"Katyaaaa oy main yu!"
"Katya"
"KATYA ELFREDOOOOO"
"Katya main sama AA Fero hayu"
"Katya main tete cupang hayu"
"Apa mau tete kucing?"
"Katya hayu main!"
Sudah 2 jam Fero terus mengusik Katya yang sedang berusaha tetap tenang sambil meresapi materi yang ia pelajari di tengah gangguan setan berwujud manusia bernama Fero. Namun, melihat tak ada tanda-tanda bahwa pacarnya akan berhenti mengganggu nya membuat Katya risih. Ia melepas earphone nya kasar, kemudian melirik Fero dengan tatapan tajam.
"Maaf, beb." Fero tersenyum lebar seolah tak memiliki masalah sama sekali atas apa yang ia lakukan.
Katya hanya menggeleng pelan dan keluar dari kamarnya, meninggalkan Fero yang merasakan kesal pada gadisnya itu. Ia rasa ia harus berhenti di sini, karena Fero tak akan berhenti sebelum laki-laki itu pulang.
"Mom.. Dad..?" Katya berseru dengan heboh ketika turun ke lantai dasar menemukan orang tuanya yang baru pulang dari Italia. Langkah kakinya melebar dengan cepat, kemudian tak lama Katya masuk ke dalam pelukan Samuel dan Stella.
Satya yang sedang berada di dalam kamarnya kemudian mendengar seruan Katya langsung ikut berlari kencang. Menuruni anak tangga satu persatu dengan cepat membuatnya menghasilkan kegaduhan.
Bruk!
Jatuhnya Satya di anak tangga terakhir membuat semua orang yang melihatnya tertawa. Satya mendengus sebal, namun niatnya untuk menghampiri kedua orang tuanya tak hilang. Ia ikut menghamburkan diri ke dalam pelukan hangat keluarganya.
Lagi dan lagi, Satya merusak momen hangat di keluarga mereka. Gas yang keluar dari bagian belakang tubuhnya membuat pelukan erat keluarga itu hilang.
"Anak siapa kamu! Saya gak ngajarin kamu untuk melakukan hal jorok!." Samuel menatap putranya dengan heran.
Satya memanyunkan bibirnya, sementara Fero dan Katya menertawai cowok itu pelan.
"Diem Lo taik." ketus Satya sambil menatap kedua pasangan tersebut.
"Fer—"
"HALOOO ASSALAMUALAIKUM DENGAN BUNGA YANG CANTIK DISINI INGIN BERMAIN YUHUUUUUUU" teriak Bunga memotong ucapan Stella.
"Berisik monyet." kata Katya.
"Jadi cewek berisik amat ih" bergidik Satya menatap Bunga pura-pura jijik.
"Nak kalau main ke sini tuh gausah teriak-teriak ya, ini rumah bukan hutan!" Kesal Samuel pada Bunga yang setiap kali memasuki rumahnya selalu saja berteriak.
Bukankah Stella juga begitu?
"Ya maap Om hehe. Eh Bunga bawa Ayam geprek sama semur jengkol!" Kata Bunga girang.
"Jengkol?" Tanya Satya mencoba menetralkan telinganya.
"Iya jengkol, mau?" Tawar Bunga sambil melayangkan kotak makannya ke udara.
"SUKA BANGET OM SAMA SEMUR JENGKOL! MAKASIH NAK!" Kata Samuel senang dan langsung merebut kotak makan itu dari tangan Bunga.
"Ih Dad bauk!" Ucap Satya sambil menutup hidungnya dengan jarinya.
"Daddy suka sama semur jengkol, bau darimana nya!" Bela Samuel sambil menghirup kotak makan itu.
Aslinya mah gak suka, benci malah! Tapi biar Bunga diam, gini deh. Batin Samuel.
"what's wrong with keep calling me?" kata Stella berbicara dengan seseorang dari telfon.
Dia Merry, masih ingat wanita itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
WITHOUT ALREADY
Teen FictionIni Sequel dari cerita [THE SECRET OF SHARINE] Jika kalian ingin mengetahui alurnya, baca dulu cerita tersebut🙏 🥀🥀🥀 Semua berawal dari satu masalah, kesalahpahaman, berujung pada teka-teki tiada tara melanda mereka semua. Masalah, kegelisahan, a...