-1-

372 21 5
                                    

Pandangan seorang pria tengah fokus menatap tumpukan berkas-berkas penting. Tangannya tidak berhenti bergerak untuk mengecek satu persatu dari berkas tersebut. Hingga, tangannya tetsebut terhenti karena seorang pria yang tiba-tiba masuk kedalam ruangannya, tangannya terdiam.

"Tsk! Chan lo bisa' kan ketok pintu dulu?Main nyelonong aja!" Decakan kesal dan tatapan tajam itu dilayangkan untuk pria yang tiba-tiba masuk dan menampakkan senyum cengengesan.

"Ya maaf Hun. Gue bawa kabar penting nih buat lo."Dengan cepat pria itu sudah menyerahkan sesuatu berupa kertas yang berisikan data-data lengkap.

"Sesuai permintaan lo. Itu biodata cewek yang lo minta. Gue jamin dia masih 100% perawan belum terjamah sama siapapun. Mantep gak tuh?"pria yang menggunakan jas hitam tersebut tersenyum penuh arti, menaik-turunkan alisnya dengan bibir uang melengkung.

"Kerja bagus. Minggu depan cek rekening lo. Udah sana pergi!"wajah pria tersebut tersenyum senang. Lalu dengan cepat ia menaruh biodata tersebut ke dalam tas kerjanya.

"Gitu doang? Gak mau informasi lebih lagi nih? Tsk, sia-sia gue buntutin tuh cewek demi cari informasi lebih dan sampe batalin Dinner gue sama Wendy, dan lo Hun gak bilang terima kasih gitu ke gue?"protes pria bernama Park Chanyeol tersebut.

"Informasi lebihnya apa?"tanya Sehun to the point.

"Gue bakal kasih tau. Asalkan lo sewa kamar hotel bintang lima buat gue sama Wendy besok malam."Chanyeol tersenyum puas.

Sehun mengepal jemarinya lalu melemaskannnya kembali.

Park Chanyeol atau kerap disapa Chanyeol adalah pria berusia 30 tahun yang merupakan sahabat kecilnya. Segala sesuatu yang baik dan buruk sudah Sehun ketahui mengenai Chanyeol dan begitupun sebaliknya Chanyeol pada Sehun. Bahkan Sehun pun mengetahui bahwa Chanyeol dulu selalu pergi ke rumah bordil untuk menyewa seoranhg jalang disana. Tapi perlu diinformasikan sekarang bahwa Park Chanyeol yang dulu bukan lah Park Chanyeol yang sekarang karena sahabatnya kini telah berubah. Chanyeol sahabatnya kini adalah pria setia yang begitu sangat mencintai istrinya. Ya, sejak Chanyeol bertemu dengan Wendy hidup dan sifat sahabatnya begitu berubah drastis.

"Iya gue sewain. Jadi suami kok gak modal buat nyews hotel doang?!"ketus Sehun, pria itu meraih ponselnya dan mulai mengirimkan pesan pada seseorang melalui ponsel mahalnya.

"Cepet buruan ngomong. Informasi lebihnya apaan?"Tanya Sehun yang mulai penasaran. Tapi dengan jelas pria tampan tersebut masih memasang wajah datar khasnya.

Drrt...
Drrtt..

"Jadi cewek itu lagi butuh da—,"ucapan Chanyeol terputus.

Chanyeol merogoh ponselnya yang bergetar di dalam celananya. "Bentar yak. Sayangnya gue nelpon."

"Halo"

"Halo. Iya Sayang ada apa?"

"Sayang kamu jam berapa pulang?"

"Ini juga mau pulang sekarang."

"Cepetan aku mual lagi"

"Sabar ya. Tahan dulu ya Sayang, aku gak lama kok di kantor."

"Uhuk...uhuk."

"Aku pulang sekarang. Tungguin aku sayang." Ucap Chanyeo final sambil mematikan sambungan telepon.

Sehun yang sedari tadi menyimak obrolan lewat telepon sahabatnya dan istri sahabatnya tersebut merasa kesal.

"Hun, gue kayaknya harus pulang sekarang. Gak apa-apa kan. Besok gue janji bakal kasih tau informasinya. Istri gue kambuh lagi."ucap Chanyeol dengan raut wajahnya yang panik.

Sehun menggelengkan kepalanya. Otaknya sudah dapat menebak apa yang terjadi dengan istri sahabatnya tetsebut. Sangat mudah ia tahu. "Jangan keseringan makanya, keknya mau nambah lagi bini lo."ucap Sehun asal yang membuat Chanyeol mengerutkan keningnya.

"Maksud lo?"

"Udah sana buruan lo pulang! Masih aja berdiri disini, kasihan bini lo!"bentak Sehun yang langsung diangguki Chanyeol. Pria itu pun tenggelam dibalik pintu besar ruangan Sehun.

****

Seorang gadis menatap sendu kearah seseorang anak laki-laki yang tengah terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit. Gadis itu menghapus bulir air matanya yang menetes.

"Kakak akan cari uang buat kamu, dik."lirih gadis itu sambil menggenggam tangan yang terasa begitu dingin.

Kedua manik matanya enggan untuk berpaling. Bola mata gadis itu masih setia menatap kedua bola mata yang terpejam seolah tak ingin terbuka.

Tok

Tok

Gadis itu menoleh kearah pintu. Kembali menghapus air matanya yang sudah berjatuhan dengan cepat.

"Masuk"

Seorang perawat muncul dari balik pintu. Senyuman hangat gadis itu berikan pada sang perawat.

"Maaf nona. Jam untuk berkunjung sudah habis." Ucap perawat tersebut dengan sopan.

"Iya." Sahut gadis itu. Mengecup terakhir kali dahi sang adik sebelum ia keluar dari kamar rumah sakit tersebut.

Cup

"Besok Kakak akan kesini lagi. Kakak pulang dulu."ucap gadis itu menampilkan senyum hangatnya pada sang adik yang masih terbaring dengan mata terpejam.

"Saya permisi, Suster." Ucap gadis itu lalu keluar dari ruangan tersebut.







Halooo!!! Aku comeback

Typo?comment

Kalo suka vote dan comment. Bubay—-

Ttd: ayusaras

Just Need A Baby [Hunrene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang