Happy reading gaess!!
Semoga suka ya:))🌈
"Kenalin, gue Anggiarani Salsabilla, panggil aja anggi. Pindahan dari SMA Bhakti Bandung." perempuan berkulit putih, berparas cantik, dan berperawakan tinggi kira kira 160cm itu memperkenalkan dirinya didepan kelas saat pertama kali masuk disekolah barunya. Siswi pindahan itu langsung menjadi pusat perhatian para cowok cowok SMA Harapan Bangsa Jakarta, yang sekaligus menjadi nyinyiran cewek cewek ganjen dikelas bahkan disekolahnya.
"Hai anggiiiiii" sapa semua anak kelas XI MIA 4 kepada anggi.
"Hai" jawab anggi singkat, lalu menyunggingkan senyum manisnya. Membuat siapa saja terpesona.
"Gue bakal jadi pacar pertamanya dia." kata salah seorang playboy. Yang diketahui namanya adalah Haikal. King dari MPLS 2018. Yang langsung jadi most wanted disekolah.
"Anggi, kamu duduk di samping Viana ya" kata bu Aprilia seraya menunjuk bangku kosong disamping perempuan cantik yang tengah menyeringai kepadanya, anggi mengangguk dan berjalan kearah tempat duduk barunya.
"Hai. Kenalin, gue viana" katanya. Lalu menjulurkan tangannya, anggi membalas uluran tangan tersebut lalu tersenyum.
"Lo, serius duduk sendiri kan?" tanya anggi kemudian.
"Temen sebangku gue, meninggal 2 minggu yang lalu dalam kecelakaan Pesawat. Dia sahabat gue dari gue masih SD." jelas viana, tanpa sengaja ia menampakkan raut wajah sedihnya.
"Maaf ya, lo jadi sedih." kata anggi merasa bersalah.
"Eh, gapapa bukan salah lo lagi nggi." jawabnya. Anggi tersenyum masam, masih tak enak hati dengan viana.
Anggi membaca tulisan tulisan yang ada dimeja viana, tulisan dimeja itu menunjukkan kalau mereka begitu dekat, seperti ia dengan Sahabatnya, dulu. tulisan menggunakan spidol berwarna putih cukup menjelaskan sedekat apa mereka. Anggi memperhatikan dengan seksama, dipikirannya terbayang sosok Tiara, teman sebangkunya diBandung.
"Andai lo ngga bener bener pergi malem itu ra, pasti kita bakal tetep bareng bareng disini, maafin gue belum bisa jadi sahabat yang baik buat lo" umpatnya dalam hati, tanpa ada siapapun yang mengetahui.
Prok.. Prok.. Prok..
Suara langkah kaki menuju kedalam kelas membuat semua anak bergerak duduk ditempatnya masing masing, sosok laki laki berbadan tinggi tegak berkumis tebal masuk kedalam kelas dengan hanya membawa sebuah laptot yang terlipat. Pak Amirudin guru Kimia terkiller seantero SMA Harapan Bangsa, guru yang tidak pernah main main kalau sampai dia disepelekan, terlebih masalah tugas. Dia tidak akan segan segan untuk meberikan hukuman terberat yang jarang guru guru lain berikan, dalam kelasnya terdapat banyak sekali aturan yang harus ditaati, kalau tudak mau dipersulit saat ujian akhir tahun depan. Maka dari itu kelas ini terasa hening, sangatt sangat hening."Pak Amirudin, guru KIMIA. Killer, lo jangan macem macem sama guru itu, kalo ga mau susah pas Ujian Akhir." kata viana dengan berbisik. mengingatkan, lalu melirik Anggi, dan Anggi .mengangguk kemudian.
"Selamat siang semuanya." sapa pak Amirudin, untuk mengawali pembelajaran.
"Siang pakkk!!!" Suara kelas itu menyambut dengan sangat bersemangat (pencitraan doang sebenernya, biar keliatan oke)
"Hari ini, karena saya sedang sangat sibuk, kalian tidak akan saya jelaskan apapun pada pertemuan ini, dan sebagai gantinya kalian membuat kelompok belajar maksimal 5 orang, lalu kerjakan buku paket halaman 32. Dikumpulkan besok sebelum jam pertama." Kata pak Amirudin panjang, setelah dimengerti oleh semua siswa, pak Amirudin langsung keluar dengan menenteng laptopnya yang kini sudah terbuka, dari raut wajahnya. beliau terlihat sedang mengerjakan tugas yang begitu sulit.
"Iyaa pak." sahut semua siswa kelas itu.
"Ngga galak gitu." kata anggi kepada viana.
"Lagi sibuk aja, kek gitu nggi. Biasanya kalo ada suara pulpen jatuh aja, langsung deh sekelas suruh muterin lapangan." jelas viana. Anggi terbelalak mendengar penjelasan dari vera, lalu sedikit tertawa. hmm maklum lah Anggi masih anak baru disini, jadi belum tau seluk beluk sekolah ini gimana. Viana maklum.
"Eh anggi, lo sekelompok sama gue yah, mau kan? Sama Tito, Angkasa, Kevin." tanya viana.
"Boleh deh." jawab anggi, karena ia pun belum memperoleh kelompok belajar.
Dan sekarang mereka berlima pun berkumpul menjadi satu meja membentuk lingkaran.
"Nah anggi, kan lo anak baru ya. Pasti lo belum kenal mereka mereka. Kenalin yang duduk disamping lo namanya angkasa, sampingnya lagi Tito, dan ini Kevin" viana menjelaskan dengan detail. Anggi mengangguk sembari tersenyum kepada masing masing dari mereka, berjabat tangan juga.
"Gimana kalo kita langsung mulai aja, kita bagi tugas." celetuk Angkasa.
"Gue setuju, kita bagi aja nomor nya" kata anggi menimpali.
Angkasa, Tito, Kevin, Vianaa, dan Alm.Sheryl, adalah anak anak andalan dari SMA Harapan Bangsa, selain memiliki prestasi yang sangat sangat baik, mereka juga dikenal oleh semua guru sebagai anak yang penurut dan jarang membantah. Jadi dalam urusan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru yang sedang tidak mengajar dikelaspun mereka kerjakan nomor satu, dari pada ngerumpu, ghibah, julid hal hal ga berguna, menurut mereka, hanya buang buang waktu saja. Namun sesekali mereka becanda dan tertawa.
"Biar gue yang bagi. Tito lo nomer 1 sampe 15, Angkasa 16-30, Anggi 31-45, Viana 46-55, dan buarin gue yang nyelesaiin semuanya.. Em gue sisanya 56-selesai. Gimana deal?" kata kevin dengan bangga.
"Oke." mereka menyaut dengan kompak. Dan memulai membuka buku masing masing.
"Ini soal kelas sebelas kaya soal tes CPNS, elah." Celetuk Tito. Sekejap semua mengentikan tugasnya dan menatap Tito.
"Lo udah pernah tes CPNS?" Tanya Kevin.
"Belum." Kata Tito, lalu meringis.
"Dasar si Tuti emang." Kata Angkasa, lalu semuanya teratawa.
"Iih babang angkasa. Ini tito bukan neng tuti, atuh." Kata tito dengan nada bicara seperti banci.
"Ih jijik, geli, hayati sama tuti." Kata Viana, kemudian semua tertawa kembali. Begitu juga dengan anggi.
"Hahaa, udah udah sakit perut gue dengernya." Celetuk Kevin lagi.
"Perut lo ganti profesi?" Tanya tito. Semua masih tertawa terbahak bahak.
"Bisa diem ga sih lo semua, berisik!!" Ucap Talita diujung kelas dengan enam orang temannya.
"Biarin kali, gue berisik bareng bareng. Nah lo, bedakan sendirian. Ga asik. Pembantu pembantu lo pengen dibedakin juga keless." Kata Viana, disusul gelak tawa oleh Angkasa, Kevin, Tito, dan Anggi.
Talita geram dengan ejekan Viana langsung berdiri dan berjalan kearahnya, masih ada kaca yang ia genggam. Lalu menatap anggi yang masih menahan tawanya didepan Talita.
"Heh. Lo anak baru, berani ngetawain gue." Kata Talita sebelum ia menyenggol bahu kanan anggi.
"Bukannya semua murid disini punya hak yang sama. Kenapa gue ga boleh ketawa? Masalahnya dimana?" Anggi menanggapinya dengan santai dengan saling menatap.
"Lo anak baru, gapunya sopan santun."
"Lo yang jadi senior disini harusnya ngajarin sopan santun dong." Kata Anggi lagi.
"Sialan!!" Talita melayangkan telapak tangannya keudara menuju pipi kanan anggi. Namun semuanya ditepis oleh Angkasa.
"Udah deh. Lo berdua mau, undangan BK dateng ke lo." Kata Angkasa menengahi.
Talita yang sudah kesal dan malu kembali kemejanya dengan wajah memerah dan panas, yang langsung disambut kipasan kipasan buku dari teman temannya untuk mendinginkan suhu ruangan yang terasa panas.
"Awas lo, anak baru belagu." Kata Talita dengan nada benci.
"Sabar lit. Bakal ada balesan buat orang belagu kaya dia." Kata Sheryl.
🌈
KAMU SEDANG MEMBACA
WIRAIRA
RomanceSeseorang yang datang pasti akan pergi, jika takdir bersama pasti akan kembali. Kemudian, Mencintai adalah anugerah yang mempunyai resiko yaitu patah. Yuk baca, dijamin seru:v