o1 • Curiga•

11 0 0
                                    

...


"Glen, lo apa-apaan sih." Naya berusaha mengejar Glen, ia bingung dengan sikap pacarnya itu, kemarin sepulang sekolah masih baik-baik saja, tetapi sejak tadi malam ia sudah tidak memberi kabar atau sekedar   mengucapkan selamat malam seperti biasanya.

"Glen gue capek lo diemin tau nggak," gerutu Naya yang masih mengejar Glen.

Koridor sekolah sudah cukup ramai Glen tidak mau dirinya dan Naya menjadi bahan tontonan, akhirnya ia berhenti dan menatap jijik Naya, ia tak habis pikir dengan pola pikir gadis di depannya ini.

"Nay," panggil Glen dengan wajah datar.

"I...iya." Naya malah dibuat gugup, ia pikir   Glen akan memberikan kejutan.

"Lo tau kan, kalau gue sayang sama lo." entah kenapa nada suara Glen sedikit melemah.

"Ya...ya taulah, lo kan emang biasanya sayang sama gue," ucap Naya, ia tak sabar kejutan apa yang akan diberikan Glen kali ini.

"Tapi cukup di sini Nay, gue muak sama lo," ucap Glen sambil berbalik badan hendak meninggalkan Naya, "Oh ya satu lagi, jangan pernah ganggu hidup gue."

Woww- batin Naya.

Kejutan memang tak selamanya manis kan? Ingin rasanya Naya mengumpat sekeras-kerasnya. Bagaimana tidak Glen sudah mempermalukannya di depan banyak siswa, bahkan ia tak habis pikir bagaimana bisa Glen memutuskannya secara sepihak. Naya berlari menuju kelas sambil bersusah payah menahan air mata dan rasa malunya.

"Udah dong Nay, lo nggak usah nangis," ucap Risa membujuk temannya itu.

"Gue nggak nangis." Naya menegakkan kepalanya yang sedari tadi ia letakkan di atas meja.

"Kalau gitu kita ke kantin yuk." ajak Risa sambil menarik lengan Naya pasalnya bel istirahat sudah lima menit yang lalu berbunyi.

"Lo tau kan kalau gue udah biasa di giniin sama cowok?" tanya Naya sambil menatap mata Risa serius.

Risa hanya mengangguk i pertanyaan Naya, temannya satu ini memang sering di putusin cowok secara tiba-tiba.

"Tapi kali Ini Glen lebih keterlaluan Ris, masa dia udah mutusin gue di depan banyak orang," ucap Naya sambil memasang muka kesal.

"Iya juga sih...Nay tapi lo pernah ngerasa anek nggak sih." Risa yang sudah memasang wajah serius malah hanya mendapat kekehan dari Naya.

"Muka lo Ris, ngakak anjir." Naya yang masih tertawa sambil kembali menelungkupkan kepalanya di atas meja.

"Gue serius Nay," ucap Risa sambil menegakkan tubuh Naya supaya bisa mendengarkannya, "lo emang nggak ngerasa aneh sama mantan-mantan lo itu?"

"Aneh gimana sih, gue nggak maksut sumpah." Naya bingung, apanya yang aneh bukannya mantan adalah sampah, tapi jika mantannya adalah sampah maka dirinya juga sama oh big no, jadi mulai sekarang Naya memberi nama mantan dengan uang supaya Naya dicari bukan dibuang apalagi ditendang. Wqwqwq

"Ihh dasar, gini ya Nay kalau gue jadi lo gue pasti udah cari tau kenapa bisa mereka mutusin lo padahal ,lo nggak pernah lakuin apa-apa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Don't Know ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang