Sweety?

19 7 0
                                    

Di bawah gemerlip cahaya pesta, gaun hijau gadis itu sangat menonjol. Dia seperti merak yang dilepas dari kandangnya, memancarkan pesona abadi lewat keindahan murni.

Wajahnya mungil dengan bibir cerah, hidung tinggi, dan mata bulat. Dia tampak semenarik dewi dari langit, tapi matanya memandang dengan aura yang tegas.

Sepatu hak setinggi 5 cm-nya berwarna sebening kristal, berdekatan dengan serpihan kaca dari gelas yang terlempar membuatnya seolah itu berasal dari bahan yang sama.

Di seberangnya, pria paruh baya tengah memeluk pinggang calon istrinya dengan posesif. Meskipun wajahnya memiliki sedikit rasa bersalah, ia juga tidak ingin putrinya akan mempermalukannya.

"Menyapa perusak rumah tangga orang seperti dia? Serius? Rubah licik ini tidak akan pernah memiliki kehormatan untuk itu." Gadis itu menyuarakan pendapatnya dengan tegas dan tak terburu-buru, meski dalam suaranya terdapat rasa sakit yang sangat.

Awalnya, gadis itu bingung kenapa ayahnya meminta ibunya menandatangani surat perceraian dengan cepat. Apa yang ia ketahui adalah ibunya yang cantik selalu tabah, sopan, dan tidak pernah membangkang. Kenapa ayahnya meminta perceraian? Apa salah ibunya?

Akhirnya, kini ia mendapat jawabannya, seorang wanita miskin di depannya pasti telah berusaha keras untuk meminta ayahnya meninggalkan ibunya.

Dulu, ia tak pernah sebenci ini dengan rakyat jelata. Tapi melihat wajah yang menunjukkan aura lemah itu, ia ingin merobeknya dengan seketika.

Dia percaya orang miskin di depannya sedang memainkan peran menyedihkan di mana ia akan menjadi antagonisnya. Hey!

"Bicara yang sopan! Dia akan menjadi ibumu di masa depan." Ayahnya tidak ingin dipermalukan di depan khalayak ramai. Ia ingin putrinya menghentikan sumpah serapahnya dan melanjutkan di rumah, jika perlu.

Tapi, gadis itu tak ingin melepaskannya. Ia membuka tas tangannya dengan cara yang elegan.

Tangan mungilnya mengambil beberapa lembar cek bernilai Rp. 10.000.000 dan melempar ke wajah wanita berusia 30-an di depannya.

"Bawa ini pergi. Apa yang kau inginkan dari ayahku adalah uang kan?" Suaranya sangat kasar ditambah nadanya yang mengandung sarkasme.

Ayahnya membelalakan mata dengan kejam, ia menarik putrinya kasar. Ia ingin mengurung gadis nakal ini di rumahnya selama beberapa hari.

Sangat disayangkan, ketika gadis itu ingin melepaskan cengkeraman tangannya, ia terjatuh kemudian terseret yang menyebabkan pecahan kaca mengenai kakinya yang mulus.

Orang-orang di sekitar nampak panik melihat darah menetes, tapi tak satupun yang berani melerai pertengkaran keduanya.

Calon ibunya menatap dengan sendu, ia menunjukkan bahwa ia memiliki kekhawatiran untuk calon anaknya. Walaupun yang sebenarnya, ia sedang tersenyum mengejek.

Gadis itu menangkap senyumnya, ia berusaha bangkit untuk melempar pecahan kaca ke wajah wanita di depannya. Ia telah kehilangan rasionalitas sepenuhnya yang menyebabkan rasa bersalah ayahnya memudar.

Dengan cepat, ayahnya menepis tangan gadis itu dan seketika pecahan kaca itu terlepas. Ia marah dan tangannya terangkat untuk menampar wajah anaknya. Rasanya, ia perlu membungkam mulut anaknya dengan ini.

Apa yang terjadi selanjutnya mengejutkan semua orang, tangan yang kekar menahan dengan kuat. Itu mencegah tamparan yang akan terjadi. Namun, bukan hanya itu yang membuat orang terkejut, tetapi si pemilik lengan kekar itu.

Dia, Rey, jaksa wilayah di kota ini. Sejenak, nampak tak ada yang istimewa dengan informasinya. Padahal, dia adalah ahli waris korporasi BC yang menaungi beberapa department store dan hotel berbintang di seluruh penjuru negara.

Sweet Short (ONESHOOT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang