Chapter 16 - Pembullyan Felix

3.6K 548 22
                                    

Felix tau cepat atau lambat hal ini akan terjadi. Sistem pendidikan di sekolah mereka belumlah maksimal sehingga kasus pembullyan masih bisa terjadi.

Namun Felix sudah menyiapkan mentalnya sejak awal, ia tau jika menjalin hubungan dengan orang populer maka kau juga akan terkena imbasnya. Sayangnya Felix tidak cukup populer sehingga alih alih ikut terkena ketenaran, Felix malah menjadi sasaran bully untuk saat ini.

Tentu saja oleh orang orang tak sadar diri yang sangat menyebalkan.

Jam olahraga memang menjadi moment yang sangat bagus untuk melancarkan aksinya. Katakanlah mereka orang orang dengan akal pendek, memanfaatkan satu siswi di kelas Felix untuk memperlancar rencana mereka.

"Fe-Felix."

Panggilan dari belakangnya membuat Felix yang bersiap pergi ke kelas -karena jam pelajaran telah habis- harus menghentikan langkahnya.

"Ada apa?" tanya Felix datar, seperti biasa.

Gadis di hadapannya meremat ujung seragam olahraganya dengan cukup kuat, hey dia kurang lebih sama dengan Felix, hanya saja gadis bernama Mina ini lebih ke arah pemalu ketimbang pendiam.

"I-itu, P-pak Kim me-menyuruhmu untuk membawa bola bola tadi ke gudang."

Felix mengernyitkan dahinya bingung.

"Benarkah?"

"I-iya." ucap Mina dengan kepala yang tertunduk. Ingin rasanya Felix tidak percaya namun sepertinya gadis seperti Mina tidak akan berbohong.

Oh ayolah, Mina tengah diancam sekarang.

"Baiklah." Felix lalu membalik langkahnya dan mengambil sekresek besar berisi bola voli yang mereka gunakan tadi.

Sepeninggalan Felix, Mina menghela nafasnya, merasa lega juga bersalah di waktu bersamaan.

"Maafkan aku Felix."

Keadaan kawasan belakang sekolah seperti biasa akan sepi, memangnya siapa yang ingin pergi ke tempat seperti ini jika tidak memiliki kepentingan? Kawasan belakang sekolah ini cukup kotor dengan banyaknya sampah dedaunan yang berserakan, tempatnya pun sedikit terasing, membuat siswa siswi enggak datang ke sini.

Felix menghela nafasnya semari tetap membawa bola bola voli tersebut.

Lelaki manis itu sebenarnya sudah mempunyai firasat buruk, terlebih lagi saat dirinya menyadari ada yang mengikutinya dari belakang.

Felix menghentikan langkahnya sejenak kemudian melirik ke arah belakang melalui ekor matanya, tanpa menolehkan kepala sedikitpun.

"Cih, trik murahan."

Felix lalu membenarkan posisi tangannya yang tengah memegang bola, dengan disengaja, Felix membuat salah satu bola seolah terjatuh dari tangannya. Memasang ekspresi kesal yang natural, Felix lalu menaruh sekantung bola lainnya kemudian berjalan untuk mengambil bola voli yang ia jatuhkan.

Saat hampir menggapainya, Felix lalu menggunakan kakinya untuk menendang bola tersebut semakin menjauh, semua terlihat sangat normal seolah semua itu tak disengaja.

Setelah cukup jauh, Felix lalu mengambil bolanya dan kembali berjalan ke arah gudang. Memasukkannya ke dalam kantung besar lalu kembali membawa beberapa bola tersebut ke dalam gudang.

Sesampainya di dalam, Felix tersenyum miring dan menghitung dalam hati.

3

2

1

Blamm...

Cklekk...

Suara bantingan pintu yang disusul suara kunci yang diputar tak mampu mengejutkan Felix. Ah, Felix sudah memprediksi hal ini.

Night Rain [Hyunlix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang