yang dapet notif dan gabisa dibuka, maaf ya kemarin itu lagi nulis dan nggak sengaja kepencet publish, jadi saya unpublish lagi karena belum selesai. maaf yaa 😅🙏🏻
btw niatnya mau update dari kemaren2, cuma ke-distract. author yang pemalas ini malah maraton nonton shingeki no kyojin 3 season sampe abis sama 2gether the series :))
anyway, ini part barunya! selamat membaca!
●●●●●
Aku sedang berada di Circle K dekat sekolah sambil menikmati Frozen dengan khidmat... tapi, kenapa Semesta memperhatikanku lekat-lekat begitu?
"Sem? Kenapa?"
Semesta berkedip beberapa kali, "Nggak, gue cuma lagi mikir aja."
"Tumben mikir."
Semesta menjitak kepalaku, "Sembarangan. Gue bingung."
"Aduh... iya ya, bingung nape?"
"Lu tinggi besar, badan juga oke, tapi kenapa lu ciutan sih anaknya? Sama Minion aja lu takut sama nurut-nurut aja."
Aku mulai menggaruk-garuk rambutku dan menunduk, "Err... kamu sendiri tau kan aku gimana, apalagi dulu--"
"Ssh, udah udah. Maafin gue, gue juga nggak mau bahas kejadian lama."
"Iya, maaf juga."
Semesta tersenyum, "Kenapa lu minta maaf? Harusnya gue... seratus maaf aja nggak cukup keknya."
"Apaan sih, Sem. Udah lupain, itu kejadian lama dan kita juga sekarang temenan."
Ah... jadi nostalgia, tapi bukan nostalgia kejadian yang baik juga. Aku memandang langit, mengingat-ingat masa SMP-ku memang selalu menimbulkan rasa kelu, tapi masa itu mengajariku banyak hal. Seperti siapa teman dan musuh, rasa sakit, dan sebagainya. Juga yang paling berbekas adalah... masyarakat akan selalu menolak jika ada sesuatu yang berbeda dari dirimu. Kau dipaksa untuk mengikuti arus, untuk berbaur, untuk bertahan di lingkungan yang penuh stigma.
Dan aku sekarang belajar untuk melakukan itu. Percaya diri kembali untuk hal yang aku sukai... itu... aku sudah tidak memiliki keberanian. Lebih baik aku menikmatinya untuk diriku saja, orang lain tidak perlu tau.
"Mikirin apa?"
Aku menggeleng, "Hmmm, bukan apa-apa."
"Oh ya, gimana sama bapak lu?"
"Haah, kenapa bahas itu coba? Karena badan aku sakit banget pas hari pertama, jadi aku dibolehin istirahat. Weekend udah mulai lagi."
"Hoo, gue pasti main ke rumah lu weekend ini, hahaha!"
"Sialan ini anak..."
Brrm brrm!
Suara bising sepeda motor tiba-tiba meredam suara kami yang sedang mengobrol. Melihat dari logo di seragamnya, kelihatannya mereka adalah anak-anak dari SMA negeri yang tak jauh dari lokasi sekolahku. Yah, sudah menjadi rahasia umum bahwa sekolahku dan SMA negeri tersebut memiliki riwayat yang buruk.
Apa mereka kesini untuk mencari masalah? Hmm, entahlah. Tapi yang jelas itu bukan urusanku maupun Semesta.
"Anak-anak itu nyari ribut lagi... tercoreng dah nama sekolah kita," kata Semesta. Meskipun berkata seperti itu, dia terlihat acuh tak acuh.
Aku mengangguk, "Kalo ribut, pasti selalu di daerah sini. Kan yang jadi jelek malah selalu sekolah kita."
"Bukan urusan kita juga ah. Yok, balik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pssh! I'm a Fanboy!
Teen FictionApa sih first impression orang-orang ketika melihat Sena? Tinggi besar, brrrotot, cowok abis, muka garang, dipelototin aja bisa bikin kita pengen bunuh diri, dan preman pasar banget! Siapa sangka sebenarnya dia hanyalah cowok kecil yang terperangka...