11. HUKUMAN

2.1K 369 36
                                    


11. HUKUMAN


Guru berbadan bongsor berkumis tebal itu menatap satu-persatu muridnya yang kini tengah berdiri di depan tiang bendera. Di bawah teriknya matahari yang menyengat kulit membuat sebagian murid itu mendesah kesal.

Pak Wawan, pembimbing kedisiplinan Cendana Internasional School itu jadi menggeram kesal. Ia berjalan pelan melewati murid-muridnya itu. Langkahnya terhenti tepat di depan seorang gadis rambut sebahu yang tengah menguap lebar.

"Kamu," katanya tiba-tiba membuat Asti tersentak dan sedikit oleng, namun detik selanjutnya jadi menunduk hormat.

"Kamu anak paskibraka tahun lalu yang jadi pembawa baki, kan?" tanya pak Wawan tegas. Membuat Asti setengah mati menahan gugup.

"I-iya Pak."

"Harusnya kamu bisa nerapin pelajaran pas karantina kalo upacara. Bukannya malah buat kerusuhan gini," omelnya lagi membuat Asti kicep.

"Tapi Pak, tad-"

"Siapa yang suruh kamu jawab?" Telak. Asti kini benar-benar mengunci rapat mulutnya. Jadi sebal sendiri dengan guru di hadapannya yang kumisnya udah seperti kumis kucing.

Wira yang di belakang cewek itu setengah mati menahan tawanya agar tidak meledak. Membuat pak Wawan melotot galak padanya.

Pak Wawan kembali melanjutkan langkahnya, kini terhenti tepat di depan Aldi. "Kenapa nggak bisa baris rapih tadi?" tanya pak Wawan, Aldi hanya memutar bola matanya malas.

"Ikut temen Pak," jawabnya enteng membuat yang lainnya mendelik sebal.

Kok jadi mereka yang di kambing hitamkan?

"Berarti kalau temen kamu mati kamu juga mau ikut mati?" tanya pak Wawan sarkas seraya melangkah ke podium samping tiang bendera.

"Ya perumpamaannya nggak mati juka kali Pak. Sadis banget," omel Aldi.

"Sudah diam."

Pak Wawan menghela nafas panjang. Selanjutnya mulai meraih pengeras suara yang ia bawa.

"KALIAN TAU. MENGHORMATI JASA PAHLAWAN ITU PENTING. PAHLAWAN RELA MENGORBANKAN HIDUPNYA DEMI KEMERDEKAAN NEGARA KITA. SEDANGKAN KALIAN? KALIAN DISURUH UPACARA NGGAK SAMPAI BERJAM-JAM MALAH BUAT KERIBUTAN."

Seluruh murid 11 IPA 5 menunduk dalam. Jadi merasa bersalah. Begitupun Fafa yang berada di samping Emely jadi sangat merasa bersalah karena semua ini terjadi karena dirinya.

"KALIAN NGGAK LIHAT? INI ADALAH PERTAMA KALINYA UPACARA HARI SENIN DI CENDANA INTERNASIONAL SCHOOL BERANTAKAN. SAMPAI-SAMPAI BUAT BENDERA MERAH-PUTIH KEBALIK GITU. APA KALIAN NGGAK MERASA BERSALAH? APA MASIH MAU NGULANGIN KERIBUTAN INI?" teriak pak Wawan semakin menyudutkan.

Di pojok sebelah kanan barisan ke-2, Elgar diam-diam mendesah. Pak Wawan terlalu berlebihan. Padahal ini bisa di selesaikan baik-baik. Elgar jadi merasa bersalah karena telah melalaikan tanggung jawabnya sebagai ketua kelas.

"ELGAR."

Elgar refleks mendongak saat namanya disebut. Nah, ini nih pasti dia kena juga.

"SAYA SANGAT BERHARAP KAMU BISA MEMBIMBING TEMAN-TEMAN KELAS KAMU INI. BAPAK SUDAH NGGAK TAU LAGI MAU NGASIH WEJANGAN YANG SEPERTI APA. APALAGI YANG RAMBUTNYA KUNCIR DUA DI BELAKANG SANA ITU."

Bella yang merasa di gibahin oleh gurunya itu langsung mendongak dan diam saja. Bersiap menerima wejangan-wejangan pak Wawan selanjutnya.

"APALAGI YANG GARUK-GARUK PUNGGUNG DI SAMPING YANG MATANYA MEREM."

11:A5  KELAS BOBROK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang