𝐹𝑖𝑟𝑠𝑡 𝑆𝑖𝑔ℎ𝑡

1.4K 116 16
                                    

Part ini berisi flashback jadi kalo ada yang lupa detailnya bisa dibaca ulang di part2 sebelumnya ya.
And as always jangan sungkan buat VOTE & COMMENT 😭😭

(╥﹏╥)
Enjoy ~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sama seperti pagi yang telah lalu Park Chanyeol mematut diri didepan cermin seukuran tubuh menjulangnya. Jemari-jemarinya sudah terlalu lihai menyimpul dasi melilit seputar kerah kemeja putih.

Satu yang membedakan pada hari ini adalah bahwa panti asuhan menjadi list yang mengisi jadwalnya.
Sehun yang mendadak tak bisa mengisi jadwal itu hingga pada akhirnya Chanyeol tak dapat mengelak lagi untuk berkunjung pada panti tempatnya menyalurkan donasi rutin.

Jaejoong sudah menantinya di pintu mobil begitupun Seulgi yang mengekori langkahnya.

Dibalik wajah datar pria Park itu, diam-diam tersembunyi sepercik rasa gugup mengingat tempat yang menjadi destinasinya pagi ini dipenuhi oleh banyak anak-anak.

.
.
.
.

Ketika kaki panjang Chanyeol baru menapak ruangan luas serupa aula yang telah didekorasi, masih menyusuri banyaknya pasang mata yang menyorot padanya-sesosok mungil berlari menghampiri, perempuan kecil dengan 2 kuncir kuda, senyum mengembang memamerkan gigi-gigi rapinya.

"Selamat datang Ahjussi." Sebuket bunga terulur.

"ㅡeoh?" Chanyeol menunduk mengerjap sembari membungkuk, sebuket bunga beralih pada tangkupan tangannya. Lalu tangannya yang bebas bergerak tanpa ia sadari, menjangkau si pipi gembil. Sedikit tidak percaya ia dapat melakukannya.

"Gomawo."
Bisiknya, getir.

Kemudian seorang wanita berumur yang merupakan kepala panti membimbingnya untuk melangkah. Chanyeol sedikit tak nyaman dengan situasi ini.
Sehun telah mengonfirmasi kedatangannya sebagai donatur yang selama ini telah banyak menyokong kehidupan anak-anak panti dengan segala fasilitasnya. Itulah mengapa sambutan yang ia terima terasa jauh lebih khusus.

Menurut Chanyeol berbuat kebaikan tidak memerlukan spotlight tersendiri. Alasan itu juga yang menyebabkan dirinya selalu menugaskan Oh Sehun untuk segala keperluan menyangkut panti.

Chanyeol memulai sambutan singkat, pria itu juga menyempatkan diri memainkan sebuah lagu dari grand piano sambil menarikan jemarinya disana.

Dari seluruh mata yang memandang, menatapnya penuh puji, memberikan tepukan meriah, sedikit kekosongan hatinya seakan terisi dan jauh lebih menghangat.

Setelah itu Chanyeol bercakap dengan Nyonya Bae yang menunjukkan pembangunan final gedung baru yang nantinya diperuntukkan untuk tambahan kelas seni, wanita di umur 50an yang mengabdikan diri sebagai kepala panti tersebut terus menerus berterimakasih dan menceritakan sederet perkembangan anak-anak asuhnya.

Dari serangkaian kegiatan, satu hal yang tampaknya lebih sanggup memerangkap pemikiran Chanyeol.

"Irene noona ~ Shireoyo!"

"Lucas tidak mau meminum obatnya, seperti biasa"
Keriput Nyonya Bae tertarik membentuk kurva teduh. Memandang dua anak asuhnya yang berkejar-kejaran hampir setiap hari. Pemandangan monoton yang justru memberikan hiburan tersendiri bagi wanita berumur tersebut.

"Ah, aku memberinya nama Joohyun dengan 'Bae' yang mengambil dari margaku"
Sadar bahwa otak Chanyeol mengolah informasi sebelumnya. Kenapa nama anak angkat kesayangan Nyonya Bae dipanggil Joohyun dan Irene bersamaan.

"Irene. A-irin. Begitu anak-anak disini memanggilnya. Karena dia memang cantik. Iepeunde?"
Nyonya Bae terkekeh kecil di ujung kalimatnya.

𝑷𝑶𝑺𝑺𝑬𝑺𝑺𝑰𝑽𝑬 𝑴𝑨𝑵 ㅡ 𝐶ℎ𝑎𝑛𝑅𝑒𝑛𝑒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang