13

290 121 55
                                    

°|•°'Namjoon pov      

"Lei ppalli gaja! Nanti kita bisa terlambat. " Ucapku memanggil Leina agar segera bergegas.

"Jamkkanman! " Balasnya sembari berteriak dari arah kamar. Leina memang akan menginap di rumahku untuk seminggu kedepan.

Dia menempati kamar bekas kakak ku yang kini sudah menetap bersama dengan suaminya sejak dua tahun yang lalu.

"Ppali gaja! Nanti kita terlambat " Leina lalu menarik lenganku sembari mengulangi apa yang aku ucapkan barusan.

"Ck, dasar. "

Setelah itu kamipun pergi melajukan mobil dari halaman rumahku setelah berpamitan dengan eomma. Sedangkan appa, dia sudah pergi berangkat kekantornya sejak jam 07.00 pagi tadi.

"Berapa lama kau akan mengambil cuti kuliah? " Tanyaku sembari tetap fokus menyetir.

"Emm.. Sekitar tiga bulan mungkin. " Jawab Leina dengan mulut yang penuh dengan roti sandwich.

Aku melirik sekilas kearahnya, tanganku terulur untuk mengusap sedikit noda mayonise yang menempel disudut bibir Leina. 

Setelahnya kembali fokus kejalanan untuk menyetir. Merasa ditatap intens oleh gadis yang tengah duduk tepat didampingku.

Membuatku menoleh kearahnya dan bertanya dengan wajah yang datar.

"Wae? Kau itu seorang gadis Lei, tidak bisakah kau makan dengan lebih sopan. Kalau kau selalu begitu mana mungkin ada lelaki yang akan menyukaimu. " Ucapku menegur sekaligus mengejeknya Leina.

"Oo jinjja?! Tapi sayangnya aku tidak peduli.. " Balasnya dengan wajah yang membuatku menggelengkan kepala di saat mendengar penuturan dari gadis itu.

"Joonie bisakah kita berhenti ditempat perbelanjaan terdekat? Aku ingin membeli beberapa bahan makanan untuk nenekku. " Pinta Leina yang tengah sibuk mengelap bibirnya dengan tisu.

"Baiklah tapi jangan lama lama! Nanti aku bisa terlambat pergi kekampus. " Titahku kepadanya.

"Iya iya dasar bawel. " Setelah itu akupun menghentikan mobilku di salah satu supermarket terdekat. Leina pun turun dari mobil setelah aku selesai memarkirkanya.

°|•°'Leina pov

Aku berjalan memasuki tempat perbelanjaan tersebut. Membeli beberapa daging beku, sosis, telur, dan sayuran yang tersedia di sana.

Saat tengah sibuk memilih beberapa camilan yang akan aku beli untuk Namjoon. Tiba tiba saja ada yang menabrakku dari arah belakang.

Hampir saja terjatuh tapi untungnya seseorang itu menahan tanganku terlebih dahulu. Sedikit bisa bernapas lega dan setelah itu berbalik kearahnya untuk melihat siapa yang baru saja menabrakku.

"Mwo-ya!? Apa kau tidak punya mata hah!? Bisa bisanya kau menabrakku, bagaimana jika aku terjatuh dan terluka. " Ucapku penuh emosi sembari berteriak kearahnya.

Membuat beberapa pengunjung di sini menatap kami dengan ekspresi penasaran sekaligus risih. Tapi aku memilih untuk menghiraukan semuanya.

"Ya! Kenapa kau hanya diam saja? Apa kau tuli hah? Aishh menyebalakan sekali. " Ucapku bertanya dengan umpatan diakhir kepada lelaki berwajah polos itu.

Yang sayangnya hanya dibalas dengan senyuman bodoh diwajah tampannya.

°|•°'Namjoon pov

End of Story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang