Tampaknya jam pelajaran di kelas Kevin telah selesai lebih dulu dibandingkan kelas Andhin. Seperti biasa, pemuda itu menunggu sang pacar di luar kelas untuk pulang bersama. Dari luar jendela kelas, ia melihat Andhin duduk sebangku dengan salah satu teman laki-laki di kelasnya. Rasa cemburu tidak bisa dielakkan Kevin yang biasa melihat Andhin duduk sebangku dengan teman perempuan. Ia tak sabar ingin mengungkapkan rasa cemburunya.
Kelas Andhin telah mengakhiri jam pelajaran—semua siswa di kelasnya mebubarkan diri. Pemuda itu bersiap menyambut sang kekasih di depan pintu kelas.
"Hai Dhin ..."
Tidak seperti biasanya, gadis itu hanya menatap sekejap dengan wajah cemberut dan langsung melewati Kevin begitu saja. Andhin tidak berkata sepatah kata pun. Dengan wajah muram ia berjalan tak mengacuhkan. Kevin tetap mengikuti kemana arah sang gadis berjalan dari belakangnya.
"Yang, kamu kok sekarang duduknya sama cowok?"
Kevin yang merasa heran dengan sikapnya, mencoba merayu dengan memegang pundak sang pacar dari belakang, "Yang, jawab dong. Kok duduknya sama cowok? Aku cemburu tau."
Andhin langsung membuang tangan yang menempel di pudaknya, lalu menoleh dengan tatapan kesal ke arah pemuda itu. "Emang kenapa? Dia cuma temen aku. Gak usah pegang-pegang!"
"Kok kamu nyolot gitu sih sama aku? Lagi PMS ya?" Kevin tetap tersenyum manis. Namun, gadis yang ia rayu malah berjalan lebih cepat seolah sedang menyiapkan kata-kata untuk diutarakan padanya.
"Yang, kamu kenapa sih? Kamu lagi marah ya sama aku? Bilang aja dong, salah aku apa? Yang?"
Kevin masih terus mengikuti ke mana langkah gadisnya pergi, hingga ia menggenggam pundak gadis itu untuk menghentikan langkahnya. Seketika Andhin kembali mengarahkan pehatiannya ke arah Kevin dengan tatapan menusuk tajam seraya membuang genggaman tangan pemuda itu di pundaknya.
"Diem, jangan sentuh aky! BERESIN URUSAN MANEH SAMA SI MIRA!"
Nada bicara Andhin meninggi seraya mengarahkan jari telunjuknya ke arah wajah pemuda itu. Tangan yang sedang menunjuk diraih Kevin untuk sekadar menenangkan amarahnya. Namun gadis itu tetap membuang kembali tangan Kevin bersambung menegaskan kata-katanya.
"Pergi sana! KITA PUTUS!"
Andhin kembali meneruskan langkahnya dengan cepat untuk meninggalkan sang pengkhianat. Pemuda itu hanya bisa memanggil sang kekasih yang sudah berjalan semakimmenjauh. Kevin tidak punya upaya lagi untuk membujuk pacarnya agar bisa berbicara secara baik-baik.
"Dhin... DHIN KENAPA SIH KITA BICARA DULU! DHIIIIINN!"
Dari kejauhan, Pandu yang berada di lantai tiga bangunan sekolah, sedari tadi melihat gerak-gerik sepasang remaja itu. Suaranya tidak terdengar jelas dari tempat ia sedang berdiri. Menurut persepsinya, mungkin mereka baru saja bertengkar. Pertengkaran dalam percintaan remaja memang sudah biasa. Namun itu adalah sesuatu yang pertama kali dilihat Pandu dari pasangan itu.
Di lantai tertinggi bangunan sekolah itulah tempat Pandu biasa menyendiri ketika tidak sedang bersama Dito. Namun Dito juga terkadang menemaninya di atas sana. Tempat yang tinggi dan sunyi menjadi tempat yang tenang untuk Pandu menorehkan gambar di atas sketchbook miliknya. Selain itu, dari sana juga ia bisa melihat daratan yang lebih luas.
KAMU SEDANG MEMBACA
About D ( Her Secret ) ✔
Novela JuvenilCerita Wattpad dengan visual ilustrasi di dalamnya. Andhini tak menyangka, di masa remajanya ia akan dipertemukan kembali dengan seseorang yang sempat datang di masa kecilnya. Dia adalah Dara, yang kini bersembunyi di balik nama barunya, Nadi. Nadi...