Kamu itu orang yang menyebalkan, namun disisi lain kamu adalah orang yang nantinya akan aku jadikan seseorang yang spesial karna kamu memiliki beberapa ruang lebih banyak di pikiranku- miko
-----
"Em, kenalin dulu ya ini Angga dan ini Hendra." Suasana berubah menjadi canggung karena Angga yang menghampiri Riska. Awalnya Riska merasa suasana akan berubah menjadi mencekat karena tatapan Hendra yang tak seperti biasanya.
Namun hal itu adalah salah, Angga menghampiri Riska dan juga Hendra kemudian mengulurkan tangan untuk bersalaman ke Hendra dengan senyuman. "Hai, aku Angga teman Riska di kos." Angga tersenyum ramah ke arah Hendra dengan posisi tangan masih mengulur ke arahnya.
Hendra kemudian mengubah ekspresi yang semula tegang dan juga penuh amarah menjadi biasa saja karena ia pikir Angga adalah seorang yang friendly. Kemudian ia membalas senyuman Angga beserta jabatan tangannya. "Kenalin aku Hendra, masa depannya Riska." Tetap saja tawa sumringah dan juga jahil dikeluarkannya karena ungkapan lucu yang barusan dia katakan.
"Ih apaan sih Hen, enggak kok ngga. Kita tuh temen satu sekolah dulu." Riska menjelaskan sembari kesal pada Hendra lagi dan lagi untuk kesekian kalinya.
"Owalah, jadi ini to pacarnya Riska. Hehehe, yaudah aku duluan ya soalnya udah ada janji." Ejek Angga yang kemudian pamit pergi karena memang sudah ada janji.
Menurut Riska, Angga adalah salah satu temannya yang sangat trendi meskipun kebiasaannya yang selalu ketinggalan jaman karena dia selalu sibuk membaca. Dijaman sekarang ini biasanya orang yang suka baca buku emang selalu berpenampilan seadanya saja, namun berbeda dengan Angga. Dia selalu memperhatikan penampilan dimanapun ia pergi sehingga tak heran jika Riska mulai memperhatikan penampilannya sendiri yang tak lain ya karena satu temannya ini, Angga.
"Udah Hen, kamu makin nggak jelas aja. Aku masuk duluan ya, btw makasih tadi buburnya!" Kemudian Riska memasuki kosnya setelah berpamitan dengan Hendra.
"Oke, besok aku kesini jam 5. Main ya, aku gamau tau!" Hendra berkata seraya menuntut dan Riska tetap tidak menghiraukannya.
Sebenarnya jika dilihat menggunakan hati nurani Riska sendiri, Hendra itu merupakan seorang yang sangat menghibur, apalagi sejak dulu caranya menghibur selalu saja unik.
Flashback On
Riska membuka pintu rumahnya karena mendengar sesuatu terbanting sehingga menimbulkan suara yang nyaring. Kali ini Riska pulang sekolah naik bus umum karena kebetulan sepeda yang biasanya digunakan sedang ada di bengkel karena bannya bocor.
Sebenarnya hari ini sangat melelahkan baginya semenjak kejadian pembulian di sekolah tadi, ia diguyur air bekas pel karena sikapnya yang tidak sopan kepada kakak kelas. Awalnya dia memang disarankan beberapa siswi lain untuk melaporkan hal tersebut ke BK namun hal itu tidak dilakukannya agar tidak menambah masalah lagi di kehidupan sekolahnya yang rumit.
Ia hanya mengganti seragamnya dengan baju olahraga yang sudah dia kenakan pagi tadi. Kebetulan sekali hari ini ada mata pelajaran olahraga sehingga Riska tidak jadi melewati jam mata pelajaran berikutnya dengan kondisi baju basah. Sementara sepatunya masih aman karena hanya terkena air sedikit sehingga tidak perlu ganti sepatu.
Bukan karena Riska takut dengan tidak membalas perlakuan kakak kelas yang tidak suka padanya namun Riska sendiri tidak mau ambil pusing lagi jika ia membalasnya maka suasana buruk ketika di sekolah akan semakin membuatnya tidak nyaman lagi.
Kemudian Riska berjalan terburu ke arah sumber suara dan ia melihat ibu tirinya sedang menangis sembari melempar beberapa barang seperti gelas dan juga perabotan lainnya sehingga banyak pecahan dibawahnya. Melihat hal itu Riska hanya menghela nafas kesal dan kemudian berusaha tidak peduli dengan langsung memasuki kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Me
De TodoIni adalah di jaman milenial, jika kamu tidak bisa mengikuti dan menyesuaikannya maka kamu akan ditinggal dan merasa terkucilkan oleh orang lain. Itulah prinsip tahun 2020 ini. Cewek berusia 18 tahun yang sekarang ini hampir lulus karena sudah menja...