Receh 14

384 38 8
                                    

Di rumah sakit

Sunyi seperti biasanya ini hari kedua di saat el dinyatakan dalam masa pemulihan dia masih belum membuka matanya hanya kadang menggerakan tangan tapi dari wajah nya tak ada tanda tanda membuka mata

Sang sahabat yang menghampiri hanya abrar,di sana dia duduk memandangi wajah teman nya teman kecil nya teman nya bermain yang sangat ceria dan sombong  yang setiap hari menemani hari hari nya

"El kok lu bisa gini sih"

Abrar menghela nafasnya menggam tangan teman nya membayangkan dahulu betapa naas nya dia saat ingin di culik anggap saja apa yang di lakukan oleh abrar saat ini adalah balas budinya kepada keluarga el

"Brar"

Abrar mendengar keluar dari mulut rivael sangat lemah hanya suara bisikan abrar lantas menoleh ke arah rivael di sana rivael susah payah membuka mata dan mulutnya

Abrar memanggil dokter untuk mengecek keadaan rivael,setelah dicek ternyata rivael sudah mulai mengalami perkembangan

"El bisa ngomong?"

Abrar mengecek lagi memastikan teman nya sudah siap bercerita

"Ya bisa lah bego gua cuman sakit bukan mati" kata rivael tetapi suaranya masih lemah

"Jadi....siapa yang mukulin lo?" Abrar berbicara agak di perlambat takut menyinggung hati rivael atau rivael belum siap

Rivael menolehkan wajahnya ke kiri tandanya Ia siap bercerita

"Gua gak yakin lu percaya lu pasti kaya yang lain" ada air yang di tampung di mata el ini baru beberapa hari ia tanpa teman teman nya tapi sudah banyak yang terjadi

"Gua siap denger dan gua percaya itu" kata abrar meyakinkan rivael agar rivael mau bercerita lagi pula ia tak peduli mau itu khayalan ataupun asli karena sudah kepo

"Pas di sekolah gua sengaja pulang telat gua duduk di pinggir lapangan sambil megang basket kita tiba tiba ada angga"

Abrar mendengar setiap inci cerita nya walaupun rivael bercerita agak lambat dan lemah tapi abrar sabar untuk menunggunya

"Dia ngajak gua by one basket gua hampir menang sampe saatnya tangan gua di pegang sama temen temen angga basket itu ngehantam keras ke perut gua dan terakhir ke muka"

Abrar menganggam tangan nya memperlihatkan urat urat yang keluar menandakan bahwa dia sangat sangat emosi dia percaya karena tak ada karangan sediteil ini

"Jadi pelakunya angga?" Abrar mengontrol emosi nya agar tak ketahuan oleh rivael

"Iya,setelah itu gua lihat samar samar di ujung sana dia ngempesin bola itu dia robek gua berontak dan ngehajar angga sorry bola nya gak bisa gua jaga"

Abrar melihat ketulusan di mata rivael matanya memanas abrar hampir menangis tapi disini dia duduk untuk menyemangati teman nya

"Gak papa kita bisa beli yang baru"

"JADI YANG LAKUIN INI SEMUA ANGGA?!" Perempuan itu berteriak entah dari kapan dia di sana

"Bunda" rintih rivael

Bunda pov

"Nyonya hari ini ada rapat nyonya tuan membatalkan nya apakah nyonya tidak mau mempertahankan nya?kita dapat banyak untung disini nyonya"

Aku mendengar apa yang di katakan sekretaris ku tapi aku tak peduli yang ku perlukan hanya anak ku sembuh

Aku berjalan cepat menuju lorong setelah di telpon pihak rumah sakit bahwa anak ku telah sadar dari pingsan nya aku bahagia sekali hingga ingin membagi kan semua harta ku

RETJEH FAMILY>>NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang