"Ada apa dengan mereka?" tanya Luigene sedikit berbisik ketika Arlington dan Abbey hanya duduk memandangi makanan dengan canggung sambil sesekali Abbey menatap James dengan tatapan sinis.
"Aku... aku melakukan..." James sedikit menunduk merasa sangat tersudut dengan tatapan Abbey, "Aku melakukan kesalahan besar, mungkin Abbey benar-benar akan membunuhku setelah ini."
"Apa yang kau lakukan?"
"Aku mengganggu kegiatan mereka." James menempelkan masing-masing jarinya sembari memajukan bibirnya, memberi kode kepada Luigene dan pria itu pun mengangguk mengerti.
"Jika aku jadi Abbey aku akan langsung memecatmu detik itu juga," canda Luigene membuat James keringat dingin.
"Ehm, Arlington? Tadi Savannah menghubungiku, dia bilang salah satu teman mu sudah membuat janji untuk besok?" sela Luigene memecah bunyi sendok yang beradu dengan piring.
"Siapa?"
"Delsin, dia datang untuk menemuimu secara khusus."
"Hubungi Savannah untuk membuat janji setelah makan siang." Arlington berdehem berharap bisa menghilangkan kecanggungannya sembari menatap Abbey. "Apa besok kamu akan ikut ke kantor lagi?"
"Ya, apa? Maaf aku tidak mendengarkan." Sedari tadi Abbey terlalu fokus mengumpulkan niat untuk membunuh James hingga ia tidak mendengar apa yang Arlington katakan.
"Besok, kamu akan ikut ke kantor atau tidak?"
"Tidak, besok aku akan pergi berbelanja perlengkapan yang mungkin dibutuhkan untuk kamar bayi nantinya."
"Aku rasa bayi Abbey akan datang sedikit terlambat," bisik James pada Luigene yang masih bisa di dengar oleh Abbey.
Abbey menatap kearah James sebelum ia bangkit dari kursinya. "Aku sudah selesai, aku boleh pergi duluan?"
Arlington menatap Abbey sedikit heran. Perempuan itu hanya makan sayur-sayuran seperti kambing dan bahkan malam ini ia tidak menyentuh makanannya sedikit pun.
Seolah bukan masalah besar, Arlington hanya mengangguk membiarkan Abbey pergi.
Abbey bernafas sedikit lega karena akhirnya ia tidak harus menahan sakit dengan duduk di atas kursi. Nafsu makannya menghilang karena ia harus menahan rasa sakit pada panggulnya akibat terjatuh tadi.
Ia berjalan sedikit pincang sembari memegang pinggulnya dengan tangan kanan, melihat itu Luigene dengan cepat menghampiri Abbey.
"Perlu bantuan?" ia mengulurkan tangannya dan Abbey dengan senang hati menerimanya.
"Terima kasih, aku rasa aku benar-benar harus mencari asisten pengganti," kata Abbey menyindir James.
Setelah Abbey masuk ke dalam kamar, ia langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang. Tak banyak yang bisa ia lakukan selain tidur menyamping sembari menahan nyeri pada panggulnya.
"Oh God, it hurts like hell!"
"Apa sangat sakit?" Abbey menoleh terkejut ketika Arlington sedang berdiri menatapnya sembari memegang nampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons
Romance[COMPLETED] Tak pernah terlibat skandal bersama perempuan merupakan reputasi besar yang Arlington pegang hingga sekarang. Kehidupannya yang tampak sempurna sukses membuat Abbey rela menyerahkan diri secara sukarela kepadanya. Arlington pun berhasil...