Everything I Want In This Life

917 96 19
                                    

Proudly present,
A Naruhina fanfiction which original character is  belonging to Masashi Kishimoto.

Rated: T
Genre: Romance
Dedicated for NaruHina fluffy day
#NHFD2020
#ATHOUSANDFORELEVENTH
kkiittssuunnee
Kimonoz

.
.
.

'Aku sudah sampai.'

Sebaris pesan membuat Naruto berteriak girang, yang langsung dihadiahi bentakan kesal dari ibunya yang menyeramkan. Lagian, apa pula menjerit malam-malam? Seakan di kompleks ini hanya dirinya seorang yang tinggal.

Buru-buru Naruto duduk. Mengambil napas panjang dan menelepon seseorang. "Halo, sayang. Perlu kujemput?" Kata si pirang.

'Hm, tidak usah. Soalnya aku sudah di depan gerbang.'

Yah, padahal niat hati ingin cari muka di hadapan sang pacar. "Kenapa tidak bilang? Kan kamu punya pacar tampan yang bisa diandalkan."

'Aku kira Naru sudah tidur.'

Si Uzumaki melirik jam di atas nakas, rupanya sudah pukul sebelas kurang sebelas. Biasanya dia memang sudah pergi ke alam mimpi, bablas sampai pagi .

"Aku rindu. Kamu perginya terlalu lama."

Itu frasa dari protes nyata yang Naruto rasakan berhari-hari. Penyebabnya, jelas karena Hinata yang absen dari sisi.

Kekehan dari seberang terdengar. 'Cuma sebelas hari Naru, jangan lebay.'

"Ih, Hinata mana tahu rasanya jadi aku. Siang-malam disiksa rindu. Pengen gitu culik kamu dari Honolulu." Gerutunya. "Hinata itu mitokondria. Penghasil energi di sel-sel tubuhku. Kalau kamu nggak ada, Naruto hanyalah sebatas raga tanpa nyawa."

Di rumah, Hinata hampir tersedak air. 'Apasih, ditinggal sebentar langsung jadi bucin.'

"Hinata, tahu tidak, setiap malam, di balik gemerisik daun pepohonan, aku tergugu memeluk malam yang sangat engkau." Katanya, "Berharap terik mentari menyampaikan rasaku yang lupa berteduh, basah oleh kasih yang tidak akan pernah menyepuh."

Hinata terheran-heran. Ini benar Narutonya? Setahu gadis itu, si Uzumaki sarjana matematika. Bukannya anak sastra hujan-kopi-senja. 'Naru, jangan bilang kencan sama deretan angka bikin kamu gila.'

"Ya ampun sayang, meski tiap hari aku berkutat dengan baris aritmatika, aku nggak akan lupa kalau pacarku itu Hinata. Wanita cantik yang butuh dimanja. Bukannya logaritma yang harus dicari persamaannya-dan tidak akan ada satupun yang menyamai Hinatanya." Naruto bangkit dari ranjang, menatap jendela kamar Hinata yang terang benderang. "Biar kutunjukkan sesuatu. Jadi bukalah jendela kamarmu."

Si gadis Hyuuga menurut, membuka jendela balkon yang langsung menghadap kamar Naru.

"Bukankah sudah kubilang, malam itu sangatlah engkau? Mau tahu kenapa?"

Dari seberang Hinata mengangguk.

"Lihatlah purnama itu. Cuma ada satu, seperti kamu. Kekasihnya Uzumaki Naruto, sekarang dan selalu."

Walau aneh mendengar si pirang main gombal-gombalan, tapi Hinata tidak bisa tidak tersipu. Jarang-jarang, lho, dapat rayuan dari pria yang cuma jago hitung-hitungan. 'Naru, selama sebelas hari, gerangan apa yang mengubahmu jadi seperti ini?'

Everything I Want In This LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang