PROLOG

39.5K 2.5K 574
                                    

Alexander berdiri di sudut ruangan kamarnya, memandang jauh keluar mansion yang ada di kawasan Beverly Hills, California

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alexander berdiri di sudut ruangan kamarnya, memandang jauh keluar mansion yang ada di kawasan Beverly Hills, California. Sesekali ia menenggak minuman beralkohol, mencoba menyesap rasa pahit yang sedikit membakar tenggorokan. Ia mendapatkan protes keras dari Ferdinand Dulce yang kini pindah ke kawasan Santa Barbara pasca bercerai dari Sandra yang hanya menggerogoti harta tidak seberapa.

Perlahan ia mendengar hentakan sepatu sayup, mulai mendekat begitu cepat ke arahnya.

"Alexander apa yang kau katakan pada kedua orang tua ku?"tanyanya saat ia berada tepat di depan pria tersebut.

"Hanya memperjelas kesalahpahaman!"balasnya datar kembali menyesap ujung gelas nya tanpa melirik ke arah wanita tersebut.

"Apa karna wanita itu? Ini sudah lebih dari tiga tahun Alexander! Kau bahkan tidak tahu dia hidup atau mati,"Reaksi wanita itu kini berhasil mengundang Alexander yang langsung memicingkan pandangannya. Tepat sasaran.

"Bukan urusan mu Joana!"balasnya begitu dingin tanpa ada senyuman sedikitpun. Alexander seakan lupa caranya tersenyum sejak kehilangan Lorna. Ia benar-benar hancur, hidupnya semakin tidak karuan.

"Alexander! Aku ini kekasih mu dan—"

"Jangan berharap lebih! Kau hanya selingan, tidak lebih dari itu!"potong Alexander dengan nada lebih tegas hingga Joana mendadak terdiam menatapnya dengan pandangan berkaca-kaca. Ia jatuh cinta pada pria dingin itu dan memilih tinggal di dalam gelapnya kehidupan Alexander.

"Aku berharap bisa membantu mu melupakan wanita itu, aku cukup serius dengan ini Alexander!"pria itu langsung menoleh, mengedarkan pandangan di mata hazen green itu tajam.

"Jangan mimpi di siang bolong!"balasnya sambil memiringkan sedikit bibirnya lalu melangkah menjauhi wanita tersebut.

Joana meraih sesuatu yang terpajang di atas nakas, melemparnya begitu cepat ke arah Alexander.

Pranggg!!!

Vas bunga itu pecah, menciptakan suara begitu memancing saat mengenai bibir pintu. Ia mengeratkan kedua tangan sambil mengigit bibirnya begitu kuat.

"Alexander aku hamil!"teriaknya datar membuat langkah pria tersebut berhenti, ia mengangkat kepalanya sedikit mencoba menyaring kalimat barusan.

"Apapun yang terjadi, aku tidak ingin anak itu!"balas Alexander begitu tegas tetap melangkah menjauhi kamar tersebut.

"Dasar brengsek!!"Joana menarik benda-benda yang ada di kamar, melemparnya sembarang hingga ia merasa benar-benar puas setelah pria tersebut menghilang dari pandangannya.

Falling To Pieces With The DemonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang