happy reading
Hari ini hari Jumat. Iya, hari kesukaan siswa-siswi SMA Bangsa. Hari dimana diadakan ekskul dan tentunya, jam pulang yang lebih awal daripada jadwal biasanya.
Tringgg
"BEL KESAYANGAN GUE BUNYI YUHUUU!" teriak seorang siswa ganteng(1) yang poninya naik keatas sambil melebarkan kedua tangannya gembira.
"BRISIK NA!" balas siswa ganteng(2) lainnya yang merupakan teman sebangku siswa ganteng(1). Mengejar si siswa ganteng(1) yang sudah pergi ke arah pintu kelas.
"NGAGETIN anjir si kambing heran." gerutu siswa ganteng(3) dari arah belakang siswa ganteng(1) dan siswa ganteng(2).
"Tungguin woi." seru siswa ganteng(4) pelan dengan suaranya yang berat itu, sambil menyusul ketiga teman gantengnya yang sudah berlarian keluar kelas.
Ada yang bisa nebak nama para siswa ganteng ini?
Kenalin, siswa ganteng(1) namanya Nalendra. Biasa dipanggil Nalen, kadang sama temen-temen segengnya dia suka dipanggil kambing. Soalnya kelakuan Nalen mencerminkan seekor kambing yang kelaparan alias tidak pernah diam. Walau begitu, didepan kakel dan adkel dia tetap berwibawa dan menjaga sikap.
"Dar, traktir soto Bu Iceu dong. Lo dah kalah taruhan ya kemaren." kata Juna sambil nepuk bahu Haidar. Sekedar mengingatkan temannya yang satu ini mengenai taruhan. Taruhan yang sebenarnya sedikit tidak masuk akal.
Siswa ganteng(2) alias Arjuna, biasa dipanggil Juna. Gaada julukan khusus buat dia, soalnya anaknya sedikit galak. Kalau kata Haidar mah jodohnya Bu Erna, guru killer sekolah soalnya mirip sifatnya. Ssstt, Juna gatau tentang ini, kalau tau mampus dah Haidar.
"Iye anjir, tar abis gue selese rapat dah." jawab Haidar sambil benerin tasnya yang melorot. Walaupun tasnya itu cuman berisi dompet, satu bolpen, satu buku tulis, sama dosa. Buku pelajaran? Ditinggal semuanya di loker sekolah.
Haidar, siswa ganteng(3) yang hampir selalu ngomong 'anjir' dalam setiap kalimat yang dia omongin. Gitu-gitu Haidar adalah Ketua OSIS SMA Bangsa ini. Walaupun fakta tersebut tidak dihiraukan oleh teman-teman segengnya.
"Taruhan telor dan ayam siapa yang lahir duluan?" tanya Jevano sambil membuka kunci layar HPnya. Wallpaper lockscreen dia sang pacar tercinta. Alias si bidadari dari kelas sebelah.
Siswa ganteng(4), Jevano satu-satunya orang di gengnya yang udah ada pawang. Pawangnya si bidadari sekolah, Jane. Yang ada di kelas sebelah, kalem, parasnya cantik, hatinya juga cantik, makanya Jevano bucin. Jevano ini hemat bicara, tapi boros duit, makanya diomelin Mama+Jane mulu. Perpaduan duo cewe kesayangan Nono.
"Setres kali babon dan dugong ini." komen Nalen sambil memandang kedua temannya miris. Sambil jalan ke hall sekolah mereka.
"Diem, lo juga jadinya kecipratan traktiran kan?" tanya Juna ke Nalen, sedikit tidak terima dikatain dugong dan babon.
"Solid lah bro, gue juga taruhan kok kemaren." balas Nalen sambil ngerangkul Jevano, terus ngintip layar HP yang daritadi jadi pusat perhatian teman dari bayinya itu.
"Halah ieu budak teh bucin wae gaweanna." komen Nalen kepada oknum bucin, Jevano. Tersangka sedang ngechat dengan Jane.
"Iri bilang, jomblo." kata Jevano sambil mematikan HPnya, lalu dimasukkan ke dalam kantong celananya. Supaya ga diintipin Nalen lagi.
"Anying." gumam Nalen pelan sambil menepuk punggung Haidar lumayan keras.
"Kok gue yang kena? Gue diem ye anjir." balas si empunya punggung, Haidar sambil marah-marah ke Nalen. Apes banget pikirnya, mana ada rapat, ditagih soto, dipukul pula.
"WKWKWK– duh!" baru aja Nalen mau ngakakin komuknya Haidar, eh ditabrak dari belakang.
"Mamam tah karma, kambing." seru Haidar sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Eh LELE KURANG AJAR!" teriak siswi yang nabrak Nalen dari belakang, dan sedang berusaha untuk membuka sepatu sebelah kanannya.
"Heh lo, minta maap dulu ngapa?" sewot Nalen sambil ngelus punggung dia yang ketabrak tadi, tasnya dia bawa pakai tangan, jadi lebih kerasa sakitnya.
Tapi siswi yang sedang ditegur Nalen dan menjadi pusat perhatian satu hall itu tetap sibuk membuka sepatunya.
Baru aja Nalen mau narik bahu cewek di depannya, tetapi orangnya sudah berbalik badan dengan sendirinya. Sambil megang sepatu yang sudah terbuka di tangan kanannya. Posisi bersedia untuk melempar sepatu.
"APA? E-eh kakel?" kata siswi tersebut terbata-bata, tidak menyangka bahwa yang ditabrak adalah kakak kelas.
"Oh lo kelas 10?" balas Nalen sambil memandang muka sang gadis.
"I-iya, maaf ya kak. Masih sakit? Mau saya anter ke UKS?" tanya si siswi sedikit khawatir, apalagi setelah melihat Ketua OSIS yang sedang berdiri di belakang kakel yang dia tabrak ini.
Seputar Ketua OSIS, cuplikan peristiwa saat MOS SMA kembali terulang, dimana dirinya juga menabrak seorang siswa saat tengah berlari menuju aula. Lalu dipergokin sama Ketua OSIS tahun lalu, dan dimarahin.
"He? Lo lagi ternyata." kata Haidar tiba-tiba setelah melihat wajah siswi yang menabrak Nalen.
"Lo kenal Dar?" tanya Juna penasaran kepada Haidar, bisa dilihat Haidar yang menunjukkan smirknya yang jarang ditampilkan.
Lalu Haidar membisikkan sesuatu pada Juna, yang membuat Juna menunjukkan smirk miliknya pula. Lalu dia memandang siswi tersebut, lalu menggelengkan kepala.
"Jangan senyum miring gitu nyet, kek pedo tau ga?" sewot Jevano tiba-tiba. Yang hanya ditanggapi tatapan datar dari kedua temannya.
"Nama lo siapa?" tanya Nalen pada siswi yang menabraknya. Sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Hana." balas siswi tersebut, sedikit was-was takut dilabrak nantinya. Tangannya sudah memegang erat sepatu yang baru dia lepas tadi.
"Oh yaudah, sana kejer temen lo. Udah ngilang tuh." balas Jevano tiba-tiba. Seakan-akan mengusir Hana secara halus.
"Eh? Saya permisi dulu Kak Jeno, Ketua OSIS, dan kakak-kakak." kata Hana lalu membalikkan badannya, berlari sekuat tenaga berniat mencari oknum bernama Lele, dan melemparnya dengan sepatu.
"Lah malah diusir, bentar– kok dia panggil lo Jeno?" tanya Juna pada Jevano. Rasa penasarannya memuncak, sebab nama panggilan Jevano yang berupa 'Jeno' itu hanya segelintir orang yang tahu.
"Hm, dia anak didik gue." balas Jevano sambil menaikkan kedua bahunya.
"Namanya Hana toh." gumam Haidar sambil menatap kepergian Hana yang sedang berlari kencang.
Sedangkan Nalen yang tidak berkomentar apa-apa, dia sedang larut dalam pikirannya. Entah mengapa, nama 'Hana' itu tidak asing.
"Dar! Ayo buru dah ditingguin rapat." kata Celevano yang terlihat ngos-ngosan. Teriakan bagai lumba-lumba itu berhasil membuat Nalen mengakhiri sesi melamunnya.
"Dar Der Dar Dor, gue lebih tua setaun ye anjir." balas Haidar sambil merangkul adik kelasnya itu.
"Gue cabut dulu, soto Bu Iceu nanti ye." pamit Haidar pada ketiga teman gantengnya. Yang hanya dibalas anggukan.
Memandang kepergian Haidar dan adik kelasnya, tiba-tiba Jevano teringat sesuatu.
"Lah, itu yang bareng Haidar bukannya yang Hana kejer tadi?" tanya Jevano sedikit kebingungan.
fin
credit by : chickenrollin
KAMU SEDANG MEMBACA
taekwondo -na jaemin
Fanfictionkisah antara hana, cewek yang demen taekwondo. dan jaemin, cowok yang demen fotografi. "kak, ini teh beneran kakak?" "bukan kakak, tapi pacar kamu." credit by : chickenrollin 2020