Menjauh

72 31 3
                                    

Yang di mulmed itu Lisa ya

-----------------------------------------------------------
Chico pov

Sore itu, saya berniat untuk main ke rumah Vanilla. Saat saya ingin melajukan motor. Dari jauh terlihat Vanilla di depan Rumah Bagas. Saya teh penasaran.Ketika saya ingin menghampiri Vanilla, tiba-tiba Bagas datang. Kemudian saya mengurungkan niat saya.

Saya kaget dong, tiba-tiba saja Bagas meluk Vanilla. Apa-apaan coba si Bagas saya saja belum pernah meluk Vanilla. Bagas seperti sedang membicarakan sesuatu. Lalu mereka pun masuk ke dalam mobil. Dan saya pun buru-buru beranjak pergi. Entahlah mood saya kacau seketika. Saya bingung harus kemana.Saya hanya muter-muter tak tentu arah hingga malam.

***

Sejak kemarin, saya belum juga ngechat atau nelpon Vanilla. Saya bingung dengan diri saya sendiri. Perasaan apa ini teh. Bingung lah pokonya mah. Sebenarnya saya kangen gangguin Vanilla. Tapi entah kenapa kali ini saya seperti tidak punya semangat.

Akhirnya Hari-hari saya kembali seperti Sebelum mengenal Vanilla, pergi ke kampus, mendengarkan Dosen ngajar, ke perpus, pulang ke rumah. Dan pada Akhirnya selalu saja sampai pada titik yang bernama "Kesepian." Tak ada yang menarik dalam hidup saya.

Saya akui saya bodoh. Saya cupu. Saya cemen. Bisa-bisa nya saya menjauh dari Sesuatu yang membuat hidup saya lebih berwarna. Bisa-bisa nya saya mengabaikan Sesuatu yang dapat membuat mood naik seketika.

"Nak ibu mau bicara sebentar boleh?"

Suara ibu membuyarkan lamunan saya. Lalu Saya pun bergegas menghampirinya.

"Ada apa bu?"

"Lisa Minggu depan mau Pulang ke Indonesia. Kamu seneng kan?"

Lisa mau pulang? Cinta pertama saya pulang? Apa kabar ya?

"Oh bagus deh bu."

"Kamu kok kaya gak bersemangat gitu?" Tanya ibu.

"Gapapa kok. Bagus atuh bu kalau neng lisa pulang. Nanti ajak dia makan malam disini ya bu hehe."Ucap saya sedikit bersemangat.

"Iya boleh." Ibu tersenyum ramah.

***

Vanilla Pov

Semenjak kejadian gue ketemu mama nya Bagas, gue jadi jauhin Bagas. Bukannya gue jahat karna ga mau bantu Sahabat sendiri. Tapi gue juga punya harga diri. Pertahanan gue hancur gitu aja. Gue merasa serendah itu kah gue?. Mana Vanilla yang Katanya Tegar? Yang katanya ga cengeng?Mungkin Gue ga bisa terus-terusan sembunyi dari topeng palsu itu. Karena pada nyatanya gue ga setegar yang kalian lihat. Hati gue rapuh.

Disaat gue lagi butuh seseorang untuk meyakinkan diri gue lagi. Justru orang-orang pada menjauh? Chico salah satunya. Kenapa lo harus menjauh di saat gue lagi butuh lo. Kenapa lo harus menghindar di saat gue mulai terbiasa dengan kehadiran lo. Haha semesta bercanda ya? Kenapa pada akhirnya gue harus bersatu dengan "sepi" lagi?

Krekk...

suara pintu kamar yang sedang di buka membuyarkan lamunan gue. Gue menoleh ke sumber suara itu. Ternyata ka kevin membuka pintu tersebut. Kemudian dia menghampiri gue dan duduk di sebelah gue.

"Heh kenapa lo? Ayo sarapan! Mamah udah nungguin dari tadi." Ujarnya seraya meletakan telapak tangannya di dahi gue.

"Gue gapapa ka, udah sana nanti gue nyusul!" gue menepis tangan ka kevin.

ICE GIRL VANILLA ( Telah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang