1 -Prolog

21 2 1
                                    


"Gimana Ra? kamu mau kan ayah jodohkan dengan anak teman ayah?''

''Ayah please, Maura itu masih SMA.''

''Iya ayah tau itu, tapi gak ada salahnya kan kalian tunangan dulu?''

''What?!?! ngga ga ga ga."

''Maura, dengerin ayah! dia itu yang terbaik buat kamu, ayah lakukan ini karena ayah gak mau masa depan kamu susah lepas dari ayah!''

''Apa ayah bilang? kepentingan masa depan aku? bukan nya kepentingan bussiness ayah? supaya ayah untung besar kalo kerja sama sama temen ayah itu? iyakan?!''

plakkkk
''JAGA MULUT KAMU MAURA!''

MAURA POV

Setelah itu, aku merasakan pipi ku yang memanas, tamparan perdana ayah barusan cukup membuat hati dan diriku sakit. Aku tak mampu membalas apa apa hingga aku memilih pergi meninggalkan ayah yang masih dengan amarahnya. Seumur hidupku tujuh belas tahun, inilah kali pertama ayah menyakiti fisikku secara verbal. Ah sepertinya aku terlalu berlebihan, aku tak apa-apa. 

Sejak kecil aku selalu dekat dan penuh kasih sayang dari ayah, yaa walaupun ayah terbilang cukup sibuk dengan pekerjaan nya, dan semua itu tak luput adalah untuk kebutuhan ku.

Dimulai sejak ayah yang memilih menikah lagi setelah kepergian ibu yang meninggalkan kami untuk selamanya, ayah mulai tidak begitu memperdulikan ku, dengan alasan 'sibuk kerja.'

Oh ya, kita belum kenalan.
Aku Maura Latifa Shanda. Aku masih seoang pelajar SMA yang belum lama ini duduk di bangku tingkat akhir.

Kalian bisa lihat sendiri cekcok aku dengan ayahku diatas.
Aku tidak mau dijodohkan.
Dengan anak teman ayah yang usia nya tiga tahun diatasku, berstatus mahasisa universitas ternama yang selalu dibangga-banggakan ayahku.

AUTHOR POV

Maura berlari sambil menangis meninggalkan ayahnya di ruang keluarga, mengabaikan tawaran mang jajal yang akan bersedia mengantarkan nya kemana pun tujuan nyonya-nya itu.

Padahal Maura terbilang cukup jarang ada waktu bersama dengan ayahnya, ini adalah hari minggu yang seharusnya indah bersama keluarga, malah berantakan sebab ayah nya yang selalu menanyakan perihal perjodohan naif itu ketika sedang bersama Maura.

Sejujurnya pun Maura tak tau mau kemana, langkahnya begitu asal dan tak terarah. Maura berjalan diatas trotoar jalan, dengan pandangan kosong lurus kedepan.

''Eehhh!''
Maura tersadar dari tatapan kosong nya ketika segerombol anak dengan sepeda nya yang hampir saja menyerempetnya.

Ia masih berdiri mematung,  mulai lelah sejak jarak yang cukup jauh dari rumahnya yang ia tempuh dengan jalan kaki.

Mata Maura menangkap bangunan bernuansa coklat kayu kehitam-hitaman dengan dihiasi pajangan-pajangan unik serta langka ditemui.

'Mantap Djiwa? haha lucu juga, kesana aja kali ya.' gumamnya

Hallo semuanya, ini cerita kedua aku. Semoga bisa menikmati yaaa!
Buat yang belum kenal, hallo salam kenal.

Salam hangat

N Nasoeha K, Medan 2020.

MY BARISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang