Waktu terasa berhenti pada saat itu juga bagi Dahyun. Matanya masih menatap lekat sosok Jimin yang juga sedang menatapnya dengan tatapan yang sedikit sulit diartikan namun masih sarat akan kesedihan. Dahyun menggigit bibir bagian bawahnya lalu perlahan melangkahkan kakinya memasuki rumah. Saat jaraknya dengan Jimin sudah semakin dekat, Dahyun tahu ada yang Jimin ingin sampaikan padanya.
"Dahyun.." panggilnya dengan suara lembut.
Namun Dahyun terus melangkahkan kakinya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Jimin meskipun mereka berpapasan dengan jarak yang dekat. Dahyun benar-benar mengabaikan panggilan dan keberadaan Jimin, ia bahkan langsung membuka pintu rumahnya dan menutupnya lagi dengan kencang. Jimin yang melihat itu hanya menatap nanar pintu rumah Dahyun lalu berjalan pergi menuju rumahnya.
Dahyun langsung pergi menuju kamarnya dan melempar tasnya asal, ia beringsut gelisah dan memijat pelipisnya pelan. Dahyun menggigit ibu jarinya dan tak lama ia pun berdiri lalu menendang tempat sampah dan barang-barang lainnya yang berada di lantai. Pikirannya mendadak kembali kacau, masalah yang ia hadapi sudah banyak dan hari ini ia masih dihadapkan dengan masalah baru lagi.
"Dia bahkan berani menyebut namaku dengan raut wajah itu, menatapku dengan tatapan seperti itu. Aishh.. Sialan! Kenapa ia muncul di saat seperti ini." Dahyun bergumam pelan.
"Aku benar-benar kecewa, aku juga sangat marah, dan aku pun muak padanya. Tapi kenapa aku tidak pernah bisa membencinya." Dahyun mengerang frustasi sambil menyibakkan rambutnya.
Mau bagaimana pun caranya, Dahyun memang tidak akan pernah bisa membenci Jimin. Seseorang yang dulu pernah ia cintai sepenuh hati dan setulus mungkin, untuk sekarang ia tentu tidak yakin dengan hal itu karena sosok Jungkook sudah mulai masuk dalam hidupnya dan tidak menutup kemungkinan ia juga akan segera memasuki relung hati Dahyun.
"Kenapa aku jadi semakin bingung dengan perasaanku." batinnya sambil menggigit bibir bawahnya.
Dahyun langsung merebahkan tubuhnya seraya menghela nafasnya, tak berapa lama ia mendapat mindlink dari Eunbi.“Hei omega tengik, kemana saja kau!”
“Bedebah sialan, kalau rindu padaku bilang saja..”
“Hah? Bukankah kau yang rindu padaku!”
“Jangan gila! Bagaimana kabarmu?”
“Ya, sejauh ini aku baik-baik saja.”
“Kau yakin? Pack-mu sudah membaik?”
“Kau ini kenapa jadi banyak tanya sih.”
“Ughh! Kau tidak ingin cerita sesuatu padaku.”
“Sekarang aku sedang malas cerita apapun, besok saja kita bertemu bagaimana?”
“Baiklah, di Carnation Cafe bagaimana?”
“Oke, jam 11 siang di Carnation Cafe.”
“Deal..”
Dahyun menghembuskan nafasnya seraya kembali memijat pelipisnya dengan pandangan yang menatap ke arah langit-langit kamarnya. Perlahan Dahyun pun memejamkan matanya bersamaan dengan masalah yang ia coba lebur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reflection ✔
Hombres LoboMemilih atau menolak takdir yang sudah ditetapkan adalah keputusan yang tidak mudah bukan? Lalu yang mana yang akan kau pilih? Menerima kemutlakan itu atau melawannya? Note : - ⚠⚠ little bit mature ⚠⚠ - penjelasan bahasa yang sedikit rumit - mungk...