Dua Puluh Satu

28 0 0
                                    

♡•♡•♡•♡•♡•♡

Hari ini adalah hari terakhir melaksanakan ulangan kenaikan kelas. Salsa dan Bagas pun kian hari kian dekat, tak jarang mereka berangkat dan pulang bersama.

Pengawas sudah keluar saat bel sudah berbunyi, tanda ulangan telah berakhir. Dini pun masuk kedalam kelas Bagas lalu menghampirinya.

"Gas?" Panggilnya. Namun Bobi yang menoleh kearahnya, sedangkan Bagas, tengah asik bermain game diponselnya. "Bagas!" Ucap Dini mencoba membuat Bagas menatapnya.

Bagas pun menurunkan ponselnya dan beralih menatap Dini. "Kenapa?"

Dini tersenyum dan duduk didepan Bagas. "Malam ini Papah ulang tahun, lo dateng ya." Dini berharap Bagas mau datang kerumahnya, walaupun Bagas masih belum menerima keadaannya. Tapi ia ingin Bagas mengetahui kebenarannya. Dini ingin menceritakannya, tapi Papahnya melarang. Katanya, ia sendiri yang akan menceritakan semuanya.

"Gue banyak urusan." Bohong Bagas.

"Pleass." Dini tahu Bagas paling tidak bisa menolak permintaannya saat ia memohon seperti ini.

Bagas menghembuskan napas pelan, lalu mengangguk.

Dini yang senang pun memeluk Bagas, hingga membuat Bobi merasa iri. Ia hanya bisa menyaksikan interaksi antara sahabat dan kekasihnya, ralat. Maksudnya, kakak adik. "Ekhm." Bobi berdeham, mencoba membuat Dini menyadari bahwa ia ada didekatnya. Namun Dini tak menghiraukan kekasihnya itu yang tengah cemburu.

Setelah beberapa detik, barulah pelukan itu terlepas. Pandangan Dini tertuju kepada Salsa yang sepertinya hendak pulang. Dini pun tersenyum saat mata mereka bertemu.

"Udah kan?" Tanya Bagas.

Dini mengerutkan kening, menatap Bagas. Sedetik kemudian ia pun tersenyum. "Iya, gue tahu kok. Udah sana anterin pulang. Jangan lupa malam ini, awas lo kalau kagak dateng. Gue bakalan ngambek sama lo, gue nggak mau ketemu lo lagi. TITIK."

Bagas mengacak rambut Dini. "Bawel." Lalu berjalan pergi menyusul Salsa.

Dini menatap kekasihnya itu. "Nanti lo juga dateng ya." Ucapnya sambil tersenyum manis.

Bobi masih diam, ia tidak menyahuti perkataan Dini.

"Kok diem?"

Bobi menatap Dini intens. "Lo nggak mau peluk gue juga?" Katanya seperti anak kecil.

Dini memutar bola matanya malas, lalu berjalan meninggalkan Bobi.

"Din?" Panggil Bobi. "Yah, ditinggal." Ia pun bergegas mengejar Dini, bisa gaswat kalau Dini marah lagi.

"Sal, gue ikut nebeng ya. Males ikut sama Karlina." Hana melirik Karlina tidak suka, Salsa tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka berdua.

"Gih sana." Usirnya.

Ah iya, Salsa lupa hari ini ia tidak membawa motor. Tadi pagi kan Bagas yang menjemputnya kerumah. "Gue nggak bawa motor."

Hana cemberut. Naura dan Amel sudah pulang duluan, jadi mau tak mau Hana pulang dengan Karlina.

"Rasain." Ledek Karlina.

Saat Karlina akan pergi, Hana cepat-cepat naik keatas motornya. "Dasar labil."

"Sal, kita duluan ya." Lanjut Karlina.

Salsa melambaikan tangannya melihat kepergian mereka. Lalu sekarang bagaimana ia pulang? Ia tidak mungkin masuk kedalam kelas dan menemui Bagas. Mungkin saja Dini sedang ada perlu dengannya. Jadilah ia berjalan Kaki, karena tak mau mengganggu mereka.

HILANG [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang