Night

3.9K 290 127
                                    

***

Lantai 2 : Lantai Neraka EvanKhell

Baam berdiri gemetar.

Blackmarch ditangannya dipegang erat saat diarahkan pada makhluk bermata banyak yang tidak dia ketahui apa itu.

Dia harus bertarung. Dia harus bertemu Rachel bagaimanapun juga. Dan untuk itu dia harus bertarung. Bahkan walau berarti dia harus membunuh, dia akan melakukannya untuk bisa bertemu dengan Rachel lagi.

Tempat yang terang dengan langit biru yang selalu dia bayangkan selama berada di gua ada bersamanya sekarang, namun dia abaikan. Dia tidak memerlukan mereka. Dia hanya membutuhkan cahayanya. Dia hanya membutuhkan Rachel.

"Dengan pegangan yang seperti itu, kau bahkan tidak akan bisa menangkap satu kelinci."

Tekadnya baru saja dia tangguhkan, itu goyah saat mendengar suara dalam namun lembut seseorang. Menoleh kearah suara, mata emasnya sedikit membola.

Sebelumnya dia sudah bertemu dengan kecantikan. Bukan seorang namun dua. Pertama adalah wanita yang dipanggil sebagai Putri Yuri. Dia cantik dengan Surai hitam panjang dan mata merah. Kali kedua adalah seorang wanita yang tiba-tiba muncul dari Blackmarch. Dia juga merupakan kecantikan dengan surai kuning emas cerah yang sangat berbeda dengan surai kuning kusam Rachel.

Tapi tidak ada dari keduanya yang membuat Baam tertegun. Baginya mereka tidak bisa mengantikan betapa indahnya Rachel di hidupnya.

Tapi orang yang ini berbeda. Senyum di paras rupawan itu tampak sedikit mengejek geli menatap Baam. Mata kobaltnya dengan jelas memperlihatkan tawa.

Surai biru dengan kilau perak itu nampak mengalahkan indahnya langit biru yang sebelumnya dia abaikan. Mata sewarna batu permata yang dulu pernah Baam temukan di gua bersinar membawa kehidupan sang pemilik.

Walau Baam bisa tahu kalau pemuda biru itu tampak mengejeknya, tapi dia adalah orang yang membuat Baam hampir melupakan cahaya milik Rachel walau itu hanya beberapa detik saja.

"Siapa kau?"

***

Dia duduk di anjungan. Memeluk lututnya saat dia menatap orang-orang yang mencoba menembus barier yang disebut shinsu.

"Tuan Baam, bagaimana kalau kita membuat permainan?"

Baam menyanggupi, bermain dengan sang Ranker Lero Ro menebak siapa yang akan menebus barier lebih dahulu.

Mata emasnya menyusuri semua orang, diam-diam dibalik tekadnya untuk bertanya akan Rachel dia bertanya-tanya, kenapa Tuan Khun tidak ikut berbaris untuk masuk segera.

Baam berhasil seri menebak siapa yang akan masuk terlebih dahulu. Dia berterimakasih karena sang Ranker mau memberi dia kesempatan untuk bertanya.

Dan seperti tujuan asli, dia menanyakan tentang keberadaan Rachel. Tapi jawabannya membuat Baam kecewa. Rachel tidak ada disini.

Mengalihkan pertanyaan. Baam bertanya tentang menara dan Irreguler. Terkejut dan bingung karena dia adalah seorang yang berasal dari dunia yang berbeda dengan menara.

"Baam."

Panggilan itu menyentak Baam, dia berdiri melambai semangat saat senyum cerah terukir diwajahnya. Melupakan masalahnya sejenak. "Tuan Khun, Tuan Rak."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[BL] Night and Noon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang