Vote dulu baru bacaaa ehe
TEKEN BINTANG NYA YA BY
###Kenapa galau? Baru putus?
Ya udah sini cerita
~fakboi•~•~•
Terjadi perkelahian kecil, untung saja penduduk kompleks tidak ada yang merasa terganggu.
Hampir 30 menit perkelahian itu berlangsung, setelahnya pun orang orang Fredi mundur bersama Fredi yang berhasil terkena Bogem dari lelaki tampan yang tadi baru keluar dari mobil di depan nya.
Geo mendatangi Gea yang masih setia memeluk tas nya. Wajah Geo beberapa bagian memar, membuat unsur Bad Boy sungguh melekat pada nya. Tak heran jika Geo adalah sosok most wanted di sekolah mereka.
"Lo ga papa kan. Tolol banget di bilang nggak percaya." Omelnya. Gea menatap datar Geo. Dengan cepat memukul kepala Geo cukup keras.
"Lo di bilangan jangan tauran lagi sama si Fredi ngeyel lu." Gea menatap datar Geo.
"Lo nggak papa kan Ge?" Tanya Tama teman seperjuangan Geo.
"Gea apa Geo?" Jawab Geo sewot.
"Y dua dua nya lah." Tama tersenyum dan memberikan kedipan manja pada Gea yang menatap nya masih dengan datar.
Sudut mata Gea menangkap pergerakan dari lelaki tinggi memaki jeans dan Hoodie abu nya yang menambah ketampanan.
Gea mendatangi nya, dan menatap lelaki yang berhasil membuat Gea melabeli nya pria tampan.
"Mmm Btw makasih ya mas...." Gea menatap lelaki itu dengan alis terangkat mengode jika ia ingin tau siapa nama lelaki itu.
Ia menatap Gea dari atas sampai bawah, menilai. Gea mengerutkan keningnya, jujur saja tatapan itu lumayan tak sopan.
"Gue Bara. Kalo balik sekolah langsung pulang, jangan keliaran. Masih bocah aja belagu" Ya lelaki bernama bara itu menatap remeh Gea, Geo dan juga teman teman nya membuat Gea menatap tak suka pada nya. Menarik kata 'pria tampan' lelaki itu bukan style ny.
"Maaf mas, gimana tadi?" Geo melangkahkan maju. Mendapat cibiran membuat Geo meradang. Panas di hatinya belum semuanya tertuntaskan.
"Gue masih muda jangan panggil mas."
"Tapi cara bicara mas, tadi kaya orang tua." Kali ini Gea berceletuk.
Bara yang sebelumnya tengah menyeka darah di bibirnya menatap sosok yang tadi sempat membuat Bara terlena, namun melihat gadis itu memakai baju SMA membuat ia mengurungkan niat nya menjadikan nya target. Ia butuh wanita yang lebih dewasa bukan anak baru gede seperti gadis di depannya.
"Ya, gue emang tua. Tapi dari kalian semua kita mungkin cuma beda yaa 5 taun lah. Gue belum terlalu cocok di panggil mas." Geo dan Gea mendengus bersama an.
Bara beralih menatap kaki gadis di depan nya. Berdarah, cukup banyak hingga mengenai kaus kaki yang ia kenakan. Jika Bara menilai gadis di depan nya ini juga sosok gadis baik baik, yaa gadis yang sungguh mengikuti aturan sekolah. Rok pas pas lutut, tak terlalu ketat, sepatu hitam dan dasi yang masih menyangkut di lehernya. Ya siswa yang patuh.
"Kaki lo nggak papa?" Berubah, Bara merubah nada bicara nya menjadi lebih lembut. Gea kembali menatap nya bingung.
"Nggak papa, ini cuma luka gores aja." Bara mengangguk, berjalan menuju mobil dan mencari sesuatu di sana. Sedangkan Geo dengan sigap berjongkok di depan Gea menyingkap sedikit rok.
"Gores kata lo?? Gores mana yang bisa buat darah lo merembes gini?"
"Itu luka gores yo, lo jangan lebay deh."
"Nih pake." Bara memberikan plaster luka. Geo pun dengan cepat mengambil nya dan memasangnya di luka Gea.
"Anjir sakit yo. Lo mo nambah luka ha?" Protes Gea saat Geo tak sengaja menekan memar di sekitar luka nya.
"Lebay amat lu maimunah."
"Ya udah gue pamit dulu. Bye Gea." Bara tersenyum manis sambil menatap Gea yang masih menatap nya. Gea pun mengangguk dan membalas senyum nya.
Geo berdiri.
"Kita cabut juga. Yok ya, bunda udah nyariin" Mobil yang di kendarai Bara sudah melaju. Gea mengangguk dan mengikuti Geo ke motornya. Motor sport hasil tabungannya sedari SD kelas 6.
•~•~•
"Gue nggak tau apa yang buat gue mau buat ngikut lo taruhan. Tapi harusnya gue tau kalo Bara emang bener bener fakboi." Galih menatap tak tega pada PS yang baru ia beli 1 minggu yang lalu. Yang akan berpindah tangan pada Bara.
"Lu enak PS. Lah gue?? Dia padahal udah kaya, tapi masih aja minta beliin motor. Kan bangsat." Revan menatap nanar motor baru yang baru ia beli kemarin.
"Gue kira dita sama Bara bakal langgeng njir lebih satu bulan. Tapi sial banget malah pas. Kurang ajar emang si bara." Galih menggerutu kesal. Andaikan Mereka putus lebih dari satu hari saja. Mungkin saat ini PS nya masih ada di dalam rumah.
Bara baru saja menuruni mobil nya. Banyak cewe cewe di antara anak fakultas kedokteran menatap nya berbinar. Ya walau gaya dan sikap yang suka mempermainkan wanita, namun ntah lah apa yang mendorong nya untuk memasuki dunia kedokteran. Sedangkan ke dua teman nya mengambil jurusan manajemen, mereka itu satu satu nya pewaris keluarga mereka, sedangkan Bara, ia masih memiliki kakak yang saat ini menganut bisnis keluarga.
"Woi.. mana nih barang-barang gue?" Ucap bara sesampainya di meja yang di duduki kedua teman nya.
Galih mengeluarkan kotak yang berisi perlengkapan PS terbarunya. Dan Revan yang memberikan nya kunci serta surat surat nya.
"Lo bawa mobil?" Ucap Revan. Bara mengangguk.
"Terus gimana lo mau bawa motor ny?" Bra terdiam sebentar.
Ia bersmirk.
"Ntar gue suruh babu gue yang nganterinnya" galih menggelengkan kepalanya menghadapi sifat Bara.
"Btw nih bar, lo habis di begal di mana?" Tanya Galih saat melihat luka yang berada disudut bibir Bara. Lebam yang tak sedikit pun menuruni tingkat ketampanan nya itu berhasil mengalihkan percakapan sebelum nya.
Bara tersenyum tipi, yaa mengingat lebam ini membuat nya mengingat sosok gadis yang kemarin ia bantu.
"Nggak, gue habis nolong in orang." Revan dan Galih saling berpandangan. Sosok Bara?? Perduli dengan sekitar?? Bahkan saat bara mengungkap jika ia ingin menjadi dokter membuat kedua teman nya ini menganga tak percaya.
"Sejak kapan hati nurani lo berfungsi bar?" Tanya Revan heran. Bara terkekeh.
"Sejak gue di tampar sama Stefani." Jawab bara di barengi kekehan.
"Gila bar, kek ny dah gila lo." Ucap Galih.
"Ya udah gue cabut dulu. Ada kelas gue hari ini." Bara berdiri dan pergi meninggalkan kedua teman nya yang masih di liputi kebingungan.
Sedangkan bara tengah tersenyum manis, menebar pesona.
'target selanjutnya. Bianca.'
•~•~•
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKBOI
Teen FictionKata kata Fakboi, Brengsek dan Bajingan emang nggak bisa lepas dari si Bad boy universitas Sanjaya. Memakai pakaian yang tak di bilang murah membuat cewe cewe yang melihat mendekati nya dengan sendiri. "Kenapa sih Semua cowo itu sama aja.. sama sam...