Bab 30: Ungkapan

213 22 17
                                    

"Jadi gini kedatangan Saya dan anak saya, pasti lah sudah tahu kalian gimana kedekatan mereka?" ucap Velani, Tia dan Vernon mengangguk paham.

Stella hanya terdiam menyimak, sedangkan Velan tersenyum tak luput dari pandangannya tertuju kepada Stela.

"Bang, gosah ke kucing gitu ngapa sih. Muka melas pengen di manja," ujar Nisa, sedangkan Alaska hanya bisa menutup mulut sang adik.

"Lo diem aja deh," tegur Velan, Alaska dan Velan kali ini bersekongkol bersama. sesangkan Huda? dia sudah berta'aruf dengan Aisyah yang kebetulan udah berkuliah di UIN Antasari dakultas tarbiyah. Sedangkan Huda di Unlam fakultas kedokteran.

"Jadi, Kita juga harus dekat kan. Nah, jadi saya tunjuk Alaska, Huda dan Velan yang bakalan nerusin perusahaan kita." Veln melongo, dan Huda terkejut.

"Insya allah, akan aku usahain Bang. Nah jadi gimana anak-anak?" tanya Vernon kepada tiga pemuda yang tepat di hadapannya.

"Velan sih oke aja, entahlah mereka," ujar Velan, "Gimana ya Om, ehm aku kan Kepeguruan pilot jadi gak bisa kayanya," ucap Alaska.

"Kalau Huda?" tanya Tia, "Gimana ya Ma, kan mama udah tau kalau aku mau jadi dokter, hehe. Kayanya cocok di Velan, kan dia bisnis menejemen," ujar Huda, Velan mengangguk.

"Jadi gimana Velan?" tanya ulang Bapak pradipta. "Aku iya aja pah, selagi bisa bertanggung jawab," ujar Velan.

"Nah, jadi Nanti Velan yang gantiin Om di perusahaan Prayes (Pradipta Reyes), kamu pasti bisa," ucap Vernon sambil menepuk punggung Velan.

Stella hanya diam, "Ka, ke kamar kakak yuk," ajak Nisa. Stella mulai mengangguk. Mereka memang akrab.

Stella dan Annisa sudah berada di kamarnya, sedangkan yang lain sudah berada di puncak acara.

"Sebenarnya kedatangan kami di sini juga ada maksud lain," ujar Velani, seketika menjadi hening untungnya Stella dan Annisa sedang asik bercengkrama di dalam kamar Stella.

Stella sedang duduk di kasur, sedangkan Annisa sedang takjub dengan isi kamar Stella yang begitu penuh dengan tanaman Tropisnya.

"Masyaallah, ini yang aku cari ka! tanaman ini, cantik banget, ada tiga warna lagi. Beli di mana ka?" tanya Annisa yang sudah menyentuh tanaman hias milik Stella. Stella mulai bangkit dari kasur menghampiri Annisa.

"Kamu suka tanaman Tropis ya ternyata Sa, ini aku di kasih sama Om Danu di Manila. Jadi, kalau kamu mau, minta aja bibitnya di aku, ada ko." Stella mulai mengambil pot kecil berwarna putih itu dan mengambil bibit tanaman hias yang senang hati di terima Annisa.

Di tempat lain, Velan sangat lah gugup. Apa ini yang sebenarnya?

"Vel, ayo kamu buka suara. Ini yang kamu minta," suruh Velani lembut, Velan benar-benar sangat gugup.

"Ehm- jadi gini Tan, Om. Aku minta izin buat mengenal lebih jauh kepada Stella, tapi belum saatnya aku bilang itu biar aku langsung bilang ke dia dan sudah mapan," ucap Velan dengan sekali tarikan napas, seketika membuat Vernon tersenyum.

"Aku izinkan, asal kau bisa jaga pandangan, diri dan hati. Untuknya nanti," pesan Vernon yang langsung di angguki oleh Velan. Stella dan Annisa sudah beranjak pergi dari kamar Stella yang tak tinggal Annisa membawa sepaper bag hitam berisi bibit dan pot.

"Makasih ya ka, nanti aku chat di Wa ya buat nanya-nanya cara ngerawatnya," ujar Annisa, Stella mulai merangkul punggung Annisa.

"Bisa di atur, ke sini sering-sering pun gkpp," ujar Stella, Annisa langsung memeluk Stella sangat tiba-tiba.

"Jaga kka aku kelak nanti dengan penuh kaih sayang ya ka," ucap Annisa, seketika membuat Stella bungkam dan bergulat dengan 1000 pemikirannya.

Velan tersenyum, secepat itu Annisa bisa akrab dengan Stella.

"Terima kasih dahulu, Aku pulang dulu. Dan kapan-kapan nanti kita bicarakan bisnis kita lagi," ucap Elang kepada Vernon, "iya bang, atur aja," sahut Vernon dengan nada guraunya.

"Bentar lagi yakan Lan, bakalan besan," ujar Tia berbisik di telinga Velani, dan mereka mulai bertawa ria.

"Bisa nih mabar bareng yekan bang," ujar Huda kepada Alaska, "Atur strategi aja mas bro, haha!" sahut Alaska.

Mereka menjadi akrab, tanpa sepengetahuan Stella. Stellanya lagi bergulat dengan pikirannya.

Apa yang akan terjadi di pertualangan selanjutya?

Komen dan Vote

VELANSTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang