Karunia

3 1 0
                                    


Hidup bahagia bersama keluarga, menghabiskan waktu dengan penuh cinta kasih dan dapat membahagiakan kedua orang tua adalah harapan dan impian setiap orang. Tetapi tidak denganku. Aku adalah anak yang malang, yang hanya bisa berdoa dan berharap untuk kesuksesanku serta dapat membahagiakan kedua orang tuaku di kemudian hari. Tetapi semua harapan itu telah sirna, setelah kedukaan yang tiba-tiba datang menyelimuti keluargaku. Ayahku di panggil Tuhan saat aku masih berumur 10 tahun. Setelah kepergian ayah, keluarga kami menjadi hancur. Pahlawan yang selama ini menjadi harapan dan kekuatan kami, kini telah tiada.  Kini tinggal aku, ibu dan kak Dimas. Kepergian ayah meninggalkan bekas luka yang teramat dalam bagi kami sekeluarga. Di tambah lagi di akhir-akhir ini, ibu sering jatuh sakit. Sakit ibuku itu memang sudah cukup lama, di tambah lagi dengan kepergian ayah yang membuatnya semakin terluka. Relung hati ini rasanya tidak dapat menerima semua itu. Tetapi mau bagaimana lagi, semuanya sudah menjadi kehendak Yang Kuasa.
Dan sampai pada suatu saat, di mana sakit ibu menjadi sangat parah dan hanya bisa terbaring lemah di atas kasur tua yang sudah reog. Rasa hati ini bertambah hancur atas semua kejadian ini. Ayah telah pergi dan sekarang ibuku yang satu-satunya permata hatiku kini lemah tak berdaya karena sakit kanker yang di deritanya. Saat sakitnya yang begitu keras, ibu tetap kuat. Beliau masih tetap berusaha untuk menyemangati kami anak-anaknya.
“Nak...nak... sini nak. Ambilkan ibu air”
“Iya bu, Mila ambilkan. Ibu istirahat saja, jangan banyak bergerak”
Ibu tersenyum dengan senyum khasnya yang tidak pernah berubah. Setelah minum ibu berkata kepadaku.
“Nak, jika suatu saat nanti ibu tidak bersama Mila lagi, Mila harus selalu semangat ya, jangan pantang menyerah, gapailah cita-cita dan jadilah anak yang sukses. Doa ibu selalu bersamamu nak.”
Mendengar ucapan ibu rasa hati ini langsung terpukul. Butiran bening itu pun tidak mampu untuk ku tahan lagi, mataku pun berkaca-kaca.
“Bu, jangan berkata begitu bu. Mila yakin ibu pasti sembuh, kalau ibu pergi Mila bagaimana bu” sembari menangis.
Aku memeluk ibu yang terbaring lemah, meskipun dalam sakit kerasnya ibu tetap tersenyum dan air matanya pun keluar mendengar perkataan anaknya ini.
“Nak, suatu saat nanti ibu ingin melihat kamu bisa sukses menggapai cita-citamu. Ibu ingin melihat kamu menjadi seorang Dokter agar bisa menyembuhkan sakit ibu”
“Iya bu, Mila janji. Mila akan rajin belajar agar bisa sukses dan bahagiakan ibu”
Tidak lama kemudian ibu memanggil kak Dimas yang tengah menyiapkan makanan di dapur.
“Nak, nak Dimas sini nak”
“Iya bu” kak Dimas pun datang.
Kak Dimas adalah sosok pahlawan kami setelah kepergian ayah. Kak Dimaslah yang selama ini membuat kami masih tetap bertahan hidup.
“Nak, jaga ade ya nak” kata ibu sambil tersenyum dan mengusap air mataku.
“Iya bu, Dimas pasti akan selalu menjaga ade”
“Sekarang ibu hanya bisa mendoakan kalian berdua agar bisa menjadi anak yang sukses, walaupun nantinya ibu sudah tidak ada bersama kalian”
Mendengar ucapan ibu, kak Dimas pun menangis. Mata ini menjadi saksi atas semua kejadian itu. Rasa ini semakin bersedih, tangis pun tiada hentinya. Aku dan kak Dimas memeluk ibu. Ibu tetap tersenyum berusaha kuat untuk menghilangkan rasa kekhawatiran kami.
Tidak lama setelah berpesan, tangan ibu terasa dingin dan senyum itu terlihat tidak memudar dari wajahnya. Aku bertambah panik, dan berusaha membangunkan ibu. Ternyata yang ku takutkan selama ini memang benar-benar terjadi. Tuhan memang mempunyai rencana lain atas hidup semua ciptaan-Nya, ibu Ia panggil ke sisi-Nya.
Kepergian ayah dan ibu sangat mengguncang jiwa ini. Rasa sedih merundung hati, hidup ini terasa tiada berarti lagi. Mimpi untuk membahagiakan permata hati kini telah sirna. Kini hanya kak Dimas lah harapanku satu-satunya. Kak Dimas selalu mendukungku dalam pendidikanku dan selalu menguatkan aku, walaupun dia sampai putus sekolah karena memperjuangkan diriku. Dan ini semua tidak akan pernah aku lupakan.
Waktu terus berjalan, kini aku pun telah menginjak bangku SMA. Berkat semangat dan motivasi dari kak Dimas aku pun semakin semangat dalam belajar. Saat ini aku harus lebih dewasa dan harus bisa menggapai impianku selama ini, yaitu menjadi seorang Dokter. Motivasiku menjadi seorang dokter adalah agar aku bisa menolong banyak orang. Selain itu, saat ayah dan ibu masih hidup mereka sangat menginginkan diriku untuk bisa menjadi seorang Dokter, dan inilah yang selalu memotivasi diri ini untuk selalu semangat dalam mewujudkan mimpi itu.
Sejak SMP dan SMA aku selalu semangat dan bekerja keras dalam belajar, karena aku yakin dengan kerja kerasku ini, nantinya pasti akan membuahkan hasil yang baik bagi diriku. Karena semangat dan kegigihanku dalam belajar aku pun sering mewakili sekolahku dalam ajang Olimpiade dan aku sangat bersyukur aku bisa meraih juara dalam ajang tersebut. Setelah lulus SMA berkat prestasi yang telah ku gapai aku mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. Sungguh rasa syukur ini selalu bagi-Nya. Sekarang aku telah menyelesaikan kuliahku di Fakultas Kedokteran. Berkat doa dan cinta kasih yang telah di ajarkan kedua orang tuaku semasa mereka hiduplah sekarang aku bisa seperti ini. Walaupun mereka sudah tiada, tetapi aku selalu merasa kehadiran mereka tetap ada bersamaku di setiap langkah hidupku. Rasa rinduku selalu terhadap mereka, doa ini selalu bagi-Nya. Semoga saja mereka bahagia di alam sana serta menempati tempat yang terbaik di sisi-Nya.
Di balik rencana Tuhan ada sesuatu yang sangat luar biasa yang tidak dapat kita ketahui. Karena itu kita harus selalu bersyukur atas segala karunia yang senantiasa Tuhan limpahkan di dalam kehidupan kita. Kerja keras, semangat, dan doa harus selalu ada dalam menggapai mimpi, karena dengan semua itu maka kesuksesan pun akan menghampiri kita.

          "Selesai"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KaruniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang