🌹🌹🌹🌹🌹
'WHAT? Treasure? Harta karun? Pria dengan suara besar itu? Apa tidak salah?' pikir Sally.
'Mendengar suaranya saja menjijikkan, bagaimana melihat orangnya langsung. Ewh- aku il-feel seketika,' batin Sally.
"Wow ... wow ... wow! Huh- menyenangkan sekali rasanya, pulang liburan, melihat meja makan penuh hidangan serta jajaran para maid ditambah Mommy dan Daddy yang selalu segar seperti daun selada ini." Ucapan Roland seperti orang mabuk. Pria itu memasukkan beberapa lembar daun selada hijau segar ke dalam mulutnya.
"Duduk dan makanlah dengan benar, Roland," ajak Alamanda pada pria yang sedang menggoda salah satu maid yang berdiri paling dekat dengannya.
"Yes, Madam Alamanda," kata Roland dan pria itu duduk diam menikmati makan malamnya.
Sally yang menunduk memperhatikan penampilan pria itu dari belakang. Ia mendeteksi harga outfit yang dikenakan pria itu. Memang terbukti jika pria itu adalah anak dari seorang miliarder ah- mungkin triliuner, karena sepertinya Mr Robert sangat kaya, sama dengan orang tuanya.
Kemeja, celana pendek, sepatu, semuanya adalah barang-barang dari merek terkenal yang harganya tidak main-main. Namun, yang membuat Sally penasaran adalah kenapa pria itu memakai pakaian seperti itu. Apa sebenarnya pekerjaan pria itu dan bagaimana rupa wajahnya.
"Aku baru saja membeli sebuah pulau baru di dekat sini," ucap Roland dan seketika dentingan garpu dan pisau berhenti.
Sally yang berada di sana ikut penasaran dengan ucapan pria itu. Ia cukup khawatir jika pulau yang dimaksud adalah pulau impiannya.
"Kau membeli pulau lagi?" kaget Alamanda.
Roland hanya mengangguk santai.
"Berapa harganya?" tanya Robert tenang.
Roland tampak berpikir sejenak. "Hmm- entahlah, tapi kurasa tidak begitu mahal, hanya empt puluh lima juta dolar," ucap Roland sambil mengunyah kembali steak miliknya.
Alamanda melotot terkejut, Robert berhenti mengunyah dan menatap lekat putranya.
"Pulau apa yang kau beli?" tanya Robert penasaran.
"Northern Aegean Island," jawab Roland santai.
"WHATTT!" pekik Sally spontan.
Seluruh orang yang ada di sana melirik ke arahnya, termasuk Alamanda, Robert dan Roland.
"Maaf," lirih Sally sambil menunduk dalam. Beberapa maid menahan diri untuk tidak terkekeh, karena bagi mereka hal yang Sally lakukan adalah hal wajar saat mendengar percakapan keluarga kaya raya itu.
Alamanda menatap Sally sinis, sedangkan Robert dan Roland kembali memakan makanan mereka.
'Dasar keparat! Itu pulau impianku, pria berengsek!' umpat Sally dalam batinnya.
"Kau menghamburkan uang hanya untuk membeli pulau seharga itu. Kau bahkan baru saja membeli pulau beberapa hari lalu dan harganya juga fantastis," omel Alamanda.
Roland tertawa mendengar omelan ibunya.
"Hei, Mom. Kau tenang saja, uang anakmu ini tidak akan habis. Lagi pula, aku tidak mengganggu uang jatah bulananmu. Aku sudah tidak tahu harus aku kemanakan semua uangku," ucap Roland terkekeh dan ditanggapi oleh pijatan pelipis Alamanda.
'Dasar pria sombong!' umpat Sally dalam batinnya.
"Aku akan mendesain semua pulau milikku agar menjadi pulau yang komersil. Aku akan membangun resort indah dan mewah. Itu akan kembali menjadi pundi uangku yang semakin tidak akan habis. Benarkan, Dad?" Roland meminta pembelaan dari Robert.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAY MATE (Selesai! Pindah rumah)
RomansaWARNING 21+ Tidak ada permintaan yang tidak dikabulkan oleh kedua orangtua Sally Beatrice pada anak semata wayangnya itu. Kali ini, Sally Beatrice menginginkan sebuah pulau pribadi di salah satu negara Yunani lengkap dengan segala fasilitasnya ke...