42

124 9 8
                                    

Pukul 03 sore Laura baru pulang bersama Regan, di ambang pintu sudah ada Rey yg sudah standby menunggu kedatangannya.

Laura melewati Rey dengan mudahnya, seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Atau bahkan keadaannya berbanding balik, seperti Laura yg sedang marah.

Laura Masuk kedalam rumahnya, lalu Rey menatap Regan dengan penasaran.

"Lo apain adek gue?".

"Abis gue laundry otaknya" balas Regan asal. Rey hanya memutar bola matanya malas.

Lalu ia duduk yg diikuti oleh Regan.
"Gue kira Laura pergi ke tempat aneh-aneh". Pikir Rey.

"Ngga gitu juga kali, dia juga masih punya otak cerdas untuk memilih sesuatu yg merugikan" balas Regan.

"Gue udah kenal sama Laura sejak dia masih di embrio, gue tau sifat keras kepala dan tidak ingin kalahnya itu. Dia akan berbuat nekad yg membuat hati dia puas".

"I don't know, gue pikir seseorang tidak akan memelihara kebiasaan buruknya" balas Regan.

"Itu perempuan di luar sana, tapi ini beda lagi. Perempuan yg memiliki Kepala batu, otak panas. Emosi gede, otot-otot dimana-mana. Dia Laura. Perempuan yg ngga kenal takut" Rey memijit kepalanya.

"Lah bukannya ini yg Lo mau ya?" Tanya Regan sambil memandang Rey.

"Emang waktu kecil gue mau punya adek cowo, gue kecewa sih kalau punya adek cewe, makannya gue mau merubah apapun yg ada di diri Laura jadi cowo. Makin kesinih gue makin sadar, gue lebih baik punya adek cewe, maka dari itu gue mau hapus seluruh ajaran sesat gue. Tapi kayaknya otak Laura itu gampang terserap, sampai sekarang dia ngga pernah ngehilangin sifat ke gitu".

"Ya ini salah Lo" balas Regan gampang, tetapi dihadiahi pukulan dari Rey. "Emang sialan Lo!" Kesal Rey.

Laura keluar dari rumahnya menggunakan baju rapi, ia memandang kedua cowo itu, lalu mengabaikannya.

"Ra Lo mau kemana?" Rey mencekal lengan Laura.

"Ketempat yg aman, ngga ada setan di mana-mana" lalu Laura melepaskan cekalan tangan Rey.
Lalu Laura memasuki mobilnya dan melesat meninggalkan halaman rumah itu.

"Mau kemana dia?" Kini Rey memandang Regan.

"Dasar Abang bodoh, Laura mau jenguk si virgin lah, mau kemana lagi" kesal Regan.

Rey membulatkan matanya. "Oh iya si virgin, gue harus kerumah sakit Sekarang" saat Rey ingin Masuk kedalam rumah, tetapi di cegah oleh Regan.

"Lo biarin Laura aja dulu yg jenguk, kalau sekarang Lo ketemu sama Laura, yg ada Lo diusir sama pihak rumah Sakit".

"Emang Lo gblk gan, gblk banget malah" lalu Rey masuk ke dalam rumahnya. Sedangkan Regan ia menggelengkan kepalanya.

***

Laura memasuki ruangan serba putih itu, disana sudah terdapat virgin yg berbaring lemah.

Laura menghampiri Virgin, sadar seseorang masuk lalu virgin bangun dari tidurnya.

Kelihatan virgin kesakitan saat bangun. "Eh eh Lo ngga usah bangun, Lo tiduran aja". Lalu Laura membantu virgin berbaring.

Laura duduk di kursi di sebelah ranjang virgin. "Gimana keadaan Lo sekarang?".

"Gue lebih baik" virgin tersenyum.

"Gue mau ngucapin minta maaf sama Lo, sebesar-besarnya. Gue sangat merasa bersalah sama Lo. Gue memang perempuan bodoh ya vir" Laura tersenyum getir.

"Lo ngga usah minta maaf, disini gue yg salah. Gue ngga bisa jagain Lo sebagai sahabat gue. Gue dapat balasan yg setimpal dari Rey" virgin tertawa.

Menolak Kesedihan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang