(11) Senja

173 58 136
                                    

"Jangan menyerah untuk apa yang belum tergenggam. Percaya atau tidak, Tuhan lebih tahu apa yang pantas untuk kau dapat, dan apa yang harus kau lepas."
-Bunga Nafandra-

...

Hari ini terasa begitu singkat. Iya, hari ini gue bahagia, dan apapun yang buat gue bahagia seolah berlalu begitu cepat. Hari sudah pukul 5 sore, dan kami sedang berjalan ke luar menuju parkiran. Sebelah tangan gue memegang minuman kaleng, dan sebelah lagi digenggam erat oleh Razil.

Sampai di parkiran dia menyuruh gue untuk menunggu lalu berjalan ke arah mobil dan membukakan pintu untuk gue. Hal itu membuat kedua sudut bibir kecil gue terangkat.

"Ayo masuk," ucapnya sambil menatap gue yang masih belum berkutik.

"Buruan woi, gue tutup nih pintunya," tuh kan, aslinya keluar.

Senyum gue luntur seketika. Gue mengerucutkan bibir dan berjalan memasuki mobil tanpa mengucapkan sepatah katapun. Ketika gue masuk mobil, sebelah tangannya menutupi bagian atas kusen mobil.

"Biar nggak kejedot," ujarnya. Setelah gue duduk di posisi, ia kemudian menutup pintu mobil pelan, lalu berjalan melewati bagian depan mobil dan masuk ke dalam.

Dalam perjalanan kami hanya diam. Razil kalau udah bawa mobil emang kelewat fokus, gue diabaikan deh. Hanya ada suara musik yang mengalun dari speaker mobil.

Gue mengeluarkan handphone dan membuka aplikasi gojek, menekan fitur go food, lalu memasukkan beberapa jenis makanan yang akan gue pesan, dan mengetikkan alamat. Setelah melakukan beberapa langkah di aplikasi tersebut, gue beralih membuka aplikasi WhatsApp lalu mengetikan sebuah pesan.

Adik Lucknut🐒

Me : Yan, gue lagi di luar. Gue udah go food in makanan ke rumah. Lu di rumah kan? Duit ada di dalam lemari kamar gue

Sebelum pergi tadi, gue belum sempat masak. Dan gue baru kepikiran sama Riyan. Dia pasti baru pulang sekolah, dan perut pasti lagi butuh-butuhnya sama asupan makanan.

Tak menunggu lama, pesan itu pun dibalas.

Adik Lucknut🐒(*)

Adik lucknut🐒 : okeh. Tengkyu ma sist

Me : jangan diabisin, gue juga mau

Adik Lucknut🐒 : iyee

Bughhh

"Aduh anjir," teriak gue sambil memegangi jidat gue yang baru saja dicium dashboard mobil.

Razil kayaknya udah punya hobi baru, iya, salah satunya ngerem mendadak.

"Lo kalau nyetir kayaknya nggak enak ya kalau nggak ngerem mendadak,"

"Kambingnya yang salah, ngapain nyebrang nggak liat-liat," ujarnya yang masih menatap ke arah dua ekor kambing yang mungkin hampir saja mati.

Gue juga ikut melirik ke arah kambing itu "Anjing emang tuh kambing," oceh gue masih sambil mengusap jidat yang mulai memerah.

Razil beralih menatap gue dan ...

Cup

Dia mengecup pelan kening gue, dan seketika sakitnya hilang menguap entah kemana.

"Kambing mah kambing aja, nggak pernah cosplay jadi anjing," ujarnya lalu kembali mengendarai mobil.

Btw ga nyambung sih, dia mencium kening gue tapi malah ngomong kayak gitu. Ah tapi bodo lah, gue nggak peduli.

About ZeyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang