FNG - 17

473 16 2
                                    

Bener banget ga si kalau matematika salah satu mata pelajaran yang banyak ga disukain. Rumusnya yang menguras otak membuat kepala menjadi berasap. Tapi tidak dengan Aluna . Bukan parasnya saja yang teramat memikat tetapi kemampuan otak yang tidak dapat diragukan lagi. Pelajaran matematika kali ini tentang integral yang yaah gampang menurut Aluna. Memang bisa dikatakan pelajaran yang disukai Aluna ya matematika.

Dari sekian banyak siswa yang membenci matematika mungkin hanya Aluna lah yang sangat mencintai matematika dan mencintai Kevin. Eh???

2 jam pelajaran matematika tak membuat Aluna bosan beda dengan teman sekelasnya yang sudah teramat sangat bosan. Bel istirahat 5 menit lagi akan berbunyi membuat para siswa yang tadinya mengantuk kini kembali bersemangat menunggu datangnya bel istirahat berbunyi.

TRIIIING........

bunyi bel terdengar membuat sebagian warga kelas berseru gembira. Bagaimana tidak? Guru matematika sangat membosankan, membuat mereka tak betah dalam pelajaran. Dan tak lupa pula rumus-rumus yang membosankan.

Aluna mengemas buku-buku yang berantakan di mejanya dan dimasukan kedalam tasnya.
"Al ikut ke kantin ga?" Tanya sisi.
"Ikut dong laper hehe" ucap Aluna sambil mengelus perutnya.
"Ntar deh nunggu si Naya tuh salinannya belum siap" Aluna menganggukkan.

Tak lama Naya mengahampiri kedua sahabatnya." Yaudah tuk capcus" sambil merangkul kedua sahabatnya dikiri dan kanan bahunya.

Mereka berjalan sepanjang lorong sekolah dengan bersanda gurau. Tak ayal pula kadang sisi menjadi tempat sasaran tinju Naya. Diantara ketiganya memang sisi yang paling lemot. membuat Naya pusing kepala dengan tingkahnya. Aluna menanggapinya dengan tawanya ataupun memisahkan mereka.

Dari arah belakang gadis-gadis itu ada segerombolan lelaki yang berjalan seakan menebar pesona dimana-mana. Bagaimana tidak? Saat mereka berjalan teriakan para gadis , tatapan kekaguman, tatapan ingin memangsa, diarahkan kepada mereka berempat aka Kevin cs.

Valdo dengan aksinya mengedipkan sebelah matanya ketika berpapasan atau melewati para gadis. Aldi yang ramah hanya tersenyum jika di sapa. Ari dan Kevin dengan tatapan datarnya.

Kevin mengernyitkan matanya ketika melihat Aluna tak jauh didepannya. Senyum tipis terlihat di wajah. Melihat itu membuat para gadis yang ia lewati menjerit tak tertahankan. Segera Kevin berlalu berjalan kearah Aluna yang berada didepannya.

Aluna merasakan tangannya ditarik entah kemana yang masih belum sadar kalau kevinlah yang menariknya.
"Ih apaan sih" Aluna mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Kevin. Kevin menoleh kebelakang membuat mata Aluna terbelalak dan langsung melihat sekelilingnya. Tatapan tajam mulai mengelilinginya. Membuatnya tak nyaman.

"Kev apaan sih, lepasin" Aluna masih mencoba melepaskan tangannya.
"Gue mau nemenin cewe gue makan"
"Siapa cewe Lo? Kenapa gue yang ditarik"
"Lo cewe gue"
"Kev ya lepasin dulu tangan Lo gue bisa jalan sendiri ga perlu ditarik gini" Aluna masih berusaha melepaskan genggaman tangan Kevin yang membuatnya tak nyaman sekaligus jantungnya yang berdegup kencang.
"Ga!" Aluna menghela nafasnya.

Naya melihat Kevin dan Aluna tak jauh didepannya mengernyit tak mengerti. Kenapa Aluna bersama Kevin? Ada hubungan apa Aluna dengan Kevin? Mengapa Kevin menggenggam tangan Aluna begitu erat? Apa Kevin mau balas dendam pada Aluna? Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang menghinggapi kepalanya.

"Nay Kevin deket sama Aluna?"

"Gatau gue"

"Atau jangan-jangan Kevin mau balas dendam sama Aluna" sisi dan Naya bertatapan seketika langsung mengejar pasangan yang sudah jauh didepan mereka.

"Al..Al!!!" Panggil sisi, seketika mata sisi melihat genggaman Kevin ditangan Aluna terbelalak.

"Apaan sih Lo bang narik narik tangan Aluna? Mau apa lo?" Tanya Naya dengan nada meninggi.

"dia cewe gue" jawab Kevin datar.
"HAA!!" sorak sisi dan Naya terkejut. Tatapannya langsung teralih pada Aluna yang tengah menunduk.

Naya dan sisi yang memang belum tau hubungan Kevin dan Aluna sontak terkejut. Aluna tak pernah menceritakan apapun pada mereka.
"Lo bukan mau balas dendam ke Aluna kan" ucap Naya menatap Kevin dengan tatapan mengancam.

"Ga. Minggir deh gue laper mau ngajak cewe gue makan" lalu Kevin menarik tangan Aluna yang masih berada digenggaman ya sedari tadi.

Aluna melihat kearah sahabatnya dengan tatapan minta pertolongan. Naya yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya.

                       ----------------------

Kantin yang semula berisik kini hening. Dengan tatapan dari segala penjuru mengarah pada kevin dan Aluna . Tatapan jatuh pada tangan Kevin yang menggenggam tangan Aluna seolah memberi tau bahwa Aluna adalah miliknya.

Aluna melihat sekeliling dengan canggung. Bukan ini yang ia mau. Ia sadar tatapan-tatapan tajam mengarah padanya.

"Duduk" 
"Kev gue ke kelas aja deh" ucap Aluna dengan tampang memelas.

"Gak. Lo belom makan"
"Gue galaper serius" Aluna memberi 2 jari telunjuk dan tengah sebagai tanda pis.

"Gak. Gue mau liat Lo makan depan gue"
"Gue galaper dan gamau mak-"
"Bang baksonya 2 sama es teh manis 2" ujar Kevin ke Abang penjual.
"Siap bro"

Aluna menatap Kevin dengan tatapan sebal. Ia mencoba beranjak dari tempat duduknya untuk meninggalkan Kevin. Belum sampai ia menghadap belakang, tangannya sudah ditahan oleh Kevin.

"Mau kemana"

"Mau ke kelas lah" ujar nya masih dengan tatapan kesal.

"Makan disini sama gue"

" Kev gu-"

"Duduk!" Perintah dengan nada datar dari Kevin membuat Aluna tak bisa berkutik. Aluna melirik sekelilingnya dengan pandangan takut.

Kevin menyadari itu "udah gausah dipikirin, Lo liat kearah gue aja" dengan telunjuknya berada di dagu Aluna untuk mengarahkan pandangannya.

Aluna guup,jantungnya berdebar tak karuan lagi. Setiap berada didekat Kevin jantung nya pasti akan berulah.
"Jangan plis, jangan kaya gini. Gue gamau" batin Aluna .

Ia bukannya tak mengerti dengan orang-orang yang jatuh cinta. Ia hanya menyangkal semoga ini bukan perasaan yang ia duga.

                   ----------------------------

"Al Lo masi lama ga?"

"Bentar-bentar dikit lagi" Aluna dengan pandangan masi mengarah ke papan tulis. Catatannya belum siap gara-gara ia tertidur saat jam pelajaran sejarah. Sejarah memang membuatnya selalu mengantuk.

"Bentar gue ngemas buku, catatannya banyak parah, pegel tangan gue" lama suara sisi tak terdengar membuat Aluna melihat sekelilingnya.

"Kev..kevin" Aluna terkejut.
"Sejak kapan dia disitu?" Batin Aluna.

"Lo ngapain disini? Sisi mana?"

"Udah pulang"

"Lah katanya mau pulang bareng gue, gimana si sisi" Aluna mengeluarkan handphonenya ingin menghubungi sisi.

Belum sempat ia memencet telphone, Kevin sudah merampas handphonenya.

"Apaan sih, sini balikin"
"Gak"

"Gue mau balik sama sisi, sini balikin hpnya "
"Gak"

"Gak-gak mulu lo, balikin hp gue" Aluna masih berusaha meraih handphonenya yang berada di tangan Kevin. Kevin sengaja menaikan tangannya hingga Aluna tak bisa menggapainya. Tinggi Aluna hanya sebahu Kevin.

"Lo balik sama gue Aluna.."
"Gamau, gue mau balik sama sisi"

"Sisi udah gue suru balik sama Naya "
Aluna mengerucutkan bibirnya sebal. Kevin selalu semaunya. Selalu memerintahnya.

Aluna tak menyadari dengan ekspresinya yang seperti itu, Kevin mati-matian untuk menahan agar ia tak mencium Aluna. Seperkian detik Aluna dibuat terkejut dengan Kevin.

Wajah mereka hanya berjarak 10cm. Dari sini Aluna bisa melihat dengan jelas warna mata , bentuk hidung, rahang tegas Kevin lebih jelas.

"Lo kalo mau gue cium bilang, tapi gue gabisa ngelakuin disini" Seketika wajahnya memerah.

GIMANA-GIMANAA??
NEXT PART?

Aluna is fakenerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang