan keberadaan hyunjae darinya.

Sinb sangat merindukan sosok kakak dalam hidupnya. Terakhir kali sinb bermain dengan hyunjae saat sinb berumur 6 tahun dan hyunjae berumur 10 tahun. Rasanya begitu menyenangkan saat mereka bermain bersama. Hyunjae sangat menyayangi sinb dan selalu memperlakukan sinb seperti seorang putri dalam hidupnya. Tapi entah mengapa kedua orang tua nya membawa hyunjae pergi keluar negeri dan setelah itu hyunjae tidak pernah kembali ke korea. Sinb yang masih kecil saat itu hanya menganggap hyunjae pergi sebentar. Namun seiring berjalannya waktu, saat sinb beranjak remaja dia baru menyadari bahwa hyunjae benar-benar sudah meninggalkannya. Itulah mengapa sinb selalu merasakan kesepian saat ini.

"Eomma.. bisakah aku bertemu dengan hyunjae oppa?" Tanya sinb ragu. Meski ini bukan pertama kalinya sinb menanyakan hal itu.

Hwang minyoung lalu meletakkan sendoknya dengan rapi. Menatap putrinya dengan tatapan yang sulit sinb artikan.

"Belajarlah dengan baik sinb-ya, setelah itu eomma akan mengizinkanmu bertemu dengan hyunjae"

"Selalu saja seperti itu" kesal sinb.

"Asal eomma tahu, aku sudah belajar dengan keras hingga detik ini, aku sudah menjadi juara di kelas hingga saat ini. Apa itu tidak cukup untuk membuktikannya?" Tanya sinb agak kesal.

"Juara 2? Apa itu bukti bagimu? Kau selalu mendapatkan posisi ke dua selama ini. Eomma belum melihat hasil kerja kerasmu itu, jadi cobalah untuk meraih posisi yang pertama sinb, baru kau bisa bertemu dengan hyunjae" tegas minyoung.

Sinb menatap minyoung tak percaya. Apa menurutnya mendapatkan posisi pertama itu semudah membalikkan telapak tangan? Yang benar saja, begitu banyak rival dalam kelasnya. Semua orang sangat kompetitif, sinb bahkan sudah sangat beruntung dapat menduduki peringkat kedua dalam kelasnya.

Semua ini membuat sinb pusing. Ia sudah berusaha selama ini untuk melakukan yang terbaik dalam belajar. Untuk mendapat posisi yang pertama ini sangat berat.

Sinb ragu akan hal itu. Tapi disisi lain dia juga sangat menginginkan hyunjae. Salah satu caranya untuk bertemu dengan hyunjae adalah mengikuti apa yang eommanya katakan.

"Baiklah. Jika aku mendapatkan posisi pertama... eomma harus membawa hyunjae oppa kembali" kata sinb balik membuat kesepakatan.

Minyoung mengangguk mengiyakan. Sedangkan jiseob, ayah sinb hanya memandang mereka dalam diamnya. Bukan hal yang aneh bagi sinb. Ayahnya memang akan diam seribu bahasa setiap kali keluarga mereka membahas tentang hyunjae. Sinb juga tidak tahu apa alasannya. Sebenarnya begitu banyak pertanyaan yang ingin sinb tanyakan tentang hyunjae, tapi itu semua percuma. Sinb juga tidak akan mendapatkan jawabannya.

Tak mau berlama-lama dalam kekesalannya. Sinb langsung meraih tasnya untuk berangkat sekolah. "Aku pergi" pamit sinb.

Kini sinb sudah di dalam mobil bersama supir seperti biasanya. Sinb menatap ke luar kaca mobilnya, cuaca mendung saat ini sama seperti suasana hatinya yang bingung. Sinb bingung bagaimana caranya agar dia dapat merebut posisi pertama di kelasnya. Mengingat posisi pertama kini di pegang oleh yerim. Membuat sinb tidak yakin. Menurut sinb, yerim itu sangat pintar. Ia unggul dalam banyak hal, sudah beberapa kali sinb mencoba belajar lebih keras. Namun tetap saja yerim yang mendapatkan posisi pertama itu.

BourneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang