Saat di Cafe, Stella hanya duduk dan menundukan kepalanya. Sedangkan Velan sedang meliriknya tak henti-henti.
Alden yang nyadar dengan gerak-gerik Velan pun mulai menyenggol lengan Velan. "Gak usah bucin masbro!" ujar Alden, mengejutkan ke enam wanita yang sedang asik bercengkrama.
Sedangkan Agam, dan Ishak sedang asik mengemil makanan yang merema pesan.
"Dia kenapa?" tanya Syera, Sella menggeleng. Sedangkan Audry, hanya terdiam dan memutuskan hanya menyimak.
Stella mulai memakan pesanannya dengan nikmat. Sedangkan Ratu sedang mencari gamis untuk dirinya di akhir tahun.
"Eh, besok kita udah lepas dari Ujian Nasional nih. Gimana adain pesta kecil?" ujar Audry, seketika ke sembilan remaja itu langsung berdiskusi dengan gulatan pikiran mereka masing-masing.
Stella mulai sejenak terdiam, "kayanya gak usah, karna aku mau quality time sama mama. Dan nentuin, mau kuliah dulu atau nemuin jodoh," ucap Stella sangat lembut, membuat Velan yang tadinya hanya melirik menjadi menatap Stella dengan penuh arti.
"Kalian kuliah? mau dimana?" tanya Ratu, "Aku di UNLAM," sahut Audry.
"Aku UIN," sambung Syera.
"Aku Unlam, insya allah," sahut Stella.
"Aku juga Uin, kamu?" tanya Sella kepada Ratu.
"Aku Uin, jadi kita bisa masih sahabatan kan? walau beda kampus?" ujar Ratu membuat ke lima sahabat barunya itu tersenyum. "Aku tetap di london, karna udah di daftarin di Oxford sama papah. So, kita tetap ldr-an," ucap Sandra.
"Heummm- jaga kesehatan aja," ucap Sella sambil memeluk tubuh Sandra.
Sedangkan tim cowok, agak tidak singkron dengan suasana cewek.
"Bukannya lo mau nerusin perusahaan bokap?" tanya Alden, Agam dan Ishak mulai menoleh ke Velan.
Velan mulai menggaruk tekuknya yang tak gatal, "Ehm- kayanya kuliah, sambil kerja," ujar Velan.
"Bisa nih ajak kita Bisnis," ucap Agam, Velan langsung menganggukan kepalanya.
Sejak kejadian Nenek Stella meninggal, Agam dan Velan berteman baik dan saling suport satu sama lain.
"Bisa di atur, Ini kalian pulangnya langsung atau mampir lagi?" tanya Velan kepad tiga sahabatnya. "gua pulang, tuh si Ratu gak bisa kemaleman," ucap Ishak.
"Jadi bucinnya Ratu? asikk," goda Alden, Alden gak bisa dengerin gosip baru.
"Ayok semangat buat besok kelulusan!" ujar Ratu yang sudah menaruh tangannya di genggaman Stella. Sontak semuanya mengangguk dan menggenggam satu sama lain.
"Udah sore, Gua sama Ishak pulang duluan. Ehm, udah malem banget," ucap Ratu yang mulai bangkit dari kursinya, Sedangkan Ishak pun juga mengikuti Ratu.
"Hati-hati, Ikhwan jaga pandangan," pesan Syera, Tak luput dari pandangan Agam. Syera sangat sempurna di mata Agam.
Skip, mereka sudah pulang ke rumah masing-masing. Stella naik bis lagi dan Velan mengikuti dari belakang biar gak kenapa-kenapa.
"kamu gak pulang? kenapa ngikutin aku?" tanya Stella seketika membuat Velan bungkam. Velan mulai mendekat dan mensejajarkan langkah kakinya.
"Gua cuman takut lo kenapa-kenapa, ini udah malam. Gak baikan kalau cewek pulang sendirian." Velan mulai tersenyum kaku, Stella hanya mengangguk dan hening lagi.
Velan baru ingat, apa kabar dengan bebek yang ia kasih dahulu.
"Beny apa kabar?" tanya Velan, "Udah punya anak Lima, lucu-lucu," sahut Stella sambil memamerkan mata sipitnya akibat tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELANSTELLA
Fiction généraleIni tentang Stella Radhina Reyes. Yang diperebutkan banyak pemuda. Dia Cantik, anggun, sholehah, dan juga sedikit pendiam. Mampu saja membuat banyak pemuda terpesona oleh kemolekan dirinya dan lantunan ayat suci al-qur'an nya. Bagaimana rasanya...